7

112 11 1
                                    

Setelah part ini, aku benar-benar bingung akan menulis apa :(
.
.

I write this with personal experience, and now, this long quarantine. Makes me unable to meet him. Then say, where do I get other experiences to tell? 

.
I hate this quarantine. Corana can u disappear?

.
Sorry to even vent

.
I hope u are always in good condition
.
Happy reading :)

-----
Kita sudah sedekat ini tapi, aku masih saja tak berani menyapa
-

---

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa tiga bulan telah berlalu. Kini Minggu depan aku harus melewati ujian yang diberikan oleh manusia. Ya, apalagi jika bukan Penilaian tengah semester yang diadakan oleh sekolah setiap semester.

Aku mendenguskan nafas keras menatap malas pada Sai dan Sasuke yang tengah asik bermain PS.

"Minggu depan kita PTS dan kalian malah asik main PS, sudah gila.." kataku sambil melempar bantal sofa kearah keduanya.

Sasuke tak menghiraukan perkataan ku, ia masih asik memandang layar besar dihadapannya. Begitu pula dengan Sasuke. Mereka berdua tak ada bedanya, "itu urusan gampang" ucap keduanya bersamaan.

Lihat, lihat! Sudah ku katakan mereka tak ada bedanya.

"Gampang apanya!" Seru ku sembari membolak-balikan buku biologi, "andai kalian lihat ini. biologi makin kesini makin merepotkan. Terlalu banyak bahasa ilmiah yang membuat aku ingin merobek seluruh buku ini" lanjutku yang tak sengaja sedikit meremas lembaran buku tebal yang tengah ku pangku.

"Ya tentu gampang, kalau kerjaannya hanya mencontek" seloroh Lee sambil memakan kacang, lalu kembali membaca buku Fisika miliknya.

"Enak saja, biar malas aku ini tetap belajar! Aku bukan Sasuke ingat!" Ujar Sai tak terima.

"Kapan belajarnya? Semalam sebelum ulangan? Cih lebih baik tidak belajar jika seperti itu!" Ledek Sasuke dengan mata yang masih fokus.

Aku tertawa mendengar pertengkaran Sasuke dan Sai.

"Menggelikan ya Naruto, melihat orang bodoh bertengkar" ledek Lee

Sasuke menengok kearah Lee, "diam kau batok!"

"Tau, main ikutan aja. Emang situ udah gambreng" timpal Sai yang tak kalah kesal karena dikatai bodoh.

"Hei, bodoh mah bodoh saja. Mana ada orang belajar diwaktu mepet seperti itu" Kata Lee lagi.

Aku mengangguki membenarkan ucapan Lee, "Guru-guru be lyke: Mana sempat, keburu telat!" Imbuh ku, lalu menendang punggung Sai dengan kakiku. Dan hal itu, membuat sai meringis karena badannya terdorong ke depan membuat dahinya terjeduk ke pinggiran meja.

Sasuke yang melihat itu lalu tertawa keras, "Iya mana sempat!" Ujar Sasuke melanjutkan ledekanku.

Sai meringis, dengan tangan mengusap dahinya yang memerah, dia lalu menatap ku, "Kaki sialan" umpatnya lalu membogem kakiku. Kemudian ia menatap Sasuke, "Kau itu tidak pantas meledekku. Kau bahkan lebih buruk dari ku baka!" Ucapnya lalu menoyor kepala Sasuke, dan hal itu membuat Sasuke kehilangan kontrol atas stick PS nya.

Just StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang