Chapter 3

523 63 4
                                    

Seperti janjinya tempo hari untuk mempertemukan Dipta dengan Arin dan Ayu. Hari ini mereka berkendara menuju salah satu kedai kopi langganan Dipta yang tidak jauh dari kontrakannya. Sejak kejadian di warung ayam geprek, Lea selalu mendapat teror dari Arin yang menanyakan kapan dirinya bisa bertemu dengan Pradipta Enggar Bagaskara. Sejujurnya, Arin sudah tidak sabar untuk bertemu Dipta. Jangan salah paham, ia hanya ingin tahu seperti apa pacar sahabatnya itu. Mulutnya sudah gatal ingin menanyakan banyak hal pada Dipta.

Dibandingkan Arin, Ayu lebih kalem tidak menuntut Lea untuk segera mempertemukannya dengan Dipta. Ia paham jika Dipta pasti sedang sibuk-sibuknya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Banyak hal yang harus dikerjakan Dipta makanya ia hanya menunggu Lea mencarikan waktu yang tepat untuk bertemu.

Sesampainya di kedai kopi, Lea mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Dipta yang ternyata sudah datang terlebih dahulu. Lea melambaikan tangan dengan senyum lebar begitu melihat Dipta. Arin dan Ayu mengikuti Lea, tiba-tiba saja mereka berdua merasa gugup.

"Lhoh Bang Saka?" Lea terkejut ternyata disitu juga ada –Saka- teman satu kontrakan Dipta.

            "Cowok lo yang ngajakin gue ikut, katanya dia gak mau akward sendirian," Saka buru-buru mengklarifikasi keberadaannya, takut jika Lea tidak nyaman dengan keberadaannya disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cowok lo yang ngajakin gue ikut, katanya dia gak mau akward sendirian," Saka buru-buru mengklarifikasi keberadaannya, takut jika Lea tidak nyaman dengan keberadaannya disini.

"Santuy kali, Bang," Lea mendaratkan dirinya ditempat duduk yang berhadapan dengan Dipta.

Arin dan Ayu tetap berdiri mematung ditempat. Mereka benar-benar tidak percaya bahwa sahabatnya memang pacar dari seorang Pradipta Enggar Bagaskara. Lea tidak berbohong dan mereka juga tidak bisa berbohong jika Dipta benar-benar terlihat sangat menawan jika dilihat dari jarak sedekat ini. Pantas saja Lea tidak pernah berminat untuk bergosip tentang mahasiswa ganteng lha wong cowok Lea saja semenawan ini. Benar-benar makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah Dipta ini.

"Maaf Ta, mereka berdua emang suka jadi patung lilin dadakan kalo liat orang cakep," celetukan Lea sukses membuat Dipta dan Saka tertawa ngakak. Ditambah wajah kedua sahabat Lea yang sedari tadi memang cengo menatap dirinya tanpa berkedip. Seperti tidak pernah melihat orang tampan saja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Story Of... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang