5. tears

258 46 28
                                    

enjoy it.

Perasaan Anra campur aduk saat memandang terus punggung pria itu. Ia ingin menghampiri dan memastikan bahwa itu bukan suaminya, Jeon Jungkook.

Dengan membawa secangkir kopi ia perlahan mendekati meja di sisi pojok itu. Tangannya bergetar dan jantungnya berdetak kencang. Saat ia sudah bisa melihat wajah perempuan yang dicium pria itu dengan jelas, Mata mereka berdua bertemu dan Pria itu sontak membalikkan badan karena dia merasa ada yang mengganggu ciuman mereka.

Seperti botol kaca yang jatuh dari atas tebing. Seketika hati Anra hancur, tubuhnya lemas dan kini matanya sudah mengeluarkan air mata. Anra masih berusaha mencerna apa yang ia lihat. Secangkir kopi yang dibawanya juga jatuh ke lantai.

"Anra, ini tidak seperti yang kamu lihat" jelas pria itu sambil mencoba menggenggam tangan Anra.

"Cukup Jung" tegas Anra sambil menghempas tangan Jungkook.

"Kita bisa jelasin kok Anra" ucap wanita yang dibelakang Jungkook.

"Tidak! Kalian tidak perlu jelasin apa yang terjadi" kata Anra sambil berjalan keluar.

Anra berjalan keluar dengan tangisan di wajah cantiknya. Tangannya tak berhenti mengusap air mata yang terus mengalir dari mata indahnya. Semua orang didalam cafe menatap tajam mereka.

"Dasar pelakor"

"Tampangnya aja polos"

"Mungkin itu simpanannya kali ya"

"Kasihan wanita yang menangis itu, pasti bentar lagi bunuh diri"

"Astaga, drama apa ini"

Ocehan pelanggan cafe bersautan saat mereka bertiga meninggalkan cafe. Wanita tadi pulang dan Jungkook pergi mencari keberadaan Anra. Dia menyusun kata kata untuk menjelaskan semua yang terjadi didalam cafe tadi.

Satu tujuannya kini adalah Rumah mereka. Anra tidak mungkin pergi menemui ibunya dalam keadaan seperti ini. Karena disaat Anra sedih ia akan mengurung diri di kamar dan menangis sejadi jadinya. Jungkook hafal betul semua itu.

Anra POV

"Dasar pria sialan!" teriak Anra sambil menutup pintu taksi dengan kasar.

"Bu kita mau kemana" tanya sopir taksi pelan.

"Ke Jl. Surapati no 16 pak"

"Baik bu"

Aku sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja kulihat. Pria yang tadi pagi memelukku dia baru saja berciuman dengan wanita lain. Aku berpikir keras apa kekuranganku hingga ia melakukan kepadaku seperti ini. Oh ya aku lupa bahwa aku ini mandul.

"Mungkin dia akan mencari penggantiku" tangis Anra.

Sesampainya aku dirumah, aku langsung menerobos pintu dan melihat bibi sedang menyiram tanaman.

"Nyonya, nyonya kenapa nangis?"

"Tidak bi, cuman kelilipan"

Aku berjalan menuju kamarku. Aku mengambil koper dan semua baju di lemari. Hari ini kuputuskan aku akan pergi dari kehidupan Jungkook. Hati ini sangat rapuh saat tidak sengaja melihat foto pernikahan kita berdua. Sejenak aku memeluk foto itu dan pada saat itu juga Pria yang ada di dalam foto itu tepat didepan pintu kamar.

Tentu, Jungkook melihatku sedang memeluk foto pernikahan kita. Ia berjalan mendekat kearahku dan memposisikan tubuhnya sama denganku. Rasanya aku ingin sekali mencakar wajahnya mengatakan kata kasar dan merobek mulutnya karena sudah berciuman dengan wanita lain.

Namun apalah dayaku, aku ingat bahwa kini aku mandul dan aku juga yang sudah menyuruhnya untuk mencari wanita lain. Tapi, kata katanya yang selalu bersikeras untuk tidak menikah dengan wanita lain terus terngiang di telingaku.

"Sayang, aku bisa jelaskan. Tolong dengarkan aku itu semua tadi salah paham" jelas Jungkook.

"Tidak Jungkook, kamu tidak perlu jelasin apa yang terjadi aku sudah melihat semuanya. Lagipula aku juga yang menyuruhmu untuk segera mencari penggantiku dan kini kamu menemukannya". Tegar Anra.

"Tidak Anra, berapa kali sudah aku bilang kalo aku tidak akan menceraikanmu dan menikah dengan wanita lain. Aku hanya mencintaimu seorang, Anra!" tegas Jungkook.

Author POV

Anra hanya terdiam dengan omongan Jungkook yang hanya bisa ia lakukan hanyalah diam mematung dan membiarkan air matanya yang lolos sedari tadi.

Jungkook mencoba meraih tangan Anra dan membawa ke pelukannya namun Anra mencoba menepisnya dengan cepat.

"Jika itu bukan wanitamu, lalu kenapa kalian berciuman ditempat umum seperti itu. Apa kamu tidak bisa menahan nafsumu? Apa kamu akan menciumi setiap bibir wanita yang kamu kehendaki" pertanyaan itu lolos dari bibir Anra.

"Jawab aku Jungkook, siapa dia? Bukankah kamu ingin menjelaskan semua kepadaku?" Jungkook terdiam ia berusaha mencari kata yang tepat untuk menjelaskan semua ini.

"Oh aku tau Jung, mungkin itu adalah salah satu partnersex mu, atau dia sekretaris sexy dikantormu oh atau juga dia adalah jalangmu?" Anra memberi penekanan pada kata 'jalang' tersebut.

Sontak Jungkook membelalakkan mata dan rahangnya mengeras. Tak diduga Jungkook memberi tamparan ke pipi Anra yang mulus itu. Anra seketika kaget dengan perlakuan Jungkook yang kasar itu. Dia terdiam dan terlihat Jungkook yang baru menyadari bahwa ia baru saja menampar istrinya.

"Maaf sayang, aku kelepasan itu semua karena emosiku sayang" lembut Jungkook sambil mengelus pipi Anra yang ditamparnya tadi. Anra meringis dengan semua ini ia sudah tak tahan. Jungkook selalu berubah ubah, Jungkook membuat rasa sakit dan menunjukkan sayangnya selalu bersamaan.

"Jungkook kamu menamparku" rintih Anra.

"Maaf sayang, aku tak sengaja" sambil mencium pipi Anra.

"Haha tak sengaja katamu, sudah jauhkan bibirmu dari pipiku" ucap Anra sarkastik.

"Sudah kupustuskan mulai hari ini aku tidak akan tinggal disini lagi. Aku akan pergi!" tegas Anra sambil mendorong tubuh Jungkook agar menjauh darinya. Ia mengambil koper yang sudah disiapkan tadi dan berusaha cepat untuk menjauh dari hadapan Jungkook. Namun cepat Jungkook juga menahan tangan Anra. Anra muak dengan semua ini, Jungkook masih berusaha menjelaskan semua kepada Anra.

"Anra tolong dengarkan aku sekali lagi. Bahkan aku belum menjelaskan secara rinci kepadamu. Tolong dengarkan aku" seru Jungkook sambil menggenggam erat tangan Anra.

"apa tamparanmu itu belum cukup menyiksaku? Kau bisa hidup bahagia dengan wanita lain sebebtar lagi aku akan menceraikanmu Jung. Dan tenang saja aku tidak akan menuntut harta gono gini" Anra menepis kasar tangan Jungkook.

Anra berlalu cepat meninggalkan Jungkook namun Jungkook juga masih berusaha menahan Anra. Dia terus mengikuti gusar langkah Anra sampai depan pintu rumah.

"Anra sayang tolong dengarkan aku" Jungkook menarik tangan Anra.

"Lepas atau kita gak akan ketemu selamanya!" teriak Anra.

Jungkook pun pasrah dan membiarkan Anra pergi menjauh darinya. Dia jatuh tersungkur ke lantai dan menyesali semua yang terjadi. Dia menyesal kenapa bibirnya tidak bisa mengatakan kebenaran atas semua yang terjadi di cafe. Jungkook mengusap kasar rambutnya.

"Mungkin saat ini Anra butuh waktu untuk sendiri" batin Jungkook.

---

Anra POV

"Oppa, kamu dimana?"

"Hiks hiks bisakah kau temui aku sekarang?"

"Baiklah aku tunggu Oppa"




jangan lupaaa

(vote+coment)

thanks

aylips.









Befall ||JJK||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang