2. Satu kelas

34 9 3
                                    

“Mungkin ini awal dari segalanya”

🐣🐣🐣

Suara alarm berbunyi di kamar seorang pria. Namun, pria ini tak bergerak sedikitpun dari tidurnya hingga suara anak kecil yang masuk ke indra pendengarannya mampu membangunkan pria ini.

"ABANGGGGG, bangun elah bang udah siang!" teriak Alvin adik Sheno sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sheno.

Sheno tinggal di rumah hanya bersama adik dan pembantunya. Orang tuanya tinggal di luar kota karena urusan pekerjaan dan hanya pulang ke Jakarta 3 tahun sekali. Sebenarya orang tua Sheno ingin sekali tinggal bersama anak-anaknya, tapi karna memang kedua anaknya yang sudah bersekolah di Jakarta dan diajak tinggal bersama orang tuanya tidak mau. Maka dengan terpaksa mereka harus berpisah. Walaupun berat untuk dilakukannya, namun apa daya ini semua demi kebaikan keluarga mereka.

Keluarga Sheno terbilang kaya raya karena bisnis dari keluarganya yang berkembang pesat di seluruh negeri. Namun hal itu tak membuat Sheno menyombongkan dirinya. Malah Sheno termasuk orang yang cuek akan kekayaan karna menurutnya harta hanya titipan, buat apa menyombongkan harta toh itu milik orang tuanya.

"Hmm.." gumam Sheno sambil mengucek matanya.

"Buruan siap-siap gue tunggu di meja makan." ucap Alvin.

Alvin sekarang kelas dua SMP. Jarak SMA Merah putih dengan sekolah Alvin searah, maka dari itu setiap paginya Sheno lah yang mengantar Alvin. Sebenarnya Alvin mampu berangkat sendiri menggunakan motor tapi Sheno belum mengijinkannya padahal dulu dirinya masih SMP sudah kebut-kebutan dijalan dan dia tidak mau jika adiknya meniru seperti dia.

****

Di meja makan rumah Via, kini sudah berkumpul untuk melakukan sarapan pagi. Keluarga Via merupakan keluarga yang harmonis, hanya ada pertengkaran kecil yang menghiasi rumah mereka. Rumah ini juga ramai dengan suara celotehan Rian ponakan Via.

"Oiya ma, papa mana? Kok ga keliatan?" tanya Via pada mamanya sambil celingukan mencari Ando, papa Via.

"Papa tadi subuh udah berangkat ke Singapura Vi ada urusan mendadak. Katanya perusahaan yang disana lagi ada masalah." Jelas Reni mama Via.

"Nanti kamu dianter abang sekalian berangkat ke kantor." ucap Farhan suami dari kakak Via.

"Okedeh." balas Via sambil mengacungkan jempolnya.

"Iyan itut." kata Rian dengan nada cedalnya.

"Gaboleh Rian, kakak kan mau sekolah. Rian dirumah aja sama bunda sama nenek." jawab Via.

Rian yang mendengar itupun lantas menunjukkan ekspresi cemberutnya dengan bibir yang dimonyongkan kedepan. Membuat bocah ini semakin menggemaskan.

****

Kini hari ketiga MOS SMA Merah Putih. Seluruh siswa dibariskan di lapangan. Cuaca yang panas tak membuat para siswa mengeluh. Mereka semua antusias karena hari ini adalah pengumuman pembagian kelas.

Sekolah ini memang beda, biasanya pembagian kelas akan dituliskan di mading dan siswa akan berdesakan untuk melihatnya. Namun disini, pembagian kelas akan dibacakan oleh kepala sekolah.

"Kok gue deg-deg an ya." ucap Dipo memegang dadanya.

"Kalo gue sih mau dikelas mana aja terserah yang penting banyak cewenya." kata Ical.

Plakk

"Kok gue di geplak si Po?" tanya Ical bingung.

"Tobat bego, jangan mainin cewe mulu kasian cewenya lo gantungin kagak lo kasih kepastian." jawab Dipo

SHEVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang