Hana's and 'they' 1.

5 0 0
                                    

Belum lama setelah kejadian itu. Kelebihan hana semakin terlihat. Saat mapel sejarah berlangsung, konsentrasinya terpecah begitu saja. Tiba-tiba tersium aroma darah yang begitu pekat, terdengar rintihan lirih yang begitu menyayat hati.

"Ell? Lo nyium bau aneh nggak si?"tanya hana. Ella hanya mengeleng pelan.

"Beneran?" Lanjutnya memastikan. Ella hanya mengganguk pasti.

Hana pun mulai bergerak gelisah. Pluk.. sebuah kertas mendarat mulus di depannya. Hana pun membukanya perlahan..

Nggak usah di tanggepin..
Mereka hanya ingin kenalan..

'Siapa sih?' Batin hana.

"Kenapa lo? Dari siapa?" Tanya ella yang melihat perubahan dengan sikap hana yang di tanggapi gelengan pelan dan kembali konsentrasi dengan ocehan guru sejarah di depan.
Tanpa disadari tiba- tiba seorang siswi berteriak histeris tak sadarkan diri langsung menyerang dio.
Hal itu spontan membuat keadaan kelas menjadi ricuh. Dio mengerang kesakitan sedang kan yang lainnya tidak berani mendekat karna bau anyir yang begitu kuat.

"Sadar woy!!" Teriak dio memberontak. Dio pun semakin terpojok mau tak mau hana ikut turun tangan saat ini jika tidak maka akan semakin menjadi. Hana pun menahan gerakan gadis itu. Gadis itu pun menjerit dan merintih seolah dio menyakitinya.

"Jangan kaya gini! Sadar!?" Ucap hana tepat di telinga gadis itu

"JANGAN NGANGGU TUGAS KU!?" teriak gadis itu menghentakkan auranya membuat hana tersengkuyung ke blakang. Emosi hana mulai tersulut aura nya pun berubah sehingga dapat di rasakan oleh sekitanya. Sisi eora bangkit saat ini.

"LO.. SADAR!? PERGI DARI TUBUHNYA!?" Sentak hana membuat gadis itu pingsan tak sadarkan diri. Roh yang menempelinya tadi terhentak keluar raga gadis itu. Melihat hal itu dio mencoba menenangkan tetapi anak lain yang di rasuki sosok itu kembali mencoba mencekik hana dari belakang.

"Awas!?" Kata dio berlari namun terkejut karna tangan gadis tadi di hentikan oleh sosok lain. Sosok yang pernah ia lihat di masa lalu seorang hana. Hana pun berbalik menghadap gadis yang ingin mencekiknya masih dalam posisi yang sama. Meronta seolah ingin dilepas tangannya dari cengkalan seseorang yang tak dapat ia lihat.

"Siapa pun yang nolong gue tadi makasih sekarang biar gue yang urus" ucap hana mencekal tangan gadis yang masih dalam keadaan tidak sadar.

"Kita bisa omongin baik-baik jangan kaya gini!?" Lanjut hana menatap gadis itu lekat seolah mencari jawaban dari sana.

Gadis itu pun perlahan tenang dan kehilangan kesadaran begitu pula hana yang ikut tidak sadarkan diri membuat dio spontan menarik tubuhnya kedalam dekapanya. Melihat kondisi nya saat ini dio menyalurkan energinya ke tubuh hana. Tak berselang lama hana pun mulai bergerak dan mengumpulkan kesadarannya.

"Dimana?" Tanya ku melihat ruangan berdominan warna putih.

"Ruang bokap gue" saut suara berat dingin bin ketus milik seorang dio.

"Critain!?!" Sambung dio dengan nada yang sama.

"Harus?" Raspon hana yang di tanggapi yang membuat dio mendengus pelan dan memutar kedua matanya.

"Udah sadar dek? Ada yang sakit? Luka? Pusing? " tanya leo yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Udah adek lo nggak papa" kata dio.

"Idih orang gue tanya adek gue kok lo yang nyaut si?" Sewot leo

"Oh iya kok bisa kaya gini?" Lanjut leo.

"Ada yang kesurupan terus nyerang tuh tembok" terang hana sambil menunjuk sosok dio.

"Lo tu ada masalah apa si?" Tanya hana ke dio. Ia hanya mengangkat bahu acuh seolah tak tahu apa-apa.

God's Right HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang