Malem, temans. Maaf, ya, aku telat update🥰
Athena berjalan masuk ke kediamannya setelah mobil yang mengantarnya pergi. Hari-hari terasa begitu menyenangkan selama beberapa tahun ini. Ada begitu banyak kebahagiaan saat dia memutuskan untuk menuruti keinginan Om Daniel.
"Jadi, pria itu yang membuatmu tidak mau pulang, Athena?"
Athena menoleh dan mendapati Daniel berdiri, bersandar pada sebatang pohon. Wajah tampan omnya benar-benar menunjukkan bagaimana pria itu begitu perhatian merawat diri. Meski telah menduda, Daniel tidak tampak sedih karena beliau sudah merelakan kepergian Tante Ratih.
"Om," kata Athena, "kapan datang?"
"Aku tidak ingat," tukas Daniel, "tapi cukup lama untuk mengawasimu berinteraksi dengan pacarmu."
Athena tidak menanggapi ucapan Daniel. Omnya yang satu itu memang bisa begitu berlebihan menanggapi sikapnya. Terlebih lagi jika menyangkut masa depan. Jelas tak akan ada kata mudah jika berurusan dengan Om Daniel. Omnya bisa sangat garang jika Athena memiliki hubungan dengan pria tanpa mengenalkannya lebih dulu pada beliau.
"Bukan pacar, Om. Hanya teman."
"Sebaiknya memang begitu, Athena. Karena Om merasa dia bukan calon yang cocok untukmu."
Athena melanjutkan langkah memasuki rumah yang beberapa tahun ini dia tinggali. Sebuah rumah yang tak terlalu besar dan terletak di sebuah perumahan dengan lokasi strategis. Asri dengan adanya pohon mangga di depan rumah serta taman tak begitu luas serta bunga-bunga yang tertanam subur.
Om Daniel mengikuti Athena masuk dan langsung duduk di salah satu sofa tunggal. Pandangannya mengelilingi ruangan, meneliti semua yang ada di sana. Matanya mengamati saat Mbak Warti membawa nampan dan menyuguhkan secangkir kopi untuknya.
"Om mau kamu pulang sekarang juga."
Athena terkejut. "Maksud Om gimana?"
"Om tunggu. Ambil barang-barangmu seperlunya!"
"Tapi, Om ...."
"Sudah cukup Om membiarkanmu di sini selama beberapa tahun. Bahkan saat kuliahmu sudah selesai. Dinasmu saja di Malang, kenapa kamu masih betah tinggal di Surabaya?"
Athena tidak bisa berkata-kata. Omnya benar, saat dinasnya ada di Malang, kenapa dia harus tinggal di Surabaya? Sebenarnya Athena juga dinas di rumah sakit, tetapi Om Daniel tidak tahu.
"Tapi, Om ...."
"Kamu bekerja di rumah sakit, kan? Sudah Om pindahkan. Tidak usah risau. Praktikmu juga siap. Jadi, ayo segera berangkat. Apa yang tersisa di sini, biar dibereskan oleh Mbak Warti."
Athena tidak bisa berkata apa-apa jika Om Daniel sudah berbicara dengan nada setegas itu. Sebagai pengganti orang tuanya, Om Daniel memang sangat baik dan perhatian. Beliau tidak membedakan dirinya yang hanya keponakan dengan anak kandungnya sendiri.
***
Athena berlari-lari menembus hujan dan masuk ke klinik. Tidak repot mengibaskan air dari rambutnya, Athena langsung menuju meja di mana ada dua orang perawat yang sibuk mencatat. Salah satu perawat melihatnya terlebih dulu dan berdiri disertai senyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rhapsody
RomanceDemi mendapatkan kembali cintanya, Raphael rela menjadi pasien Athena yang kini sudah menjadi seorang psikolog. Mengambil risiko orang lain akan menganggapnya stres, bahkan gila. Athena menerima Raphael secara profesional meski akhirnya pria itu men...