5

115 10 3
                                    

--------
Apa itu kamu?
----------

Sekarang sudah memasuki akhir musim salju, dan kegiatan sekolah akan berjalan seperti biasa lagi. Dan kini aku telah kembali berada di Tokyo.

Aku benar-benar tak sabar untuk melihatnya. Ya walaupun aku tahu, saat aku bertemu dengannya aku tak punya keberanian untuk berbicara kepadanya. Ah aku bahkan lupa, kami tak pernah saling mengenal.

Aku menatap lesu kearah luar jendela. Mengamati beberapa salju yang saat ini mulai mencair dan matahari yang mulai berani mencuri-curi kesempatan untuk menyinari kota Tokyo.

"Naru-chan! Lee dan Saku-chan datang berkunjung"

Aku menutup telinga ku, ketika suara ibu menggelegar memenuhi seluruh udara dalam kamar ku. Aku bergegas secepat mungkin keluar dari kamarku dan mendapati ibu yang tengah tersenyum dengan nampan yang dipenuhi snack. Ibu mengalihkan nampan itu ke arah ku. Lalu mendorong tubuhku perlahan ke arah tangga, "Cepat lah Naru, mereka sudah menunggu"

Dari atas tangga aku dapat melihat dua orang bodoh itu tengah berbincang. Aku tersenyum ketika melihat mereka tengah bertengkar kecil. Kakiku sama sekali tidak berniat beranjak mendekati mereka. Ku sanggah satu tangan ku pada pegangan tangga, saat mata ini masih senang mengamati pertengkaran si merah jambu dengan pria batok penyuka warna hijau itu.

"Naruto"

Astaga keberuntungan ku hilang begitu saja, iblis merah jambu itu telah memergokiku. Kini mata hijaunya menatapku penuh emosi.

Aish aku meringis dalam hati, yang sedari tadi beradu mulut dengannya kan Lee lalu kenapa jadi aku yang dijadikan sasaran emosi.

"Ehm" Aku ber-deham sesaat, ya kalian tentu tau hal ini hanya sebagai basa-basi saja agar suasana tidak sekaku ini. "Kenapa kalian berdua ada disini?" Lanjutku dengan kehati-hatian. Mengingat sang iblis pink tengah dalam keadaan mood yang tidak baik.

"Kau tau? Hutan kota Tokyo sudah kembali dibuka setelah sekian lama ditutup" Sakura tersenyum sembari mengatakan hal itu. Lalu mata hijaunya melirik ke arah Lee, seolah tengah meminta dukungan.

Ya kami-sama, aku mencium aroma konspirasi disini.

"Jadi?" Tanyaku pura-pura acuh.

"Si pinky ini mau pergi kesana" Seloroh Lee, jari telunjuknya mengarah ke arah Sakura.

"Yasudah pergi jika mau" Kataku lagi. Aku menaruh nampan yang sedari tadi ku pegang ke atas meja lalu mengambil duduk disamping Lee. Mataku berdenyut geli saat melihat Sakura yang tengah duduk diseberangnya tengah mengembungkan pipinya.

"Aku tahu kau bodoh, tapi kau tidak sebodoh itu kan?" Sakura menghentakkan kakinya berulang kali dengan pipi yang masih digembungkan, membuatnya terlihat imut. Astaga iblis pink ini berusaha merayu ku eh?

"Kenapa kau mau kesana?" Tanyaku penuh selidik. Ya lebih tepatnya sedang pura-pura tidak paham.

"Saat seorang pemalas, yang lebih menyukai berbaring disofa tiba-tiba memiliki keinginan berjalan-jalan. Menurut mu apa alasannya?" Lee berucap santai, kemudian meneguk matcha yang tadi ku bawa.

"Sasuke ya?" Tebak ku, lalu tertawa geli.

Sakura yang melihat ku tertawa dengan cepat menyilangkan tangannya didepan dada. "Jangan banyak bicara Baka! Cepat bersiap dan temani aku. Bukankah aku telah berbaik hati telah mengajak Lee juga?"

"Aishh benar-benar. Jika aku tidak mau, kau mau apa?" Tantangku.

Si merah jambu itu mengancungkan jari tengahnya kearah ku, "Ikut atau ku DM gadis pujaanmu itu, akan ku katakan jika kau-"

Just StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang