6 - MGIAP

6 0 0
                                    

Jangan ikut campur jika tidak ingin terkena masalah
-Z

"Berhenti Sayang" Tegas orang itu tapi dengan nada lembut

"BERANI BERANINYA KAU!!!" teriak Z penuh kemarahan

"Maaf sayang. Apa aku mengganggu?" Tanya-Nya dengan lembut.

"kau!?" Z mengeram

"Yah aku. Kenapa?" Tanya-Nya lagi dengan salah saru alis naik keatas.

"HRDEWA!!" Teriak Z sekali lagi nafas Z memburu melihat Hrdewa berdiri dengan santai diambang pintu
"Kau!! Salah langkah Hrdewa. Berani beraninya kau menggangguku"

"Ouhh. Maaf Nona tapi aku datang kemari bukan untukmu. Tapi untuk Nona Zorin" kali ini dia berjalan kearah Harzika.

"Mari Nona saya bantu" Hrdewa mengulurkan tangannya pada Harzika. Sedangkan Harzika hanya menatap tangan itu dengan tatapan nanar antara menahan sakit ditubuhnya dan juga harga dirinya yang terluka didepan kedua musuhnya.

"Kau tidak mau? Kau masih mau disiksa?" Tanya Hrdewa saat tangannya tidak disambut oleh Harzika.

Z tersenyum miring melihat interaksi kedua orang itu.

"Jangan berani berani nya kau Tuan Hrdewa"  Ucap Z tegas

"Kau terlalu jahat Nona Nata. Kau hampir saja membunuhnya" Ucap Hrdewa menatap tajam Z

"Aku suka segala yang tanggung Hrdewa. Hampir mati. Hampir celaka. Hampir. Hampir. Hampir dan Hampir. Dan kau juga bisa berada diambang kematian jika masih terus disini" Z melangkah mendekati Hrdewa dan Harzika

Srekkk

Suara pisau merobek kulit terdengar menyenangkan bagi telinga Z. Dan menyakitkan bagi Hrdewa

"Shhh. Ahhh" ringisan Hrdewa keluar seiring mengalirnya darah segar dari permukaan kulitnya

"Jangan jadi pahlawan saat anda pun belum punya kekuatan yang bisa dibanggakan" Z melangkahkan kakinya kearah Harzika

"Hai Saya kembali pada Anda Nona Zorin" Ucapnya penuh penekanan

"Le-lepaskan Hrdewa biarkan aku yang jadi bonekamu" rasa malu mengalir disekujur tubuh Harzika berefek dirasakannya rasa panas yang begitu panas

"Wow. Cerita cinta?" sinis Z

"Ya. Lalu kenapa? Nona apa kau cemburu?" mulut Harzika kembali terkatup saat Hrdewa menjawab dengan cepat

"Enyahkan pemikiran murahan mu itu Hrdewa. Aku tidak punya waktu membahas hal murahan seperti itu" kali ini nada dan bahasa Z semakin tajam dan menusuk

"Ohhh. Kasihan sekali Nona Z kita ini. Wajah anda menawan tapi anda tak punya perasaan. Saya bisa menyimpulkan bahwa anda bukan dari keluarga harmonis, broken home? Heh," wajah Hrdewa yang begitu menyebalkan di mata Z

"Ada apa Nona-"

"Shut up. Close your fucking mouth," Z tidak menjerit atau pun berteriak tapi mendesis

"Hrdewa aku mohon pergilah ini urusanku dengannya," sambil menahan sakit dari luka - luka nya Harzika menggenggam tangan Hrdewa

"don't make me even more angry stupid H," tangan Hrdewa dan Harzika masih saling menggenggam tergeletak begitu saja di lantai

"Tangan - tangan bodoh" batin Z

Z berjalan lembut bak model di tengah panggung tapi dengan pisau berlumur cairan merah kental di tangan kirinya. Yakinlah, siapa pun yang melihat gerakan Z pasti meremang

Pisau yang sama sejali tidak tajam itu di putar - putar di atas punggung tangan Harzika. Hanya di putar

"Harzika, lepaskan tanganmu." perintah Hrdewa

"Kau tidak mau mendengarkannya Nona H(baca dalam pengejaan bahasa Inggris) ?" Harzika menggeleng membuat Z mengangguk pelan

Tanpa ekspresi apa pun pisau itu di tekan kebawah oleh Z hingga menembus dua telapak tangan sekali gus.

"ARRGGHH!" Harzika dan Hrdewa. Tidak diantara mereka berdua yang tidak menjerit kesakitan. Tidak sampai disitu, tanpa mencabut pisau itu Z memutarnya. Berkali - kali

"ARRGHHH TOLONG!!! HEN, HENTIKAN!! ak, aku mohon," Harzika tidak pernah merasakan sakit yang sesakit ini

"It's useless, stupid H," Z memainkan lidahnya menjilati bibir atas dan bawahnya

"Ukh ini nikmat, bukan?" ucap Z sambil menarik pisau itu kembali. Tangan yang kini membentuk lubang itu mengeluarkan banyak darah bahkan tidak dapat di hentikan. Saat Z menarik pisaunya Hrdewa dan Harzika kembali menjerit

"Heh bodoh. Aku sudah mencabutny berhenti menangis," Z mengambil kain hitam dari lemari di sana lalu menutup mata kedua bonekanya itu

Kini keadaan Harzika jauh dari kata manusia. Hrdewa juga sama hanya sedikit lebih baik di banding Harzika. Sebelum gulita menghampiri mereka Z membisikkan sesuatu

"Katakan pada siapa pun bahwa Z tidak akan memaafkanmu," setelah itu Z merobek kemeja Hrdewa, masih dengan pisau buah yang ada di tangannya Z membentuk huruf zet di dada bidang Hrdewa

Lalu dua orang bertubuh besar menggotong mereka. Dalam waktu kurang dari 5 menit Hrdewa dan Harzika sudah sampai di runah keluarganya masing - masing. Sesuai perintah Z jangan sampai Hrdewa dan Harzika kehabisan darah

Ting,nong,ting,nong

"Siapa?" Mrs. Harzika membuka pintu terburu - buru

"Argh," kagetnya saat melihat tubuh manusia tak berdaya jatuh lunglai di bawah kakinya

Dengan keberanian yang seadanya ia membuka penutup kepala itu

"Oh my God!" bibirnya bergetar matanya berkaca - kaca

"Aku harua melakukan sesuatu. Apa, apa yang harus aku lakukan, berfikir, berfikir." segera Mrs. Harzika menelepon sesorang

"Cepat aku mohon anakku sekarat," Mr. Harzika datang tergesa dan segera membawa Harzika kerumah sakit. Sekilah matanya melirik kening Harzika lalu menggeram

Tak jauh berbeda dengan keadaan Harzika Hrdewa juga dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Semua itu di saksikan oleh Nona cantik nan manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Girl Is a PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang