16

469 17 1
                                    

Kini mereka sedang berada di ruang tamu. Menunggu sosok Ara yang tak kunjung datang. Airys, Ivan, dan Rafael duduk canggung tanpa ada yang berminat buka suara. Dalam posisi seperti ini Airys merasa jika ia sedang disidang oleh suami saat ketahuan selingkuh. Airys segera menghilangkan fikiran anehnya.

Sebenernya tadi sempat terjadi perdebatan kecil antara Airys dan Ivan, dengan Rafael yang hanya menjadi pendengar setia.

"Sekarang lo bisa pulang,thanks udah nganterin" Airys mulai mengusir Ivan secara terang-terangan.

Sebenarnya dalam hati Rafael bersorak riang, senang karena bisa berduaan dengan Airys dan dapat menjalankan aksi PDKT-nya. Namun dengan kampretnya Ivan menjawab.

"Kalo gue tinggal terus kalian cuma berdua, orang ketiganya setan." Kata Ivan dengan melirik Rafael

Tidak terima, Airys langsung menjawab "iya, lo setannya!"

"Gapapa gue jadi setannya, asal bisa dekat dengan Tuan putri" Ivan melirik Airys menggoda dan dibalas delikan tidak suka dari Airys. Sebenernya ada penekanan dalam dua kata terakhirnya, yaitu 'tuan putri'. Sengaja Ivan tekankan karena ia melihat tatapan memuja yang Rafael pancarkan untuk Airys. Ivan lelaki, jadi ia paham arti dari tatapan tersebut.

Mendengar sindiran itu, Rafael menghujat Ivan dalam hati. Ingin sekali dirinya menjahit mulut besar Ivan, tapi karena ada Airys, jadi ia urungkan niat tersebut.

Hingga akhirnya mereka saling diam, dengan Ivan yang menatap tidak suka pada Rafael dan begitupun sebaliknya.

Karena Airys orangnya cuek, jadi ia tidak menangkap perselisihan lewat tatapan mata antar lelaki tersebut. Kini ia mulai membuka sosial media yang ia miliki.

Dimulai dari Twitter, ia mulai menscroll dan mencari tahu apa saja yang sedang Trending akhir-akhir ini.

Ia menemukan sebuah retweet horror yang menarik perhatiannya. Matanya mulai membaca kata demi kata, fikirannya berkelana membayangkan retweet horror tersebut nyata didepannya. Ia membaca dengan serius, dunia seolah hanya miliknya.

Saat moment menegangkan, Airys dikagetkan dengan teriakan Ara yang membuat indera pendengarannya sakit detik itu juga.

"ASSALAMUALAIKUM"

Airys memberi tatapan horror pada pemilik suara tersebut, seolah tidak memiliki dosa, Ara hanya menaikan sebelah alisnya tanda bingung.

"Jangan teriak-teriak Ra, jadi cewe kalem dikit ngapa" Rafael menasehati adik perempuan satu-satunya. Ara membalas dengan cengiran khasnya.

"Lo gada kelas bang?"Tanya Ara

"Dosennya ngambil cuti, istrinya mau lahiran"

"LAH?! tau gitu gue minta jemput sama lo!!" Ara memberi tatapan membunuh pada Abangnya. Rafael hanya mengedikan bahu acuh.

"Tau gak si lo?tadi Driver ojol yang gue tumpangin ban nya bocor ditengah jalan. Malah keadaan lagi panas banget. Terus rencananya gue mau naik angkutan umum, tapi pas gue liat saku duit gue tinggal seribu. Udah gitu nih ya bang, pas gue mau chat Airys bilang kalo gue balik agak telat, gataunya handphone gue batrenya abis. Akhirnya gue memutuskan untuk nungguin tuh ban motor ditambel. Penderitaan gue ga sampe disitu aja, pas gue lagi duduk tenang, ada anak kecil songong banget minum es kelapa depan gue sambil ngusap lehernya seakan pamer ke gue. Gila, bala banget gue hari ini" sambungnya dengan menggebu-gebu.

Mereka bertiga kompak tertawa melihat Ara yang merenggut kesal, Ara yang melihat itu tentu saja makin kesal.

"Ya sorry, mana gue tau kalo lo lagi kesusahan" Kata Rafael dengan kekehannya.

Ara hanya memutat bola matanya malas.

***

Kini mereka berempat sudah berada di studio mini milik keluarga Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mereka berempat sudah berada di studio mini milik keluarga Ara. Sebenarnya studio ini tadinya adalah sebuah kamar kosong yang tak terurus. Karena Rafael dan Ara sering menghabiskan uang hanya untuk karaoke berjam-jam, jadilah kamar ini disulap menjadi studio mini. Dan kebetulan sekali, karena kecintaannya terhadap musik, dua minggu lalu Rafael baru saja menambah koleksi alat musik seperti gitar listrik, drum, piano dan lainnya. Itulah sebabnya Ara mengajak Airys untuk latihan vocal karena dirumahnya tersedia tempat dan berbagai alat yang memadai.

Dan sudah tak terhitung berapa kali Airys mengusir Ivan. Mulai dari kata halus, sampai kasar. Sekarang Airys tahu bahwa Ivan adalah sosok pria yang konyol, menyebalkan, dan juga keras kepala.

Ara sebenarnya tidak masalah jika Ivan ada disini, toh bisa saja Ivan berguna kehadirannya. Contohnya bisa memberi masukan bila suara Airys atau Ara tidak enak di dengar, atau lainnya. Walaupun sebenernya hanya Rafael yang menilai juga bisa, tapi gak salahkan kalau penilainya ada dua?

Berbeda dengan Rafael, dari tatapan matanya menyuruh Ivan untuk segera pulang agar tidak ada yang mengganggu acara PDKT-nya, namun Ivan seolah cuek dan berpura-pura tidak mengerti arti dari tatapan tersebut. Kini Rafael dan Ivan sedang duduk bersebelahan disofa yang sudah tersedia.

"Pas pengambilan nilai, lo mau bawain lagu apa Rys?" Tanya Ara yang mulai sibuk dengan gitarnya.

"Belum tau"

"Yauda kalau gitu kita coba nyayi lagu Bruno Mars yang Count on me, tau kan Rys?" Airys mengangguk, lalu mereka mulai menyanyikan lagu tersebut.

Mata Rafael dan Ivan tak lepas dari wajah Airys yang berlipat kadar kecantikannya saat bernyanyi. Ditambah suara Airys sangat enak didengar. Mereka benar-benar tidak bisa berkutik sampai Airys selesai bernyanyi.

"Gimana?bagus gak? Ada yang kurang?" Tanya Ara ketika sudah selesai bernyanyi.

Ivan mengusap dagunya seolah berfikir, "bagus kok, bagus" Rafael mengangguk setuju.

"Tapi alangkah lebih bagus kalo Airys duet sama gue" Rafael dan Airys kompak melototkan matanya tak terima.

***

HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang