Bima mendapatkan pesan dari Auris untuk menunggu diparkiran karena Auris tidak mau banyak yang melihat jika Bima ingin langsung menunggunya didepan kelas Auris.
Sekitar 20 menit Bima menunggu dan baru saja ingin menelepon Auris apa ada masalah lalu Bima malihat Auris berjalan kearahnya sembari melihat kanan dan kiri takut ada anak kelasnya atau fans Bima yang melihat.
"Nih dipake helmnya, maaf aku bawa motor karena nggak tau kamu minta antar." Auris menganggukan kepalanya dan menerima helm yang Bima berikan. Untungnya Bima bukan tipe cowok yang suka motor gede, Bima hanya menggunakan motor matic dengan model seperti vespa.
"Udah?" Tanya Bima saat merasa Auris duduk dibonceng motornya. Bima melirik Auris dari spion motornya dan melihat Auris beberapa kali membetulkan rambutnya.
"Udah belum Ris?" Auris tersadar jika Bima sedang memperhatikannya lewat spion lalu Auris menatap spion dan menganggukan kepalanya.
"Jangan ngebut Kak." Ucap Auris dan Bima hanya tersenyum, lagi lagi senyuman itu membuat Auris merasakan panas pada wajahnya.
Dalam perjalanan Auris tidak berani menyentuh Bima, dirinya hanya berpegangan pada bagian motor Bima untung saja Bima bukan melajukan motornya dengan kencang.
Sekitar 20 menitan Bima dan Auris sudah sampai dirumah Auris, Auris turun dan melepas helmnya lalu merapikan rambutnya yang berantakan akibat angin.
"Nanti aku jemput jam berapa Ris?" Tanya Bima
"Jam 7 aja kak" Bima menganggukan kepala dan melihat rumah depannya yang cukup sepi.
"Kok rumah kamu sepi banget? Mama kamu mana?" Auris diam tak menjawab, Auris sangat benci jika ada orang lain yang menanyakan orang tuanya
"Udah ya kak, makasih. Ketemu pas jam 7 aja" tanpa mendengarkan jawaban dari Bima, Auris masuk kedalam rumahnya.
Bima hanya mengerutkan dahinya sebenarnya ada apa dengan gadis itu ingin bertanya lebih lanjut namun Bima pikir ini belum saatnya.
Bima pun meninggalkan pelataran rumah Auris.
Auris didalam rumah mengawasi Bima yang terheran heran melihat dirinya, Auris hanya belum siap jika memberitahu hancurnya keluarganya. Dirinya belum bisa terbuka seperti anak anak yang melupakan masalah keluargnya begitu saja.
Auris tidak melihat Nevan dirumah namun Shaheen duduk santai didepan tv dan Auris menaikkan alisnya ketika melihat kaos Nevan di gunakan oleh Shaheen. Shaheen pun menyadari kehadiran Auris lalu tersenyum lebar
" Hello sist!" Sapa Shaheen.
"Hai Sha," balas Auris lalu Auris menatap kaos yang di gunakan Shaheen dengan ketara membuat Shaheen terkekeh kecil lalu mengangkat baju itu sedikit.
"Aku udah bilang Nevan kok" Auris menganggukan kepalanya lalu berajak kekamarnya
"Ris! Aku beberapa hari nginep disini ya," ucap Shaheen menghentikan langkah Auris.
"Iya Sha, tapi boleh tau kenapa kamu nginep?" Tanya Auris karena Nevan tidak pernah membiarkan temannya untuk menginap dirumah mereka.
Sha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Emm..gimana jelasinnya yaaa." Sha lalu mendekati Auris dan mencoba menyentuh rambut Auris namun Auris reflek gerak mundur menghindari Sha. Sha hanya tersenyum
Auris pun menyimpulkan senyuman Sha sebagai jawabannya. Nevan sepertinya ingin dirinya kembali seperti dulu sebelum kejadian itu terjadi.
Malamnya Bima bercermin beberapa kali ada memastikan jasnya rapi,pesta ulang tahun Mita diadakan di hotel ternama dan tamu undangan menggunakan baju semi formal contohnya dirinya yang menggunakan jas berwarna navy dan jeans navy yg sedikit gelap lagi serta kaos hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senior
Romance" Kamu suka sama saya?" Tanya Bima yang membuat Auris heran "Saya nggak suka kakak kok ! "Sahut Auris berani hal ini membuat Bima tersenyum manis "Kalo saya yang suka kamu ? " Pertanyaan itu membuat Auris melongo tak percaya bahkan kakak kelasnya it...