Kenalin gue Viona dan ini kisah gue. gue beranjak ke semester 6 dimana setiap mahasiswa wajib untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saat itu pembagian kelompok di atur oleh naungan universitas, terbentuklah kelompok KKN gue yang terdiri dari berbagi Fakultas dan Jurusan yang berbeda.
Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan saat bulan puasa tepatnya bulan Juli. Sebelum kita melakukan KKN di lokasi, terlebih dahulu kita melakukan pembukaan KKN bersama Rektorat, posisi saat itu liburan kuliah sudah berlangsung, dan gue pulkam ke rumah.
Gue berangkat dari rumah ke terminal sejujurnya hati gue udah ga enak, bahkan saat gue naik bis itu gue sekilas melihat kaca depan bis retak dan gue sempat tanpa sadar berkata kalo gue ga selamat tapi gue tepis pikiran itu. Waktu itu bis yang gue tumpangi penuh, jadi gue terpaksa duduk di depan, tepatnya tempat duduk kernet.
Perjalanan keluar dari terminal itu masih aman terkendali, hingga tiba di jembatan dekat POM Bensin posisi di depan bis yang gue tumpangi ada 2 mobil kecil dan 1 bis besar, secara logika walau bis kecil pun untuk melewatinya itu tidak akan bisa, tetapi bis yang gue tumpangi nekad untuk melajukan bisnya menerobos 2 mobil kecil itu dan 1 bis besar, saat hampir bisa mendahului di depan sudah ada truk yang siap menghantam, sopir pun menghantamkan bis ke sisi kiri jembatan, ia di sisi gue berada, gue masih ingat banget itu dan gue tahu bis itu menghantam tiang jembatan, setelah itu sopir membanting setir ke sebelah kanan, setelah itu semua lenyap seketika. Seperti bunga tidur.
Saat gue sadar, gue berada di puskesmas terdekat dari lokasi kejadian kecelakaan, gue mencari keberadaan tas gue, gue berniat untuk menghubungi orangtua gue, gue ga sadar saat itu kepala gue bocor dan darah sudah membasahi seluruh jaket yang gue gunakan. Sampai seorang suster menenangkan gue dan menyuruh gue untuk berbaring di kasur untuk menjahit luka gue, ya gue dapat jahitan 6 di kepala dan 4 di dagu, gue bersyukur gue masih hidup.
Setelah ada orang yang baik hati meminjamkan handphonenya, beberapa satu jam mama datang dengan teman kantornya, disusul oleh papa. Mereka tidak menyangka jika musibah ini terjadi, ya, jika Tuhan memang berkehendak maka terjadilah tetapi ingat Tuhan selalu punya rencana indah dibalik badai. Gue pun dibawa ke RSUD dan langsung dibawa ke IGD. Jika ingat kejadian itu jujur memang keajaiban luarbiasa gue masih hidup, karena saat gue melihat bis yang gue tumpangi, begitu hancur apalagi bagian depan tepatnya bagian kernet tempat yang gue duduki, itu udah hancur parah. Bahkan saat om gue berkunjung di rumah sakit, ia bilang bahwa nyawa gue kayak kucing ada tujuh, selalu beruntung dengan keselamatan, bahkan om gue cerita bahwa tragedi yang terjadi setelah banting setir ke kiri dan terus banting setir ke kanan, bis itu terbalik dan terseret cukup jauh dan berputar 360 derajat. Bahkan om gue bilang bagian tengah bis ada yang meninggal dua orang. Betapa bersyukurnya gue, gue masih diberi nafas dan masih bisa berjalan.
Gue dirawat di RS karena gue kena gagar otak ringan, harus istirahat selama seminggu di rumah sakit, takutnya ada gejala yang membahayakan. Selama gue di rumah sakit, selama itu juga KKN berlangsung, gue hanya memantau perkembangan melalui grup, biasa saja hingga, banyak anak-anak perempuan chat privat ke gue, katanya adanya keganjilan di tempat kami tinggal, jujur gue ga tahu apa itu, sampai satu orang cerita sama gue, yaitu Diana, dia menceritakan duduk permasalahan awal dimana cewek-cewek lagi nongkrong di depan kamar, saat itu magrib, hingga satu orang bernama Dita berkata bahwa ada kuntilanak yang lagi melayang ke arah mereka otomatis anak cewek histeris dan lari masuk kamar, tetapi Dita tetap terpaku di luar, itu sudah keganjilan, namun diabaikan oleh mereka. Setelah kejadian malam itu, banyak perubahan sikap yang terjadi terhadap Dita, bahkan menjelang magrib lagi-lagi terjadi keanehan kepada dita, ia berjalan sendirian menuju kamar mandi lantai 1, sempat di tanya oleh Muiz.
"Dit, lo berani sendiri ke bawah?"
"Iya gue berani ke bawah sendirian!"
Setelah itu berlalu begitu saja, Muiz melanjutkan kegiatannya. Setelah kejadian itu Dita mulai menjadi aneh, ia setiap malam menggereng, gue jujur, gue emang belum kesana hanya menduga bahwa Dita ditempeli oleh 2 makhluk, tetapi gue pendam. Gue hanya bilang bahwa ia di tempeli oleh mbak kunti. Eits, disini gue bukan indigo bahkan gue ga bisa melihat mereka yang tak kasat mata, gue hanya bisa merasakan keberadaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERITA HOROR
HorrorHanya cerita-cerita horor dari pengalaman pribadi dan pengalaman dari teman sekitar #1-hororstory (04/09/20)(22/05/21) (23/11/21)