meet 2.

8 2 0
                                    

Lagi-lagi macan itu megaung lagi. Tubuh hana menengang kaku seketika.

“pergi jangan nganggu dia” ucap dio datar dan ajaib macan itu hilang.

“bisa liat?” tanya dio memastikannya. Hana masih terkaku memahami situasi.

“tenang dia ngak akan nyelakain lo” ucap dio dengan wajah datarnya. Namun tersirat ketulusan di dalamnya.

“kok nurut?” ucap hana spontan yang baru sadar dari keterkejutanya.

“ke tempat biasanya” kata dio sambil berlalu dari ruangan itu. Hana hanya mendengus kesal melihat kelakuan asli dio saat ia kembali ke tubuhnya.

'coba aja kalo gue tau lo bakal sombong gini ngak bakal gue bantu' batin hana kesal bukan main.

“tempat biasa mereka dimana?” tanya hana dan ella menggeleng tidak tau.

“tanya kak leo kali ya?” batin hana.

Kring... kring... kring... bel istirahat berbunyi. Hana membuka handphone dan mengirim pesan ke salah satu nomor di sana.

Hanasya. L
Kak leo dimana?

Leon.ard
Di tempat biasa nongkrong sama yang laen napa?

Hanasya. L
Ngak, gue cuma mau kesana ketemu
temen lo yang unik kaya es.😑

Leon.ard
Gpp sini aja naik ke balkon sekolah😉

Hanasya. L
Oke otw😊

Leon.ard
👍

Ia menutup handphone nya dan menuju ke tampat kakaknya itu.
Ditempat leon...

“lo ada urusan apa sama cewek?” tanya leo kepada Dio yang membuat seluruh sahabatnya kini menatap mereka lekat.

“cewek?” beo dio dan yang lain kompak. Leo mencoba menajamkan fikiranya untuk membaca fikiran sahabat-sahabatnya itu.

“oh..” saut dio yang membuat mereka di sana melongo.

“tapi gue yakin lo ada urusan sa...”ucap leo terpotong karna kehadiran hana.

“ehm...sorry nganggu ya?” kata hana dengan bergerak canggung.

“ikut gue” ucap dio yang membuat semuanya melongo kembali dan hana mengikutinya begitu saja.

“kenapa?” tanyaku

“kucing yang tadi temanku” ucap dio

“kucing?” beo hana

“yang tadi membuat lo nyaris pingsan” katanya datar tanpa memutuskan tatapanya.

“macan putih tadi lo bilang kucing?” pekik hana tanpa membalas tatapan dio. Jujur ia merasa aneh setelah kedua netra meraka beradu.

“imut kan?” celetuknya

'buset... nih orang waras ngak sih macan putih se serem itu dibilang kucing imut' batin hana yang mulai naik pitam

“of to the point apa yang ingin lo omongin lagi?” kata dio.

“kok tau?” ucap hana pelan. Dio hanya terkenyit binggung dan menahan tawanya.

“gue tau masa depan.” Ucapnya yang bagai petir di siang bolong. Kata itu yang menurut hana tidak lucu bahkan kurang logis.

“ngak lucu lo”saut hana seraya terkekeh.

God's Right HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang