9

82 8 0
                                    

------
Iya, Aku Naruto
----

Hari ini, merupakan hari terburuk ku. Hari dimana semua terasa usai tanpa sama sekali ku usahakan. Aku memandang lesu pada tumpukan buku sejarah yang ada didepan ku, hanya membalikan lembar demi lembar helaian buku yang tebalnya seperti batu bata. Sesekali aku melepaskan tanganku dari buku, meregangkan beberapa otot jari lalu berguling menatap langit-langit kamar.

Cklekk..

Aku dapat mendengar jelas suara pintu kamar ku terbuka, namun aku sama sekali tidak perduli akan itu, mood ku sudah terlanjur tidak bagus.

"Kau tidak makan?"

Aku menoleh sekilas pada Lee yang masih mengenakan celemek di tubuhnya, Lee nampak menggaruk alisnya sebelum akhirnya kembali melanjutkan, "yang lain sudah menunggu"

"Makan saja, aku tidak lapar" kataku lalu memejamkan mataku.

"Ada apa ini?"

Aku makin memejamkan mataku erat saat mendengar suara Sasuke dan Sai. Namun setelah itu aku tak bisa mendengar apa-apa lagi, jadi ku putuskan untuk membuka kedua mataku. Terkejut setengah mati rasanya karena saat membuka mata aku sudah mendapati Sasuke dan Sai tertidur di hamparan karpet yang sama dengan ku, mereka mengapitku.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya ku sedikit berteriak.

"Apa yang kau lakukan? Apa menatap langit kamar lebih menarik dibanding makan?" Tanya sai dengan jari menunjuk pada langit langit kamarku.

"Masalah itu harus dihadapi dobe, bukan hanya direnungkan seperti ini" kali ini Sasuke yang berbicara.

Aku menganggukan kepalaku, "ya ya, aku tahu"

"Kalau tahu, ayo makan. Aku tidak mau bibi kushina datang kemari karena anaknya mati. Kau tau kan aku paling tidak tega melihat bibi kushina yang cantik menangisi anak laki laki lembek seperti mu" Sasuke beranjak dia menatap Sai sekilas. Lalu tanpa aba-aba mereka berdua menggotong tubuhku keruang makan.

"Hey hey, hentikan"

Just Stranger

Aku menatap Kiba dan Lee yang terus saja bertengkar, entah lah apa yang mereka ributkan. Aku sama sekali tidak mau tahu.

"Apa perut kalian tidak sakit? Sudah banyak tingkah padahal baru saja selesai makan. Lebih baik kalian cuci piring. Ingat kiba hari ini giliran mu" Sai berucap dengan tangan yang sibuk membersihkan meja makan.

"Biarkan mereka, biar aku saja" kataku lalu membawa beberapa piring kotor ke westafel"

Baru saja hendak pergi, Sasuke langsung mencegah langkahku. "Biar aku saja, kembalilah ke kamar mu. Aku tau kau ini sedang patah hati"

Aku mengendikan bahu ku acuh, lalu beranjak kekamar ku tanpa kata.

Line!
Line!
Line!

Aku mengerutkan kening ku saat beberapa notifikasi masuk ke ponsel ku, menggapai benda persegi itu dengan malas lalu membukanya.

Hyuga Hinata:
Maaf, ini siapa? (7.30)
Kenapa meminta maaf padaku?(7.30
Ahh, aku ingat, kau Naruto sepupu Sakura bukan?(7.32)

Aku membelalakkan mataku terkejut membaca beberapa deret notifikasi pada panel ponsel ku. Apa aku tidak salah lihat? Ini notifikasi dari Hinata, tapi bagaimana bisa? Dengan cepat aku mengetuk notifikasi itu lalu membacanya ulang, dan betapa terkejutnya aku saat melihat apa yang sebenarnya terjadi pada ponselku.

Anda menambahkan Hyuga Hinata dengan Id Line

Uzumaki Naruto:
Hinata (6.30)
Aku ingin minta maaf padamu, untuk kejadian tadi (6.30)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang