"Jika kesabaran tidak cukup menyadarkan, mungkin kehilangan akan menyadarkan."
-auliamtminh-Pagi harinyaa
Seyla terbangun dengan memeluk Ibel, dan Alex yang tertidur dengan keadaan duduk. Lucu sih, tapi kalau bangun enggak jadi lucu.
"Enghhh" ternyata Ibel meracau.
Dengan senyum yang mengembang aku memeriksa kembali suhu badannya, ya lumayan masih hangat.
"Enghhh" Ibel kembali meracau.
Dengan pelan, aku menepuk-nepuk pipinya, agar bangun. Biar bisa sarapan kasian sudah jam 8, ya mungkin Prisil sudah pergi kerja, kuputuskan saat ini tidak kerja dahulu. Lagian tadi aku sudah menitip izin kepada temanku di cafe.
"Sayang, ayo bangun dulu yok"
Saat Ibel benar-benar sudah bangun, aku merapikan rambut panjangnya yang berantakan dan mengikat rambutnya, kugendong dan kubawa ke dapur, biar sarapan.
"Ibel, ayo buka matanya sayang" ujarku lembut, mau marah aja enggak bisa, gimana gak bisa kalau udah duduk tapi masih merem, kan gemoyy-gemas.
"Momm I want to eat" Ucap Ibel sambil merem.
"Mommy kasih makan kalau Ibel mau buka matanya" biar Ibel terbiasa buka mata kalau sudah pagi.
Kulihat, perlahan-lahan matanya terbuka dengan sempurna, kuberi senyum yang begitu tulus agar Ibel bisa ceria juga di pagi hari.
"Ibel masih ada yang sakit sayang?" tanyaku padanya.
Ibel menunjuk dahi nya, otomatis kupegang dan yah masih lumayan hangat.
"Okeyy, nanti sembuh sayang. Mom mau buat bubur, Ibel mau?"
Dengan cepat Ibel mengangguk.
"Pintar, tunggu sebentar yah" Ucapku sambil memasang celemek dan mencari bahan-bahan.
"Mom I want to try" Saat aku mengaduk bahan makanan jadi satu, kudengar Ibel yang mau mencoba.
Dengan senyum mengembangnya, aku mengambil Ibel dari kursi dan menggendongnya lalu menyuruhnya untuk memegang sendok sayur yang aku pegang.
"Pintar, anak siapa sih" Seyla menoel-noel hidung Ibel.
Sedangkan Ibel masih sibuk dengan sendok sayur yang ada di tangannya.
"Hati-hati sayang" aku memperingatkan, apalagi Ibel masih sakit. Cukup sudah aku tidak mau lagi dia sakit. Kalau boleh aku saja yang sakit.
_____
ALEX POV
sinar matahari yang menembus gorden, membuat aku membuka mata.
Saat semua nyawa sudah berkumpul, eh buset emang nyawa ada berapa macam?
Maksudnya setelah semua tenaga semua sudah terkumpul, mataku mengedar ke seluruh penjuru nusantara, eh salah lagi maksudnya mengedarkan ke seluruh ruangan. Tidak ada Ibel maupun Seyla.
Kulihat jam tangan milikku rupanya sudah jam setengah sembilan, tidak masalah, toh saya sendiri CEO nya. Iya kan!
Gue sudah berdiri tegak mau gerakin badan, sakit banget soalnya. Tenyata ini rasanya tidur di kursi? selama ini Alex hanya tidur di kasur mewah miliknya.
Saat gue udah mulai gerakin badan, Gue mendengar suara orang tertawa, tidak hanya satu melainkan dua orang.
Karena penasaran, gue mencari sumber suara. Pas dicari ternyata dari arah dapur, kulihat sudah ada Seyla dan Ibel yang memasak bersama.