Chapter 2: Senyuman

454 63 0
                                    

Kairosclerosis
🌟🌑🌟

-----

Playlist :
Diddy-Coming Home.ft Skylar Grey🎶

Yoongi melihat kakaknya di antara cela kedua gedung besar itu. Kakaknya, Min Minho baru saja membayar beberapa orang, entah untuk apa. Yoongi tak mau peduli. Yang ia pikirkan sekarang ialah bagaimana caranya agar dapat menghampiri Minho.

Saat membayar minuman di supermarket, Yoongi tak sengaja melihat Minho lalu ia mengikutinya hingga sampai disini. Tempat kumuh di belakang gedung-gedung besar.

Yoongi menguping mendengar pembicaraan Minho dan beberapa pria lainnya.

"Ini uangmu, kerjamu bagus. Lain kali akan kukirim kau sebagai pembunuh bayaran lagi." Minho tertawa. Lain halnya dengan Yoongi yang terkejut mendengar penuturan tak masuk akal itu. Apa maksudnya dengan pembunuh bayaran?

Yoongi masih menguping hingga orang-orang itu meninggalkan Minho yang tengah menelpon seseorang.

Yoongi memberanikan diri mendekati Minho. Terlihat Minho yang membulatkan matanya melihat kedatangan Yoongi yang tiba-tiba. Yoongi menatap tajam pada Minho.

"Na-nanti akan kutelpon lagi." Minho dengan cepat mematikan handphonenya dan kembali menatap Yoongi yang menatap tajam kearahnya. "Yoongi?"

"Kau masih ingat aku rupanya." Yoongi tertawa remeh. Lain halnya dengan dadanya yang bergetar hebat. Ia tak bisa bohong bahwa ia merindukan Minho.

"Aku juga merindukanmu." Minho pergi ke dekat Yoongi kemudian memeluk Yoongi erat. Yoongi cuman diam. Minho masih sama seperti dulu, selalu seenak jidat.

"Aku tidak bilang bahwa aku merindukanmu." Minho terkekeh kemudian melepas pelukan eratnya itu.

"Kau masih sama seperti dulu, gengsian!" Minho tertawa kemudian mengelus pelan rambut Yoongi lembut. "Bagaimana dengan sekolahmu?" Yoongi mengernyit. Ia sudah tidak sekolah lagi.

"Aku sudah lulus SMA." Yoongi menaikkan satu alisnya dan melihat pada Minho yang salah tingkah.

"Oh, aku salah 'ya? Maaf, " Yoongi tak melepas pandangannya dari Minho. "Mau mengobrol di cafè di depan sini saja?" Minho menatap Yoongi penuh harap sampai akhirnya Yoongi mengangguk pasrah.

Menurut Yoongi, bagaimanapun mereka adalah saudara. Semarah apapun Yoongi pada Minho yang meninggalkannya mereka tetaplah sedarah. Ia akan menanyakan semua pertanyaan yang terus terngiang di otaknya.
.

.

"Kau sudah besar rupanya. Aku terkejut saat melihatmu yang melebihi tenang." Minho meneguk kopinya dan tersenyum dalam diam.

Keduanya lebih memilih duduk dekat jendela cafè yang menghadap langsung dengan jalanan kota Seoul.

"Sungguh lucu saat kau hanya memuji pertumbuhanku tapi tidak ikut andil didalamnya." Yoongi berucap setenang mungkin. Emosinya tak terbaca. Minho tertawa. Adiknya benar-benar tumbuh dengan baik.

"Kau benar-benar tumbuh dewasa. Aku sangat berterima kasih pada Bibi Song yang telah menjagamu selama ini." Minho memasang wajah secerah mungkin. Senyum terus terpatri diwajah tampannya.

𝑻𝒉𝒆 𝑲𝒂𝒊𝒓𝒐𝒔𝒄𝒍𝒆𝒓𝒐𝒔𝒊𝒔🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang