"Dendi ku tegaskan sekali lagi, kau tidak boleh menceritakan apa yang sudah kau lihat hari ini!!" Tegas Angga dengan nada penuh penekanan kepada pria paruh baya dengan berseragamkan security .
Dia menjadi saksi dalam kejadian yang kejam dan menjijikan dimana seorang gadis berumur 9 tahun dengan tega menyiksa bahkan membunuh hewan kesayangannya sendiri, dimana gadis lain mungkin akan menangis, dan ketakutan akan melihat darah .
"Uhh sungguh ini membuat ku belum bisa berkata apa-apa dengan kejadian tadi, sampai-sampai aku mual harus membersihkan bangkai hewan itu, jujur aku agak ragu harus kah aku tetap disini atau pergi ? Gadis itu sekarang sudah tega membunuh hewan , entah mungkin dia lama-lama bisa membunuh ku juga !! Aku tak mau itu terjadi tapi ??? Aku membutuhkan perkejaan ku, shitt !!! Bagaimana bisa aku terjebak "
"Dendi !! Apa kau paham apa yang kau katakan ?!" Lamunan pria itu buyar seketika karena Angga menekannya kembali.
Anggukkan pasrah dari Dendi mengisyaratkan dia paham apa yang di katakan Angga bahwa tak akan ada informasi yang bocor tentang perilaku salah satu putrinya Angga.
"Bagus terimakasih, kau kembali lah berkerja" ucap Angga lega sembari meninggalkan pos satpam yang ada di depan rumah kelurga 'HANDOKO'.
.
.
.
.Malam ini Dendi dapat sift malam untuk berjaga di kediaman HANDOKO , pukul 23.10 Dendi memulai sift nya, seharusnya orang-orang tidur di jam segitu tapi tuntutan pekerjaan mengharuskan ia tetap terjaga , dari pada berdiam diri duduk di pos jaga bergelut dengan kantuknya , Dendi lebih memilih berjalan-jalan di sekitaran halaman depan dan belakang rumah yang bergaya eropa ada sedikit sentuhan aksen kuno , jujur mungkin rumah megah ini akan sangat artistik di kala siang hari dengan aksen-aksen roma kuno, jendela-jendela yang besar dan tinggi, ada beberapa patung juga yang terpajang di sekitaran rumah itu , namun ketika malam rumah yang megah , besar, ditambah dengan sunyi nya malam bisa cukup bulu kuduk berdiri dengan merasakan suasana terlebih lagi dengan kejadian yang pernah Dendi alami 3 tahun lalu yang cukup membekas dimana ia sesampainya ia di halaman belakang .
"Sial" mungkin lagi-lagi ia harus menerima kenyataan baru saja ia memikirkan yang terbesit dikepalanya dengan kejadian 3 tahun lalu , apa dia harus menjadi saksi lagi sekarang ?
Seketika langkah majunya terhenti dan mundur untuk sembunyi di balik tembok , semoga gadis menyeramkan itu tidak melihat nya .
Rapalan demi rapalan Dendi utarakan sungguh mungkin ia lebih memilih bertemu dengan mahluk tak kasat mata atau pun pencuri dari pada harus melihat kejadian ini .
Dendi melihat pemandangan yang menakutkanGadis itu berdiri sendirian tampak gadis itu memegang sesuatu , samar Dendi mungkin melihat burung merpati milik Jefri.
Kreeeekkkkkk ...
Dendi membulat kan matanya gadis itu memutar leher hewan kecil itu mungkin patah ah tidak hancur sudah leher hewan malang itu , tak sampai disitu gadis itu menyeret hewan yang sudah tergeletak tak jauh dari nya.
"Itu itu kan rocky ?" Yaa yang diseret gadis itu anjing penjaga di rumah itu , keadaannya sungguh mengerikan pisau yang masih tertancap di leher sesekali tubuh anjing itu bergerak kejang mungkin itu sisa-sisa nyawanya .
"Anjing sialan !!"
Jlebb jlebbb ...
Gadis itu menekan lebih dalam lagi pisau yang tertanam di leher anjing malang itu, entah bagaimana gadis itu bisa mendapatkan anjing itu yang notabene anjing penjaga sangat agresif bisa di tumbangkan oleh Gadis 12 tahun ?
"Aku tak suka kau berwarna putih, tapi kau tak mau diam aku terpaksa membuat mu diam!
Akan ku beri kau warna merah , karena aku suka warna merah"Sreeeekkkkk ....
gadis itu menggeser pisau yang ada di leher rocky hingga terlepas keluar darah nya mengalir seketika ke penjuru permukaan tanah , gadis itu mengambil hewan putih itu dan langsung melumuri hewan itu dengan darah yang ada , seketika bulu putih nya kini basah dan penuh dengan warna merah .BODOH!!
Mungkin itu pantas untuk Dendi ia masih saja setia dengan tontonan mengerikan itu, tanpa disadari ia juga kini di perhatikan oleh gadis itu ...Gadis itu pun sudah puas dengan aktifitasnya dan meninggalkan semua begitu saja di halaman
Tangan yang berlumuran darah ia gosokkan ke piyama yang ia pakai sesekali ia menghirupnya dalam-dalam aroma darah nya dan masuk ke dalam rumah dengam santai.
"Aku , aku tak mau terbebani lagi dengan ini aku harus pergi dari sini" gumam Dendi yang gugup dan gemetar jiga terlihat ia sudah pucat pasi dengan seragam yang basah dengan keringat nya.
Seraya paham gadis itu tersenyum simpul dan berkata
"Aku akan membantu mu untuk pergi"Pagi itu seharusnya pagi yang sangat cerah dan indah, namun tidak dengan keluarga HANDOKO yang gaduh di pagi itu
"Arrrrrghhhhhhh" teriak salah satu maid yang hendak melakukan rutinitas nya yaitu membersihkan halaman belakang , namun malah melihat keadaan yang mengerikan jejak tadi malam.
Angga dengan bergegas melihat apa yang terjadi
"Sial, kenapa harus ada lagi ?"
"Gadis ituu sungguh membuat ku gilaa"
"Kau masuk kedalam!!" Titah Angga pada maid yang menangis histeris , maid itu langsung berlari ke dalam
"PAK DENDII !!!" atensi nya naik , kini emosinua memuncak
"Lihat ini!! Ku yakin kau tau bodoh!!!"
"Tuan maaf aku tak bisa lagi bekerja disini, dan ini hari terakhirku , ak.... aku akan membereskan ini terlebih dahulu dan pergi"
"KAU BODOH!!! SUNGGUH KAU AKAN LARI ? AKAN KAU BUNUH KAU!!"
" a.. a....aku tidak akan membuka ini semua aku berjanji tolong biarkan aku pergi" gugup dan pecah lah tangis Dendi otu mungkin tangis ketakutan sungguh keluarga ini menakutlan kematian dianggapnya permainan.
"Bereskan dan pergi, bayaran mu dan uang tutup mulut mu akan ku urus nanti" .
Tatapan dingin yang menatap security nya berlutut sembari menangis , dan berjalan begitu saja kedalam rumah ."Aku lega setidaknya hidupku akan tenang sekarang" gumam Dendi yang tengah duduk di kursi sederhana
Tok tok tok
Pejaman mata Dendi terbuka ketika mengetahui ada yang mengetuk pintu dan langsung mencoba membukanya ,
Terpaku , membeku ketika melihat siapa yang ada dihadapnya sekarang 'takut' melihat gadis itu berdiri dihadapanya dekat dengannya
"Gadis ini akan membunuh ku" umpat Dendi dalam hati .
Dengan senyuman ramah yang dintunjukan gadis itu
"Pak Dendi , kenapa pak Dendi berhenti aku sedih tau , jadi aku kemari"
Lega bukan main ternyata gadis ini bukan dia
"Maaf bapak ada urusan keluarga non , mungkin bapak harus pulang kampung"
"Oh begitu yaudah aku ngerti, bapa aku bawakan makanan dan jus untuk bapak, sebelum bapak 'pulang' harus makan dulu kan" tawar gadis kecil itu yang tak luput dengan senyuman manis nya .
"Makasih non, ayo masuk kita makan sama-sama"
"Iya pak"
Gadis itu kini duduk di ruang tamu rumah milih Dendi tanpa ragu ia melahap hidangan yamg dibawa gadis itu tidak lupa dengan meminum jus yang gadis itu bawa
"Rasanya agak aneh ini non jusnya"
"Masa sih ?? Jus kita sama ko, ahh mungkin campurannya ini jus jeruk, nanas, dan brokoli pak" gadis itu menjawab pertanyaan Dendi dan terus meminum jus itu
"Bapak gak suka ah non" hendak menyimpan gelas jus itu Dendi merasakan mual dan pusing
"Non ini non apa ini non"
"Ahh aku lupa di jus bapak ada aibonnya tadi akusengaja masukinnya "
Sruttttttt gadis itu menghabiskan jusnya
"Gi.gilaaaa" dendi berlari ke arah pintu seraya meminta bantuan tetangga untuk bawa ia ke rumah sakit namun tertahan dengan gadis itu yang sigap mengejar dan mendekap Dendi yang malah dengan sapu tangan yang sudah banyak di bubuhi oleh obat nyamuk cair ,
Pingsan sudah Dendi tak lama ia kejang dan mulutnya mulai bebusa, mungkin itu reaksi dari dari jus racun yang Dendi minum dan tambahan obat nyamuk cair yang ada di sapu tangan itu.Seolah menikmati pemandangan memilukan ini, membiarkan dendi tergeletak di depan pintu , sambil membawa bekas minumannya ia pergi dan tak lupa meletakkan botol bekas obat nyamuk cair di genggaman tangan Dendi.
"Ku harap kau pulang dengan selamat pak"
"Malangnya dasar Dendi bodoh mereka kembar ! Dan kedua gadis itu mungkin iblisnya " umpatan terakhir Dendi sebelum meregang nyawa
.
.
.
.
.Gimana ??? Misteri gak siapa sebenarnya the Handoko twins ini ???
Tolong comment nyaaaaa !
Makasihhh
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins *on going*
Action"noooooo don't do that please nooooooo" sreeekkkkkkk darah pun keluar dari perut kucing itu jlebbbb jlebb jlebb seperti belum puas dia terus menusuk-nusukan pisau yang di pegangnya sehingga keluarlah isi perut dari hewan lucu itu .l yang sudah ta...