Bab 7.A

38.2K 5.5K 583
                                    

jangan lupa VOTE dan KOMEN yaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa VOTE dan KOMEN yaaaaa....

"Kita akan baik-baik saja, Sayang. Kita berempat akan baik-baik saja." lirih Aurel penuh keharuan.

Ivander tak suka mendengarnya, hingga dia meralat "Berlima. Kita berlima. Ingat, bayimu adalah bayi kembar."

Ya, bayi kembar liar, menurutmu. Aurel melirih dalam hati. Tapi dia memilih untuk tidak menanggapi pernyataan Ivander. Dia terlalu lelah, dia terlalu tertekan dengan permasalahan tentang hubungan mereka.

****************************

Bab 7.A


Rupanya, Alaya mengajak Aurel dan Ivander ke tempat perlengkapan bayi. Alaya berkata bahwa dia ingin membelikan sesuatu untuk menyambut adik kembarnya. Aurel terharu mendengarnya, jika ayah dari bayinya tak menyambut hangat kehadiran mereka, setidaknya, Alaya menyambutnya dengan sangat baik. Hal itu membuat Aurel bahagia dan terharu saat melihat puteri kecilnya itu segera berlarian memilih-milih aneka baju-baju bayi yang lucu.

"Sayang, Adeknya masih lma lahirnya."

"Biar saja, ini adalah hadiah selamat datang dari Kakak Alaya." Ucap Alaya dengan gembira.

Aurel tersenyum dan segera mengecupi pipi putrinya yang menggemaskan itu. dia jadi ingat saat pertama kali mengandung Alaya dulu. Dia merasa tertekan, sendiri, dan dia merasa tak pernah diinginkan.

Berbelanja keperluan Alaya saat itu menjadi sebuah obat dari tekanan yang dia dapatkan. Aurel belanja sendiri, mengumpulkan perlengkapan Alaya sendiri saat dirinya masih mengandung. Barulah ketika Alaya lahir, Ivander mulai menunjukkan perhatiannya pada Alaya.

Aurel bersumpah bahwa dia tidak akan menceritakan masa-masa buruknya saat itu dengan Alaya sampai kapanpun. Bahwa Alaya sempat disebut sebagai 'bayi liar' oleh Daddy kesayangannya. Kini, kenapa Ivander melakukan hal yang sama terhadap bayi-bayinya lagi?

Alaya masih memilih-milih pakaian dan yang lainnya, lalu memasukkannya begitu saja ke dalam keranjang, Aurel hanya tersenyum dan mengamati serta mengikuti saja di belakang puterinya itu. Sedangkan Ivander, dia malah lebih fokus memperhatikan reaksi Aurel.

Ivander tak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. masalahnya adalah, ia merasa bersalah dengan Aurel, tapi di sisi lain, dia merasa bahwa ini tak cukup adil untuknya.

Pertama adalah, ia sudah bertanggung jawab selama ini atas kehadiran Alaya yang bukan puteri kandungnya. Dia sudah menerima Alaya dan menyayangi gadis kecil itu seperti menyayangi belahan jiwanya sendiri. Tapi Ivander tak bisa menerima dengan kesalahan yang sama.

Ivander tak bisa memungkiri bahwa dirinya meragukan bayi kembar yang dikandung Aurel saat ini. dan ia tak yakin bahwa dirinya bisa menyayangi bayi-bayi itu seperti dia menyayangi Alaya dan bersikap seolah-olah Aurel tak memiliki kesalahan apapun atas perselingkuhannya.

The Guardian DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang