🍹 5. Di Luar Dugaan 🍹

5.3K 624 101
                                    

Malem, temans. Lama yee update-nya 😄. Maafkanlah, saia bener-bener sok sibuk di dunia nyata. #eaak simak langsung ajalah hasil revisian ini, kuyy 🤭🤭
.
.
Athena menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya. Meskipun tidak memiliki jadwal yang padat, Athena tetap sibuk karena Daniel memberinya tanggung jawab untuk mengelola klinik Aegea, sepupunya. Tidak pernah berpikir untuk mengelola sebuah usaha, Athena berusaha keras untuk memajukan klinik dengan menjalin beberapa kerjasama saling mengubtingkan dengan temannya.

Pagi itu hujan deras mengguyur Kota Malang. Angin bertiup kencang membawa hawa dingin yangbmenusuk hingga ke tulang. Athena masuk ke klinik yang sudah dia perluas setelah menyapa dua orang sekuriti di pintu masuk.

"Bu Athena selamat sore," sapa Ria, parawat jaga bertubuh segar berjalan menghampirinya.

Athena berhenti dan menatap Ria dengan satu alis terangkat. "Ada apa?"

"Ini ada pengajuan dokter baru yang diberikan oleh Bu Aegea. Menurut beliau langsung disiapkan saja ruangannya supaya bisa praktik segera."

"Baik. Dia bawa papan nama?"

"Bawa, Bu."

"Baiklah, kalau begitu saya urus semuanya."

Athena melanjutkan langkah. Bukan ke ruang kerjanya di lantai atas klinik, melainkan mencari Parman, karyawan bagian bersih-bersih yang biasa dia suruh memasang semua papan nama dokter praktik.

Langkah Athena semakin cepat ketika tiba di bagian belakang klinik. Parman sedang duduk satapan di dekat kompor yang menyala. Athena masuk dan meraih gelas di rak atas lalu menuang air mineral serta meneguknya sampai habis.

"Kenapa nggak telpon saya kalau butuh air putih, Bu Athena? Saya kan bisa antar." Parman meletakkan nasi bungkus yang masih sisa setengah.

"Lanjutkan makannya, Mas Parman. Saya cuma mau bilang kalau sudah selesai makan, tolong pasang papan nama dokter yang baru bergabung."

"Dokter Raphael atau Dokter Alfonso?"

Athena langsung menatap Parman. "Dokter Raphael?"

"Iya, Bu. Memangnya Bu Athena belum tahu? Itu malah Bu Gea yang menyerahkan papan namanya."

Athena membuka map yang diserahkan oleh Ria beberapa saat lalu. Matanya melebar membaca tulisan di sana. Dokter Raphael Yoseph Sp.JP. Apakah itu Raphaelnya? Si pria yang pernah menggenggam erat hatinya? Bagaimana dia akan berhadapan dengan pria itu saat rapat berlangsung?

"Bu Athena?"

"Pasang keduanya saja daripada Mas Parman kerja dua kali. Pasien pasti juga nanya dulu kalau mau periksa."

"Baik, Bu."

Athena berbalik dan berniat naik ke ruang kerjanya. Beberapa langkah dari dapur, Athena berbalik dan melihat Parman melanjutkan makannya.

"Lanjut aja makannya Mas Parman," ujar Athena, "saya cuma mau bilang, nanti tolong buatkan jeruk hangat dan antar ke atas."

"Baik, Bu."

Athena berbalik dan melangkah pelan. Memasuki ruangannya, dia segera duduk di kursi setelah membuka jendela dan membiarkan hawa dingin masuk. Matanya tertuju pada map yang dia letakkan. Diraihnya benda itu dan dibukanya. Tulisan yangvtertera di sana tetaplah nama Raphael.

Tidak mungkin ada Raphael Yoseph yang menjadi dokter, bukan? Kalau pun itu memang kebetulan, tentu bukan spesialis jantung karena gelar itu adalah keinginan Raphaelnya. Raphaelnya? Athena merasa begitu ngawur dengan hal yang melintasi benaknya.

Athena meremas rambut dan menyisirnya menggunakan jari. Belum bertemu Raphael saja pikirannya sudah tidak karuan. Bagaimana jika bertemu nanti. Apa pun itu, dia hanya berharap semuanya baik-baik saja. Entah hatinya bisa ditenangkan atau tidak, yang jelas dia harus profesional. Berpura-pura juga tidak masalah, asalkan jaraknya dengan Raphael tetap terjaga.

Love RhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang