Last or Future? 2.

4 0 0
                                    

dio masih terngiang dengan perkataan hana yang melarangnya bertindak sendiri apa lagi menyangkut nyawa. dia pun merasakan hal aneh saat tatapanya bertemu dengan tatapan tajam seorang hana. Disisi lain hana sedang mondar mandir menahan rasa kawatir sekaligus penasaran apa yang akan terjadi.

" kenapa? mondar mandir?" tanya ella yang tengah pusing melihatnya.

"khawatir gue sama..." kata hana.

"dio cs?" potong ella yang tepat sasaran. hana hanya mengganguk.

" udah biasa mereka kan bad boy" ucap ella.

Di rooftop..
untuk pertama kalinya leo melihat seorang dio hanyut dengan fikiranya. Meskipun sudah berkonsentrasi tapi ia tidak dapat masuk ke dalam pikiran sahabatnya itu.

"mikirin apa lo?" tanya leo. dio masih tidak merespon. merasa terabaikan akirnya leo menepuk bahu dio yang membuat empunya terlonjak.

"lo?" ucap dio menyembunyikan segala beban pikiranya sekarang.

"mikirin apaan? untuk pertama kali sampai nggak sadar ada gue? ditanyai diem aja.. gue masuki fikiran lo nggak bisa" oceh leo

"hana adek lo?" tanya dio yang membuat leo melongo. dulu ia sudah bilang ke dio kalau hana itu adiknya dan sekarang malah menanyakan yang hal yang sama.

"kenapa?" tanya leo

"dia bisa lihat masa depan?" tanya dio yang lagi-lagi membuat leo terkejut.

"enggak.. dia bisa liat masa lalu orang kecuali dirinya tapi nggak bisa liat masa depan" jelas leo.

"kenapa lo tiba-tiba nanya tentang hana?" tanya leo. yang ditanya hanya menghembuskan nafas berat dan mulai bercerita.

pengelihatan dio saat mentaap hana..
"kak leo.." pangil seorang anak perempuan lucu yang sedang asik bermain di halaman.

"apaan?" tanya seseorang yang dio kenal yaitu leonard sahabat karibnya.

" itu apa kak?" respon anak gadis itu menunjuk sosok putri jawa yang tengah menatapnya penasaran dan tersenyum.

" apaan si eora? mana?" kata leo yang tampaknya tidak melihat sosok itu.

" KAK ITU.. DIA KESINI KAK" teriak gadis itu saat sosok itu mendekat dan semakin dekat dengan tampilan lebih mengerikan menurut dio ada bercak darah, sayatan, kulit pucat.
gadis itu semakin ketakutan dan menanggis semakin menjadi. sedangkan leo panik bukan kepalang melihat keadaan anak gadis itu.

"dek udah jangan nangis" kata leo panik. leo tidak melihat apa pun meskipun ia mempunyai kelebihan dapat melihat mereka yang tak kasat mata. disisi lain gadis itu semakin takut saat sosok itu mulai mengulurkan tanggan nya.

" KAK LEO!!?" pekik anak perempuan itu sambil berlari tak tau arah. Dari lain arah sebuah truk melaju kencang dan menabrak tubuh mungil nya.

" awas!? leo adek lo.." teriak dio namun seperti tak terdengar sampai ada yang menepuk tangannya hingga dio tersadar sempurna.

'apaan itu tadi' batin dio.

mendengar hal itu leo tetap dalam diamnya. fikiranya menerawang masa lalu saat adik semata wayangnya itu harus kehilangan separuh ingatannya dan menjadi lebih pendiam.

" lo bisa liat masa lalu adek gue?" tanya leo menatap lekat sahabatnya itu.

Dio hanya berusaha menyerap pertanyaan yang barusan ia dengar. melihat masa lalu? dia pernah mendengar hal itu tapi selama ini dio hanya dapat melihat masa depan. Tiba-tiba terlintas perkataan hana yang mengatakan bahwa mereka terikat bukan hanya sekarang, dulu maupun nanti.

" mungkin itu kebetulan" batin dio

" lah? kok malah nglamun?" ucap leo. Dio hanya menggeleng pelan.

Sampai saat yang di takutkan hana tiba. Rasa kawatir semakin menyelimuti pikiran hana. Mungkin sekarang keadaan masih sangat eksklusif sampai bunyi audio menggemparkan lingkungan sekolah.

" pengumuman untuk seluruh siswa, staff dan karyawan sekolah berkumpul di ruang aula tertutup sekarang juga... tanpa kecuali "

seluruh penghuni kelas sudah menuju ke aula kecuali dio dan hana yang sedang berdebat.

"lo ke aula" ucap dio dingin

" lo juga harus ikut gue ke aula!?" kata hana tak kalah dinggin

"lo ke aula tertutup sekarang juga! disini itu BAHAYA!?" kata dio yang mulai naik pitam

"KARENA BAHAYA LO HARUS IKUT GUE KE AULA GERHANA DIO!!" pekik hana. Dio tertegun mendengar hana menyebut lengkap namanya bahkan macan putihnya hanya diam menunduk melihat aura hana berubah menjadi lebih pekat.

" lo ke aula tertutup sendiri apa perlu pakek cara kasar!?" ancam dio dengan menaikan satu oktaf suaranya.

"NDAK LO HARUS IKUT GUE KE AULA SEKARANG DAN NDAK..." pekik hana yang terpotong karna mendapat pukulan telak seorang dio yang membuat hana pinsan seketika. ia segera membopong tubuh hana ke aula tertutup. sampai di aula tertutup ella yang melihat keadaan hana langsung datang dengan suara toa.

" hana kenapa!? kok bisa kaya gini lo apain?" cecar ella yang melihat hana tak sadarkan diri di gendongan dio.

"tidur" ucap dio datar

"jaga dia jangan sampai dia keluar dari sini apapun alasannya!?" lanjut dio dingin penuh kekawatiran yang membuat ella heran. ella baru pertama kalinya dio berucap sepanjang itu.

God's Right HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang