2-MGIAP

61 10 8
                                    

Biadab seperti mu tak pantas hidup lagi, apa kau mengerti
-z


Z melangkah tergesa-gesa menuju ruang bawah tanah.Diikuti paman Kena di belakangnya.

"Siapkan lift bawah tanah, aku akan memakai nya, jangan biarkan orang lain bersamaku"perintah z pada kena

Kena membungkuk kan sedikit badannya "baiklah nona, saya permisi"

Z menekan tombol 0 dan pintu yang berdiri kokoh itu terbuka.

Ceklek
Ruangan bernuansa hitam, yang dikelilingi dengan sejumlah lampu tengkorak, diselubungi sudut ruangan pun bau darah sangat mengganggu Indra penciuman, tapi tidak dengan satu ruangan dipojok tempat ini, sangat bersih tidak ada hal yang mengerikan disana, siapa lagi kalau bukan z yang memiliki ruangan tersebut. Tempat ini adalah tempat eksekusi milik Z.

Langkah Z terhenti ketika dia merasa dibelakangnya ada yang mengikutinya. Dan benar saja ketika Z menoleh Z mendapati 10 orang pengawal dibelakangnya. Z menatap tajam 10 pengawal yang mengikutinya.

10 pengawal itu membungkuk memberi hormat.

"Maaf nona, tuan kena yang menyuruh kami mengikuti nona"ucap salah satu pengawalnya.
Z saat ini sedang emosi dan sedikit lelah, pengawal itu haya semakin membuatnya jengah. Beraninya mereka mengganggu Z dan meminta maaf semudah itu.

"Aku akan disini sampai pagi" ucap z lalu meninggalkan para pengawal nya

Hembusan nafas lega terdengar dari seluruh pengawal, mereka bersyukur z tidak menikam mereka saat ini juga, mereka tau saat ini z sedang dalam emosi, oleh sebab itu mereka mengawal z

Jangan tanya darimana mereka masuk, z memang sudah menyiapkan 20 pintu dalam ruangan ini, tidak heran bukan

Tut.tut.tut.tut

"BERANI SEKALI DIA TIDAK MENJAWAB TELPON KU" teriak z frustasi, sudah 10 kali z menghubungi seseorang di sebrang sana, tapi nihil satu panggilan pun tak di jawab

Untunglah ruangan z kedap akan suara, sekuat apapun dia berteriak tidak akan terdengar dari luar.

Z berjalan untuk membuka jendela ruangannya. Semilir angin menerpa wajah Z.

"Sudah lama aku tak menghirup udara segar seperti ini"gumam z pelan

Z teringat sesuatu, ada satu orang yang harus dia hubungi.

Drt.drt.drt
Z melirik ponsel nya yang bergetar, siapa lagi yang menghubungi nya, jika orang tadi sore z benar benar akan membunuhnya. Z mengambil ponselnya dan kenjawa panggilan.

"Hm" ucap z dingin

"Nona saya Riko" jawab seseorang diserang sana

Z melirik ponsel nya, nomor ini tidak dikenal, tapi mengapa Riko memakai nomor orang lain heran z sambil menatap ponsel nya

"Ada apa"tanya z

"Nona maaf kan aku sebelumnya, tapi aku menggunakan nomor ponsel pengawal nata" benar Riko

Helaaan nafas terdengar dari sebrang sana, yang didengar oleh z

"To the point" tegas z

"Nona zorin mencuri file milik portland"

Z cukup terkejut, bagaiman bisa seceroboh itukahan portland-batinya

"Oh"tanggap z, seolah dia tidak terkejut lagi

"Itu saja nona, saya kira anda dapat melacak nya bersama Mr.darza"

"Saya tutup nona, selamat malam"

Tut
Sambungan terputus sebelum z menjawab pertanyaan Riko

"Sial, apa katanya mr darza? yang benar saja" gumam z sambil kembali ke kursi nya

Sejenak z memejamkan kedua matanya, menelungkupkan wajahnya di atas meja, z ingin merasakan ketenangan sementara, sebelum badai besar datang menghampiri nya, cepat atau lambat.

Dilain tempat

"Apa zea menjawab mu" tanya darza

Dewa menyeringai mendengar pertanyaan teman nya yang satu ini, sudah jelas dia mengetahui jawaban dari pertanyaannya

"Basi. Kau bahkan sudah tau jawabannya"jawab dewa dingin

"HAHAHA, sudah dewa kau tidak usah mengusik nya lagi"tawa darza pecah saat itu juga, dewa itu selalu mengusik zea seorang wanita psycopath

"Apa kau masih menjadi bawahan zea"alih dewa seolah tidak ingin lagi membahas nya

Darza melirik dewa.

Plak

Tangannya memukul pundak Dewa cukup keras.

"Aduh"ringis dewa memegangi bahunya

"Heh, dengar ya gue bukan BAWAHAN gue itu TANGAN KANAN zea NGERTI "jawab darza penuh penekan disetiap kata yang dianggapnya bukan lelucon

"Okeoke bukan bawahan tapi tangan kanan, gimana kalo zea tau Lo temen gue tuan darza yang terhormat" Ucap Dewa dengan tatapan bertanya

Darza menyeringai menatap dewa tajam, berjalan menghampiri dewa

"Zea tidak akan mengetahui nya tuan re
Recnikal" bisik darza ditelinga dewa yang masih mampu didengar dewa

Dewa dan darza tidak mengetahui bahwa seseorang telah mendengar semua percakapan dari awal sampai akhir.
"oh ini sangat menyenangkan tuan darza sang penghianat , tuan recnikal sang pecandu gadis psycopath" Batin seseorang yang menguping pembicaraan Dewa dan Darza

Disisi lain z tampak masih terlelap diatas meja, hingga satu suara membangun kan nya

"Nona kembali lah ke kamar anda, biarkan saya yang mencari tau" ucap orang dibalik pintu

Ah z sudah paham siapa dibalik pintu tersebut

z langsung menyambar ponsel nya, lalu meninggalkan ruangan tersebut
Ceklek

"Paman selidiki semua nya, oh ya jangan lupa aku akan bersekolah besok" ucap z lalu meninggalkan kena

Kena sedikit membungkuk kan badannya seolah mengerti apa yang dimaksud nona muda nya tersebut

"Kapan kau akan kembali menjadi Zea bukan nona z" batinnya
Kena meninggalkan ruangan z berjalan keluar ruangan menggunakan pintu no 15, oh jangan lupakan seluruh pintu tersebut ada memiliki sebuah rahasia, jangan kira orang lain dapat memasuki pintu pintu tersebut, bahkan untuk sekedar memegang nya.

Kena sampai diruang senjata, disana sudah terdapat 30 pengawal, memakai seragam lengkap milik keluarga nata.

Semua pengawal membungkuk kan badannya, memberi hormat kepada kena

"Aku ingin kalian bekerja di perusahaan nata besok pagi" perintah kena, para pengawal terkejut bukan main apa apaan ini

Salah satu dari mereka menyela perkataan kena

"Maaf tuan, tapi untuk apa"tanya nya,yang diangguki seluruh mengawal merasa setuju dengan pertanyaan nya

"Aku tidak akan memberitahu nya, datanglah ke kantor nata, katakan kalian akan bekerja disana, atas perintah saya"ujar kena lalu meninggalkan ruang tersebut

Diluar sana kena merasa bingung apakah keputusan nya benar membawa para pengawal untuk masuk ke kantor nata.
"semoga saja ini jalan satu satunya" Batinnya

---

"Tuan kena meminta kita bekerja"

"Sudahlah ikuti saja, ini demi kebaikan nona z" timpal salah satu pengawal yang bernama ranil

"Ah kalo itu maunya kita bisa apalagi" yang diangguki semua pengawal

"Nona z sampai kapan ini akan berakhir" batin seseorang




























Hello Natvia
Gimana nih sama part 2 nya
Penasaran gak????
Ikutin terusan ya
Voment ya!!biar semangat nulis nya

My Girl Is a PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang