please listen to the song "Love is Gone" by Slander
Happy reading, guys!
***
Seharian penuh Isya habiskan untuk memperbaiki hubungannya dengan ayahnya dan menebus kerinduan diantara mereka. Ayahnya merupakan orang yang hangat. Isya merasa nyaman disisi pria bertubuh tegap dengan mata yang meneduhkan itu. Selalu.
Selama perbincangannya, Ayahnya sama sekali tidak menyebut nama mamanya dan Isya juga tidak ingin menyinggung hal tersebut.
Isya sebenarnya tidak mau tahu bagaiman hubungan papanya dengan mamanya. Menurutnya, itu urusan mereka berdua dan ia sebagai anak tidak perlu ikut campur. Biarkanlah mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Namun, itu sebelum negara api menyerang. Sebulan yang lalu, wanita tua yang berstatus sebagai grandma-nya menemui mamanya dan mengancamnya. Isya jelas geram dengan wanita tua itu. Selama empat tahun mamanya meninggalkan semuanya dan tak pernah mengusik wanita itu. Tiba-tiba ia datang bak bencana. Isya tak terima dengan perlakuan dan hinaan wanita tua itu. Apalagi ditambah dengan berita mengejutkan dari mulut berbisa wanita itu.
Ayahnya akan menikah bulan depan. Dan Isya datang kesini tentu bukan untuk berlibur, ia membawa misi penting. Ia akan menggagalkan pernikahan ayahnya!
"Besok Isya sudah bisa mulai masuk ke sekolah baru. Ayah sudah mengurus semua keperluan Isya nantinya," ujar Pak Hunagaedi sambil mengusap-usap kepala putri semata wayangnya itu.
Kini mereka berdua tengah menonton drama korea di ruang keluarga. Sebenarnya Isya saja yang menontonnya, sedangkan Pak Hunagaedi hanya menemaninya. Mana paham dirinya dengan drama yang pemerannya memiliki wajah sama semua seperti itu.
Siapa tadi? Ah, ya Cha Eun Woo, yang Pak Hunagaedi ingat hanya nama itu karena sedari tadi Isya tak ada hentinya membicarakannya dan mengatakan jika ia adalah pacar cowok tersebut.
"Sekolah yang milik ayah itu kan?" tanya Isya memastikan.
"Bukan milik ayah, tapi milik yayasan."
"Sama saja, kan ayah ketua yayasannya," balas Isya.
Apakah ada yang menarik perhatiannya besok? Akankah hari-harinya akan menyenangkan di sekolah barunya? Atau membosankan seperti biasanya?
Tentu saja ia akan membuat hari-harinya menyenangkan. Ia sungguh tak sabar menantikan esok tiba. Dan jangan lupakan jika ia juga sudah tidak sabar sekali untuk menyapa calon saudara tirinya. Ya, ia akan satu sekolah dengan saudara tirinya. Bukankah itu hal yang sangat menyenangkan?
"Jangan berbuat nakal!"
Isya mencebikkan bibirnya, ayahnya seperti bisa membaca pikirannya saja. "Anak ayah mana nakal sih. Isya kan kayak malaikat," balas Isya tersenyum manis. "Maut," tambahnya dalam hati.
"Jangan hiraukan semua omongan Grandma," peringat ayahnya kemudian.
Isya hampir tertawa mengingat wanita tua itu. Grandma-nya sama sekali belum menemuinya untuk mengucapkan selamat datang. Ia yakin sekali jika wanita tua itu tengah merapalkan doa penuh makian kepada dirinya yang berani tak mengindahkan ancamannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215404905-288-k862658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BONDAN
Romance"Lo tahu?" "Jatuh cinta sama lo ternyata seberat ini!" "Tapi, lo juga harus tahu!" "Gue ini hujan. Beribu kali langit buang gue, gue akan tetap kembali!" Gadis berambut kecokelatan itu menatap cowok yang berdiri mematung di hadapannya. Tatapannya na...