Yaksok Café - 17

412 73 9
                                    

"The God's Gifts"

Jinhyuk kembali masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan panik. Bagaimana tidak, ia mendapatkan panggilan telepon dari Wooseok dan suara istrinya terdengar lirih dan juga tersiksa beberapa kali.

Ponselnya ia tekan denial agar bisa terhubung kembali dengan istrinya. Jinhyuk sempat merasa istrinya sedikit kelelahan setelah perjalanannya kemarin di Busan, ditambah juga tidak banyak makan seperti biasanya. Jika ditanya selalu alasannya ingin diet dan takut gendut, padahal Jinhyuk sudah beribu kali bilang bahwa sekalipun Wooseok mirip panda bulat di kebun binatang sekalipun, tetap saja selalu menggemaskan untuk dirinya dan tetap akan mencintai istrinya.

Beberapa digit angka Jinhyuk tekan dan pintu rumahnya terbuka. Ia segera masuk dan mencari keberadaan Wooseok. Panggilan kesayangannya terdengar memenuhi ruangan.

"Sayang..,"

"Seokie..,"

"Kamu di mana?"

Jinhyuk sama sekali tidak menemukan istrinya di dalam rumah, dan juga kamarnya. Ia mencoba kembali menghubungi nomor hpnya namun suara handphone wooseok terdengar di dalam kamar mereka.

"Hpnya di tinggal, dia kemana..," ucapnya setengah menahan emosi dan juga paniknya. Tidak boleh,,ia tidak bisa terpancing emosi dan panik.. Sesaat ia melihat sebuah sticky notes terpasang di pintu lemari pendingin dekat dapur mereka.

"Sayang, aku di atap..aku menunggumu di sini..." Lee Wooseok.

Setelah membaca pesan itu, lantas Jinhyuk memilih pergi dan meninggalkan rumah mereka untuk naik ke lantai 21, lantai tertinggi di apartemen mereka. Tempat yang Wooseok minta untuk dirinya segera datang menemuinya.

Pikirannya masih berusaha untuk tidak berpikir negatif, istrinya tidak mungkin mengambil keputusan pendek seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikirannya masih berusaha untuk tidak berpikir negatif, istrinya tidak mungkin mengambil keputusan pendek seperti itu. Jika sampai itu terjadi, maka ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Wooseok.

Pintu pembatas menuju rooftop, Jinhyuk buka sedikit kasar. Dirinya langsung mencari keberadaan Wooseok dan memastikan untuk semua pikiran jeleknya hanyalah sebatas ketakutan yang nggak mungkin terjadi.

"Sayang..,"

"Di mana Seok?" ucapnya lagi dan masih tidak menemukan siapapun di atap apartemen itu.

Lengan kecil itu memeluk tubuh Jinhyuk dari belakang. Wooseok masih menangis, masih terisak, dia takut. Ia ketakutan. Berharap untuk bisa memeluk tubuh Jinhyuk seperti ini dalam beberapa waktu ke depan.

"Hyuk..kaya gini dulu sebentar," JInhyuk mengusap tangan si kecil dan menepuknya pelan. Ia juga sedikit bisa bernafas lega, karena ia takut Wooseok terluka, atau kenapa-kenapa.

Merasa suara Wooseok mulai kembali tenang, Jinhyuk segera membalikkan tubuhnya dan menatap manik mata Wooseok yang masih membengkak karena terlalu lama menangis.

YAKSOK CAFE (3 Cinta punya Cerita) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang