Don't forget to play video on mulmed.Lea berdiri diambang pintu kamar Dipta. Helaan nafasnya terdengar tatkala melihat pemandangan Dipta yang masih bergelung dibawah selimut tebalnya. Ia sudah menduga hal ini setelah lebih dari 30 menit menunggu Dipta yang tak kunjung datang menjemputnya. Itu sebabnya ia langsung menyusul Dipta di kontrakan daripada menunggu lebih lama apalagi ponsel Dipta juga tidak aktif. Fyi, kemarin Dipta menyetujui permintaan Mamanya.
Lea tidak habis pikir, kenapa juga Dipta menuruti permintaan Mamanya disaat dirinya membutuhkan waktu istirahat yang lebih. Lea sudah melarang, meminta Dipta untuk lain kali saja menuruti permintaan Mamanya tapi Dipta bersikeras untuk menurutinya. Bahkan laki-laki itu langsung menghubungi Mamanya dan mengatakan jika sabtu ini Dipta akan berkunjung ke rumah. Lea tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut, mau membatalkannya pun tidak mungkin. Dipta sudah terlanjur menghubungi Mamanya kalaupun kunjungan hari ini dibatalkan Mamanya pasti akan kecewa. Terlebih lagi Dipta juga sudah berjanji. Mengutip perkataan Dipta kemarin, katanya -laki-laki itu yang dipegang kata-katanya kalau sudah bilang janji ya harus ditepati. Dan setelah dipikir-pikir mungkin alasan Dipta menuruti permintaan Mama juga karena laki-laki itu tidak mau ingkar janji ataupun mengecewakan Mamanya.
Perlahan Lea mendekati tempat tidur Dipta, ia berjongkok disisi tempat tidur. Kedua manik matanya mengamati wajah damai pacarnya yang tertidur pulas. Meski samar, Lea bisa melihat guratan lelah yang tergambar di wajah Dipta. Rasanya ia tidak tega menganggu waktu tidur laki-laki itu. Apalagi ia tahu dari Saka jika Dipta baru pulang dini hari tadi, Saka tidak tahu tepatnya jam berapa. Saka hanya tahu Dipta baru tidur sehabis sholat subuh. Pantas jika sampai waktu menunjukkan pukul 9 pagipun, Dipta masih belum bangun. Laki-laki itu memang kurang tidur sejak beberapa hari lalu.
Tangan Lea terulur mengusap rambut Dipta yang jatuh mengenai kening. Bibirnya kembali tersenyum, melihat wajah tidur Dipta yang terlihat sangat polos seperti bayi -putih bersih. Tangannya bisa merasakan tekstur permukaan kulit Dipta yang halus untuk ukuran seorang laki-laki membuatnya enggan melepaskan tangannya dari wajah Dipta. Hal itu membawa ingatannya kembali ke percakapannya dengan Ayu sewaktu mengantar gadis itu ke halte bus beberapa waktu lalu.
"Lea, Kak Dipta itu perawatan atau pakai krim apa gitu gak sih?"
"Maksud lo gimana?"
"Maksud gue, Kak Dipta tuh perawatan atau pakai krim apa gitu gak buat kulit wajahnya? Soalnya kulit wajahnya Kak Dipta tuh bersih gitu bahkan lebih bersih dari kulit gue yang notabene cewek. Padahalkan kata lo, dia sering praktek lapangan otomatis intensitas terpapar sinar matahari sama debu itu lebih banyak tapi kok wajahnya tetep bersih-bersih aja."
Waktu itu Lea hanya diam, bingung sendiri harus menjawab apa. Setahunya Dipta hanya memakai produk pembersih wajah khusus laki-laki, pelembab wajah, deodoran dan pelembab bibir yang bermerek sama dengan miliknya. Tidak ada produk khusus yang dipakai oleh Dipta. Bisa jadi ini karena faktor gen, mengingat keluarga Dipta dari mulai Ayah, Bunda dan kakaknya -Alen hingga adik laki-laki Dipta, mereka semua memiliki wajah yang tidak jauh beda dengan Dipta. Satu kata yang mungkin mewakili gen keluarga Dipta yaitu menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of... ✔
FanfictionHanya sepenggal kisah antara dua anak manusia yang sedang mengarungi perjalanan cinta bersama-sama. Kalea Satya Wardani Pradipta Enggar Bagaskara Wanna know their story?