Hana and 'They' 2.

6 0 0
                                    

Sampai di rumah hana merebahkan tubuhnya dan terlelap. Disisi lain dio di kamarnya di datangi sosok yang ia lihat saat itu. Ketika melindungi hana saat akan di cekik gadis kesurupan.

"Kamu? Ngapain?" Kata dio menghentikan aktivitasnya dengan ekspresi terkejutnya.

"Jaga dia untuk ku.."

"Siapa." Tanya dio saat melihat dinding di samping roh itu menunjukan sebuah tulisan agar menjaga seseorang.

"Kau tau.. aku pernah melihat ku 2 kali kan? Dan jika  kau gagal nyawamu sebagai gantinya.."

" ha?"  Ucap dio yang masih belum memahami maksud roh itu tetapi ia sudah hilang entah kemana.

'Gue tau? Lihat dua kali? Hana? Dia menta gue jagain dia?' Batin dio dengan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Sampai getar notif dari ponselnya.

Leo kampret..
Eh? Dinding!?
Jangan lupa besuk!?
-Hana.

Dio...
Lo!?
Bagi ID line lo!?
Jangan pakek nomer leo!?

Leo kampret..
Iy..
@Eora_Hanasya
+6282331xxxxxx
(Read)

Hana mendengus kesal dan melempar handphone kesayangan kakaknya itu.

"Oe.. DEK!!? KOK ASAL LEMPAR SI" bentak dio mengamankan ponsel   kesayanganya dan membuka line yang tertulis disana.

"Lo!? Ish.. kok gini!?" Grutu leo tak trima saat adik nya mengirim pesan melalui nomernya.

"Udah.. dia tau kok udah gue kirim nomer sama ID line gue juga" kata hana santai.

Tak lama Kemudian notif ponsel hana berdering..

+62831xxxxxx
Sv!?

Hanasya Leora
Saha?

+62831xxxxxx
Gue!

Hanasya Leora
Yg jelas lo saha!?

+62831xxxxxx
Tau..
(Read)

'Tunggu kok gue tau ya!?' Batin hana sambil menyimpan nomer itu. Tak lama kemudian ponselnya bergetar lagi.

Dinding Es.
Dio!?

Dinding Es.
Bawa apa gue!?

Hanasya Leora.
Ha!?

Dinding Es.
Besuk lo perlu apa?

Hanasya Leora.
Cuma perlu dateng doang

Membaca bahasan dari pesannya dio pun mendengus heran. Selama ini ia hanya membawa roh kembali ke tubuhnya bukan membebaskan arwah penasaran dari alam fana.

Hari pun berganti saat yang dinanti pun tiba. Dio cs datang lebih awal dari biasanya dan berkumpul di rooftop bersama dengan hana menunggu kehadiran arwah kak yota.

"Kapan mulai?" Ucap salah satu sahabat leo dan dio yang menyiapkan kamera dengan semangat 45.

"Lo ngapain?" Tanya leo yang mewakili hana dan dio.

God's Right HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang