.
.
.
"Masakan lezat membutuhkan resep yang baik untuk menghasilkan makanan enak. Tetapi resep makanan enak ku sederhana, cukup sertakan kamu dalam membuatnya."
-
Di sekolah yang ditempati Zevanya, sudah tradisi setiap hari Jum'at harus membawa dan menyiapkan makanan bagi siswa yang terpilih. Kegiatan itu dilakukan secara bergilir, sesuai dengan urutan siswa yang ada di absensi kelas.
Zevanya mendapat giliran saat ini, gadis itu cepat-cepat memasuki rumah dan membersihkan diri karena seseorang akan menjemput nya sore nanti.
"Zeva, ada apa buru-buru begini?"
Zevanya menengok ke arah pintu kamarnya, "aku mau belanja bahan makanan, Bu. Besok giliran aku buat masak hehe." Ucapnya seraya mencatat bahan apa saja yang harus dia beli.
Wanita paruh baya itu mendekat dan duduk di samping gadis yang sudah dianggapnya sebagai anak selama ini.
"Nggak mau makan dulu? Ibu udah siapin makanan buat kamu."Zevanya nampak berpikir, "nanti aku kemas pake rantang aja ya, Bu? Soalnya aku mau pergi sama temen, mungkin nanti bisa makan bareng."
Anita tersenyum, "boleh, nanti ibu siapin ya."
Setelah mencatat bahan-bahan, Zevanya mengecek ponselnya. Disitu ada nomor tak dikenal yang menghubungi akun sosial medianya.
Siapa dia? Dan gimana bisa dia tau nomor aku?
Zeva membuka room chat dengan nomor tak dikenal tadi, pesan nya hanya satu,
"Ini saya, saya rindu kamu Shena."
Shena?
Zevanya mengerutkan kening nya, "astaga ini kan nama gue dulu waktu masih main Roleplayer!" Celutuknya.
"Terus ini siapa ya? Ko masih nyimpen nomor gue? Gua kan udah lama gak main."
Baru saja dia mengetikkan pesan, tetapi suara klakson mobil dan penggilan dari Anita membuatnya mengurungkan niat. Dia buru-buru turun dan memasukkan ponselnya ke dalam tas mini.
Di meja makan, Anita sudah siap dengan rantang putih yang berukuran sedang. "Kenapa kamu nggak bilang kalau teman kamu cowo?" Goda Anita.
"Eh, sejak kapan temen aku cewe atau cowo harus bilang ke ibu?"
Anita menyerahkan rantangnya kepada Zevanya, "kamu kan jarang bawa temen ke rumah, sekalinya bawa paling perempuan."
Zevanya buru-buru menerima rantang itu, "eum aku pergi dulu ya, Bu."
Zevanya menghentikan langkahnya saat melihat orang yang datang membawa mobil itu duduk bersantai di ruang tamu rumahnya.
"Lah? Kok kamu di sini?"
Morgan mengerutkan keningnya, "ibu kamu baik banget, nyuruh aku masuk terus di kasih teh." Ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hargai Selagi Ada
Teen FictionIbarat sebuah permainan, sebelum mengetahui pola, alangkah baiknya berpikir keras atau semuanya akan tandas. "Aku ngga akan pernah bisa selamanya bersama kamu." "Tapi kenapa? Bukankah banyak hal yang membuat kita terus bersama selamanya?" "Kamu sala...