"Baiklah! Aku tidak berhak untuk tahu, bukan?! Hentikan saja semuanya! Kau bersikap seolah peduli denganku! Kau bersikap seolah benar-benar menjadi tunanganku! Apa itu semua benar-benar hanya akting? Ah, iya. Itu kebodohanku karena percaya denganmu." Ujar Lisa sembari tersenyum miris.
"Lalisa! Bukan seperti itu maksudku!"
"Aku tidak kenal Lalisa. Namaku Lisa. Jangan membuat nama sendiri seolah kau mengertiku sejak lama."
Jujur saja, Lisa merasa familiar dengan nama Lalisa yang baru saja Jungkook sebutkan. Tapi, ia hanya diam demi menutupi perasaanya yang sedang kalang kabut untuk saat ini.
"Aku melakukan ini untuk kebaikanmu! Tolong mengertilah sekali ini saja!"
"Maka itu bicarakan apa yang kau maksud demi kebaikanku! Memangnya seburuk apa Tzuyu sampai kau bersikap seperti ini?! Kau bahkan tidak mengenalnya! Aku bisa melihat ia anak yang baik!"
"Kau menghalangi takdir yang telah ditentukan untuknya!"
"Apa maksudmu dengan takdir?! Kau terus membicarakan hal yang tidak masuk akal sejak tadi!"
"Ia akan menyakitimu seperti sebelumnya, Lalisa! Jangan bersikap bodoh!"
Lisa terdiam. Ia tidak tahu apa maksud Jungkook. Namun, lagi-lagi ia hanya bisa mengesampingkannya. Terlalu banyak hal yang masuk ke dalam otaknya sekarang. Termasuk fakta dimana Jungkook membentaknya berulang kali.
"Aku tidak bermaksud membentakmu. Hanya saja kau tahu ia bukan gadis yang baik untuk menjadi temanmu."
Lisa tidak menjawab. Ia tetap diam tanpa bergerak sedikitpun.
Jungkook menghela napas karenanya, "Kita pulang sekarang, eoh?"
Tidak ada jawaban dari Lisa. Gadis itu hanya menoleh ke jendela di sampingnya. Jungkook kembali menghela napas dan menjalankan mobilnya.
Tanpa ia ketahui, Lisa tengah mengeluarkan air matanya tanpa bersuara.
•
Jungkook mendesah lelah. Ia menjambak rambutnya dengan frustasi. Wajahnya tampak lelah. Memang benar ia lelah. Rasanya ingin mati saja saking lelahnya. Namun, ia tidak bisa. Ada yang harus ia perjuangkan dulu sebelum mati.
"Bodoh sekali, Jeon Jungkook."
"Wah, sudah lupa nama sendiri rupanya."
Suara seseorang yang menginterupsi segala hal yang ada pikiran Jungkook menggema di kamarnya begitu saja.
"Kau tahu aku tidak bisa melihatmu. Katakan saja apa maumu sekarang." Kata Jungkook.
Tidak butuh waktu lama bagi suara itu untuk menjawab pertanyaan Jungkook. Ia tertawa sedikit sebelum akhirnya menepuk pundak Jungkook dengan ringan.
"Hanya sekedar mengingatkan. Tugas untuk kekembalianmu. Sepertinya ada salah paham dalam pemikiranmu dengan Dewa. Atau mungkin, kau berlagak paham walau sebenarnya kau tidak tahu apa-apa. Malahan, gadis itu yang tahu apa yang harus ia lakukan."
Setelahnya, suara angin kencang terdengar. Jendela kamar Jungkook terbuka, angin bisa saja keluar masuk dari sana sesuka hati mereka. Namun, sebenarnya itu menandakan bahwa si pemilik suara tadi sudah hilang terbawa angin.
Jungkook menundukkan kepalanya. "Apa yang tidak kupahami? Apa yang seharusnya kulakukan?"
•
Yoongi masih tidak dikatakan dengan yang baru saja Jennie tunjukkan padanya. Ia menatap gadis di depannya itu dengan tatapan seriusnya.
"Bagaimana bisa seperti itu? Kita melewati semua ini untuk bisa sampai di sini. Tapi, ia bisa mendapatkan itu semua dengan mudahnya. Kenapa Dewa bisa setidak adil ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Lalisa 2? (Lizkook) ✔ E-BOOK
FanfictionKita semua tentunya belajar tentang sejarah. Kita belajar dari sejarah dan hidup kita juga termasuk dari sejarah. Ada banyak sejarah yang kita ketahui, bukan? Dalam sejarah itu juga ada beberapa yang dibumbui dengan kisah bahagia yang sebenarnya ti...