5. Bahan Taruhan?

4 0 0
                                    

Sebelum benar-benar pergi, Siska berbisik, "Minta anter Sheno aja, lumayan irit ongkos."

"Ish lo mah." Siska cekikikan berjalan ke arah pintu.

"Gue juga pulang deh kalo gitu," kata Via hendak berdiri.

"Naik apa, Vi?" tanya Ical.

"Pesen ojol gue."

"Gausah Vi, minta anter Sheno aja," timpal Dipo.

"Iya bener tuh, cewek nggak baik pulang sendirian," imbuh Raka.

"Kok gue?" Sheno tidak terima. Mengapa harus dirinya, sedangkan mereka berempat.

"Yailah kan kita pake mobil lo Shen, berarti lo dong yang nganterin. Secara kan Via gebetan lo," gurau Dipo.

"Kok gebetan? Enggak ya!" tegas Via tak terima. Padahal dalam hatinya mengaminkan. Wkwk.

"Calon pacar?"

"Lo tau ini apa, Po?" Via mengangkat gelas yang sudah kosong.

"Gelas," jawab Dipo polos.

"Gue lempar ke muka tau rasa lo," lanjut Via.

"Uhh sadisss," ujar Dipo pura-pura takut.

"Au ah, jadi nganterin nggak lo?" Via menatap Sheno.

"Siapa juga yang mau nganterin lo?" sarkas Sheno.

"Yaudah." Via menghentak-hentakkan kakinya kesal berjalan keluar restaurant.

Ternyata baterainya lowbet, terpaksa Via harus naik taxi dan menunggu di depan mall.

Panas, gerah, itulah yang dirasakan Via.
"Ya ampun lama banget sih," ujar Via pada diri sendiri sambil mengelap keringat di dahi.

Tak lama mobil sport berwarna putih datang di hadapan Via. Via mengernyit heran. Sang pengemudi menurunkan kaca mobilnya.

"Cepet naik!"

"Ogah, gue mau naik taxi."

"Ck, nyusahin."

"Siapa suruh lo ke sini? Tadi bilangnya aja ogah-ogahan," sunggut Via. Enak aja dirinya dibilang nyusahin.

"Yaudah." Sheno menaikkan kaca mobilnya.

Sebelum Sheno menancapkan gas, Via terlihat sedang berpikir.

"Gue ikut," katanya dengan muka sebal. Daripada menunggu yang tidak pasti lebih baik ikut, lumayan irit ongkos. Benar kata Siska. Wkwk.

"Shen," panggil Via.

"Hm."

"Kok lo mau nganterin gue? tumben." Via menatap Sheno disampingnya.

"Kepo," jawab Sheno melirik Via sebentar lalu kembali menghadap ke depan.

Emang dasar Sheno hobinya membuat Via kesal.

Via menatap keluar jendela dengan mulut komat kamit menahan kesal, tidak berniat bicara pada Sheno. Sheno pun hanya diam fokus pada jalanan.

Ciiittttt!!!

Sheno mengerem mobilnya mendadak. Via pun terpental ke depan, jidatnya mengenai dashboard mobil.

"Awss," rintih Via memegangi dahinya.

"Shit!" umpat Sheno. Di depannya ada motor yang sengaja menghadang mobil Sheno. Ia mengetahui siapa orang itu, Andre. Mau cari masalah apalagi dia.

"Siapa si, Shen?" tanya Via.

"Lo disini. Jangan keluar!" tegas Sheno. Rahangnya mengeras tapi raut mukanya datar, hal itu malah membuat Via ketakutan.

Kemudian Sheno keluar menemui Andre. "Mau apa lo?" tanya Sheno tidak suka basa-basi.

SHEVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang