; Cacat

4.7K 505 12
                                        

⚠️ Sexual harassment, toxic masculinity, explicit content, rape, mentioning of death, mature scene, etc
---
udah aku ingetin dari awal aku revisi, banyak alur yang aku ubah sebagaimana yang akan disajikan pada chap ini.
Yang tidak nyaman, boleh keluar⚠️
.

Selepas keduanya meninggalkan arena balap, Joan mengikuti Elio kemanapun, persis seperti tuan dan pengawalnya, dirumah Elio yang tak jauh beda dengan rumahnya, dalam artian sepi, namun jauh lebih sepi sebab Elio tinggal sendiri.

Ia duduk dikursi ruang tamu, Elio pamit padanya hendak menjemput teman-temannya yang hendak berkunjung, ia mengiyakan dan disanalah ia berdiam diri sekarang.

Hampir setengah jam sudah lamanya Elio pergi, ia juga tak bisa kemana-mana sebab Elio mengunci semua akses yang sekiranya bisa Joan jadikan cara pelarian, Joan sedikit mengantuk sehingga ia memilih memejamkan mata dengan bersandar pada sofa.

Tak berlangsung lama ia pada posisi tersebut, bahkan kenyamanan yang belum sempat ia temukan, suara gaduh kunci pintu dibuka membuat Joan terjaga.

Dilihatnya bukan Elio, melainkan entah siapa yang juga balik menatapnya, tak sendiri, dua lainnya dibelakang sosok laki-laki itu.

"Ooh ini"

"Cakep, tapi kaya banci"

"Mukanya cupu, cewek banget sih"

Dan yang lain, Joan paham semua ucapan itu ditujukan untuknya, tiga laki-laki itu tertawa puas, lantas ikut mendudukkan diri disofa, salah satu dari ketiga laki-laki itu duduk disebelahnya, namun yang membuatnya heran dan segera menjauh saat tangan itu merangkul pundaknya dengan kurang ajarnya.

"Sinian dikit dong, malah ngejauh" protesnya pada Joan yang sudah memojok

"Risih, lo siapa lagian rangkul-rangkul gue" balas Joan sedikit tak terima, tanpa sadar posisinya yang semakin terpojok itu memudahkan dua laki-laki lainnya menahan pergerakannya tiba-tiba.

Ia melawan jelas, berontak sekuat tenaga, namun seolah percuma, tidak adil, tiga banding satu, ia tetap akan kalah. Kedua tangannya ditahan masing-masing orang, sedang lelaki yang kurang ajar tadi mengangkat kakinya, ia digotong paksa menuju salah satu kamar, lantas kunci diputar dan ia dibanting kekasur.

Tak mau berdiam diri didalam kondisi seperti ini, Joan tendang dada lelaki didepannya, sedikit terhuyung kebelakang, ia mendecih setelahnya memandang Joan remeh.

"Ka, pindah sini gantian"

Yang dipanggil 'Ka' melepaskan pegangan tangannya, lelaki yang menahan sisi kirinya itu beranjak, bertukar peran untuk menahan kakinya.

"Cepet Ga, lama, pegel nih tangan gue" lelaki yang menahan sebelah kanannya protes pada sosok yang sekarang disisi kirinya itu

"Nuga emang lelet, nggak mau sat set"

Oh, namanya Nuga.

"Urusan kalian sama gue apa bangsat! Lepasin!"

"Lah pura-pura bego"

"Langsung aja lah, lama"

Equanimity✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang