Melanggar Amanah

489 21 2
                                    

Kisah ini, kisah yang berasal dari temanku
kakak kelasku biasa dipanggil dengan sebutan mbak Plu.
Mbak Plu saat itu tepaksa lembur karena ada penerimaan siswa baru di pondok tempat ia bekerja, ia tidak sendiri ada beberapa teman yang menemaninya, saat itu mereka terpaksa untuk menginap di pondok.

Kyai pernah berpesan kepada guru-guru yang ada, kalau mandi paling lambat setelah magrib, namun pesan itu dilanggar oleh mbak plu dan teman-temannya.
Pekerjaan yang menumpuk membuat mereka harus menyelesaikannya hari itu juga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan kan tengah malam tepatnya jam 1 malam. Agar dapat tidur nyenyak, mereka akhirnya mandi satu persatu.
Saat itu posisi Jumat malam, kewajiban pondok bahasa sehari-harinya memakai bahasa arab atau bahasa inggris, bertepatan hari Jumat mereka harus memakai bahasa arab.
Saat mbak Plu dan teman-temannya mandi. Dan mereka bersebelahan saat mandi
Mbak plu di kamar mandi 1, Nina di kamar mandi 2, dan Neni di kamar mandi 3. Neni selesai terlebih dahulu, Neni bilang ke mb plu dan Nina memakai bahasa arab "Aku udah selesai tak kembali kamar ya"
"oke" jawab mereka bersamaan
Setelah mbak plu selesai dan berpamitan kepada Nina, kalau ia kembali ke kamar, tetapi Nina tidak menanggapi. Di pikir Nina mengiyakan dan Mbak Plu kembali ke kamar.
Tidak lama setelah mbak Plu kembali ke kamar, Nina lari, saat itu rambutnya masih ada busa sampoo sambil nangis.
"Kamu kenapa?" Tanya mbak Plu
Nina pun bercerita

Flash on~

Nina mandi di kamar mandi 2. Dia saat itu keramas, waktu keramas busa shampoo itu kena mata, ia pun merem dan mencari-cari gayung. Saat itu Posisi mata dia perih, dia mendengar kamar mandi 1 yang di isi mbak plu tadi masih ada suaranya. Nina tidak tahu kalau teman sudah kembali ke kamar. Nina mengajak bicara Mbak Plu dan posisi Nina masih di dalam kamar mandi.
"Plu, aku pinjam gayungmu dong, dirimu kan udah selesai mandinya"
"iya sebentar"
"Cepetan mataku perih, gayungmu bawa ke sini"
"Nggak bisa"
"Lho kenapa nggak bisa?" Heran Nina
"Iya, karena aku tidak punya tangan"

Kecurigaan Nina benar, ia sudah merasa  ada yang berbeda dari suara temannya itu. Nina pun berlari dan tidak peduli dengan rambut yang masih keramas.

Flash off~

Itulah cerita Nina, dalam hati Mbak Plu merasa prihatin dan bersyukur bukan  dia yang bertemu dengan setan itu. Setelah itu Mbak Plu, Nina, dan Neni tidak berani untuk melanggar amanah yang diberikan oleh Kyai.

KUMPULAN CERITA HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang