00

13.6K 697 7
                                    

"Seperti apakah rasanya bahagia?"

Ah bocah itu benar-benar, bukankah itu pertanyaan retoris? Coba pikirkan lebih rasional lagi, sebab 'bahagia' tiap orang itu tak sama, benar? Tak ada yang bisa dijadikan jawaban umum untuk pertanyaan yang satu itu, karena jawabannya hanya bisa ditemukan dalam diri sendiri.

"Apa bahagiamu?"

Yang ditanya menoleh, menatap paras tegas milik sosok yang lebih tua dari samping, bahunya terangkat acuh.

"Got a hug, i guess??"

Yang lebih tua terkekeh mendengarnya, pelukan, katanya? Maka dari itu, ia bawa daksanya berhadapan dengan raga milik adiknya, Joan, namanya.

"Kemari, Joan, let me hug you tightly."


.

"Apakah aku tak layak menerima kebahagiaan sedikitpun?"

Bukan sebab layak maupun tidak, tapi mungkin karena semua yang ada hanya akan diberikan sesuai takaran masing-masing, bukan berarti juga dengan begitu tidak akan mendapatkan lagi, 'kan? Hanya perlu menunggu, sama halnya seperti saat kita mengantri untuk naik wahana, sekali putar dan selesai.

Apakah hanya seperti itu? Tidak.

Kalau mau, sabarlah mengantri lagi, tidak boleh memaksakan ibarat kita menyerobot antrian itu sendiri, hanya butuh menunggu dengan sabar dan dibubuhi tekad kuat, maka tiket kebahagiaan itu sendiri akan didapatkan.

.

"Kenapa? Kenapa aku harus dilahirkan jika akhirnya hanya disia siakan?"

Karena tidak semua orang mengetahui pasti apa arti 'bersyukur', kau bukan di sia-siakan, kau hanya salah penempatan dan itu menjadi salah satu tantangan hidupmu untuk mendapatkan pengakuan dunia, bahwa eksistensi mu nyata, bukan semu belaka, cari sudut dunia yang menerima mu, maka kau dihargai.

Tidak perlu dipaksakan, hanya butuh diusahakan.


.

"Kenapa aku dilahirkan sebagai aib besar keluarga?"

Tak akan kau dilahirkan jika begitu kenyataannya, mereka hanya denial akan fakta, kau bukan aib, hidupmu milikmu, keluarga tak menerima, tak apa, hidup bukan tentang bagaimana bergantung pada keluarga, melainkan pada Tuhan.

.

"Jika aku tak bisa mendapatkan kebahagiaanku didunia pun tak apa.. asalkan aku akan mendapatkannya di Surga.."

Tidak sepenuhnya benar tapi juga tidak sepenuhnya salah, keyakinan diri saja masing-masing, usahakan untuk menjadi salah satu penghuni impian semua umat itu, Surga, yang katanya indah dan sepertinya memang begitu.

.
.
.

©_whitesth

;

Hai, mau aku revisi besar besaran, namanya juga bakal aku buat lokal.

Yang lupa alur baca ulang aja, ada banyak yang berubah juga soalnya, buat reader(s) baru, selamat datang!!

Semoga masih ada yang minat mampir ya, stay stunned y'all!!

Equanimity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang