Now playing : SuperM - Jopping
Mamas Lucas :*
***
"PDKT.
Jangan seperti GTA, dikode dulu baru peka.
Coba seperti PUBG, ketemu langsung tembak."***
"Eh, woy!! GKP sama Devon dkk lagi tanding basket!!"
Agatha menoleh heran saat teman-teman sekelasnya seketika heboh dan berhamburan keluar kelas. Ia tidak tahu mereka mau kemana, dan siapa itu Devon dan GKP. Agatha mengangkat kedua bahunya acuh dan kembali membaca novel.
"Tha, lo gak mau liat tanding basket?" tanya Melody, teman sebangkunya.
Agatha menggeleng, "Emang siapa GKP dan Devon?"
"Oh iya, lo murid baru jadi belum tau," ucap Melody. Gadis itu berdeham dan membenarkan posisi duduknya menghadap Agatha.
"Jadi gini, GKP itu singkatan dari Geng Kepribadian Ganda, perkumpulan cowok-cowok dengan kegantengan di atas rata-rata. Sifat mereka beda-beda banget jadi mereka dibilang Geng Kepribadian Ganda alias GKP. Anggotanya ada empat, Ares, Arion, Revolt, dan Rey.
Gak ada ketua diantara mereka, tapi mereka lebih menghormati Ares gitu, entah karena apa. Arion itu sifatnya agak pemarah dan gengsian, Revolt jail dan suka godain cewek, Rey yang paling waras di antara mereka semua. Dia yang paling sabar dan good boy di GKP."
Melody mengambil air minum dan mengenaknya, mungkin seret setelah menjelaskan panjang lebar. Tapi, gadis itu belum selesai.
"Terakhir, Ares."
Agatha kembali pada ingatannya kemarin pagi. Seingatnya cowok yang dikejar Bu Indah juga bernama Ares atau Aryesa.
"Dia sih, Prince Ice. Dingin parah terus kata-katanya pedes lagi. Gak ada yang bisa narik perhatian Ares di sekolah ini. Gak banyak juga yang tau soal informasi tentang dia, susah nyarinya, kalau anggota yang lainnya gampang nyari informasi pribadinya. Cuman ada informasi kalau dia anak dari pemilik Adhitama Group. Selebihnya, gak ada yang tau."
Agatha mengangguk-anggukkan kepalanya. Meskipun ia tidak terlalu ingin tahu tentang mereka sebelumnya, tapi sekarang Agatha cukup penasaran dengan GKP dan Ares.
"Kalau Devon?" tanya Agatha.
"Devon mah, orang sok-sok an yang gak ada kapok-kapoknya nantangin GKP. Gak pernah menang lagi."
Agatha ber-oh ria. "Kamu gak nonton ?"
Melody menggeleng, "Mager. Mending gue nonton drakor," jawabnya.
Melody mengeluarkan laptop dari laci mejanya dan mulai menonton drama Korea kesukaannya itu.
***
Agatha membaca ulang formulir yang diberikan kepadanya. Formulir pendaftaran ekstrakurikuler SMA Kanaka. Setiap siswa wajib mengikuti salah satu ekskul agar bisa naik kelas. Ada banyak ekskul yang disediakan di SMA Kanaka dengan fasilitas yang lengkap pula.
Agatha memutuskan untuk masuk ekskul PMR. Menjadi dokter adalah cita-citanya sejak kecil. Ia mendatangi UKS untuk memberikan formulir pendaftaran tersebut.
"Permisi," ucap Agatha saat memasuki UKS.
Tidak ada jawaban, UKS tampak sangat sepi. Tapi ada beberapa suara aneh dari tirai paling ujung.
"Akkhh, pelan-pelan."
"Iya, tahan sedikit."
"Sshhh."
"Tahan bentar."
"Sakit."
Agatha mengerutkan keningnya, ia berjalan perlahan dan membuka tirai tersebut. Matanya membulat melihat apa yang sedang dilakukan dua orang tersebut.
"Kalian ngapain?" tanya Agatha.
Rey mendongak, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Eh, ini, gue ngobatin Ares."
Ares. Cowok itu melirik Agatha sekilas dan hendak bangkit namun ditahan Rey. "Mau kemana? Ini belum selesai."
"Kamu kenapa?" tanya Agatha lagi.
"Menurut lo?"
Agatha meringis saat melihat luka-luka di punggung cowok itu. Itu seperti luka bekas cambukan (?)
"Kamu ngobatinnya pake apa?"
Rey mengangkat kapas yang sedang ia pegang. "Obat merah."
"Obat merah langsung?"
"Iya."
Gadis itu menghela napas, "Itu salah tahapan perawatannya. Sebentar."
Agatha berjalan mengambil air hangat dan sapu tangan. Ia duduk di samping tempat tidur yang tadi nya tempat Rey duduk.
Pertama, gadis itu mencampurkan air hangat dengan garam dan mulai membersihkan luka di lecet di punggung Ares dengan perlahan. Cowok itu meringis dan mencengkram bantal putih dengan erat. Tidak mau terlihat lemah.
Agatha merawat luka Ares dengan begitu telaten, mengoleskan gel antibiotik sembari meniup-niupnya pelan, menghantarkan sengatan listrik di kulit cowok itu.
Sementara itu, Rey diam menyaksikan Agatha yang begitu sempurna dalam hal merawat luka itu.
"Gue mau beli makanan. Lo mau, Res?"
Ares mendongak, ia menangkap raut wajah agak kesal pada temannya, tapi tidak tahu karena apa.
"Nggak usah," jawabnya singkat.
Ares terlalu kesakitan menahan gel antibiotik yang meresap ke dalam lukanya sehingga tidak sempat menanyakan mengapa cowok itu tiba-tiba bad mood.
Rey mengangguk lalu pergi meninggalkan UKS tanpa mengucapkan apapun. Ia tidak pergi ke kantin, justru pergi ke toilet.
Rey menatap dirinya di cermin wastafel dan membasuh wajahnya. Ia mencengkram erat pinggiran wastafel hingga buku-buku jarinya memutih.
***
Halo, balik lagi.
Hope you guys like it.
Semangat yang lagi TO atau UTS.
Jangan lupa jaga kesehatan juga, dan jangan lupa share & voment.
With luv,
Ren, istri sah Mamas Lucas
![](https://img.wattpad.com/cover/216109470-288-k561036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARES
RomanceAryesa Adhitama. Cowok yang tidak percaya lagi kepada orang lain selain dirinya sendiri karena masa lalu yang diukir kedua orang tuanya. Lalu, datang seorang murid baru, Agatha. Entah bagaimana, sejak gadis itu pindah ke sekolahnya, ia selalu seca...