i

922 134 34
                                    

Chan menguap. Ia mengucek matanya yang sedikit berair. Tim kerjanya sedang menyiapkan suatu proyek yang mengharuskan ia berangkat lebih pagi dari biasanya.

Matanya kembali melirik papan pemberitahuan, mengecek apakah kereta cepat yang melewati stasiun tujuannya sudah dekat atau tidak. Ternyata kereta cepatnya masih berada di dua stasiun sebelum stasiun ia berada. Nampaknya Chan harus menunggu beberapa menit lagi.

Ia memperhatikan garis kuning yang berada beberapa sentimeter dari sepatunya. Tertarik untuk memikirkan kenapa warna kuning yang dipilih untuk simbol berhati-hati. Ia perlu memanaskan otaknya sebelum dipakai di hari yang luar biasa sibuk ini.

Sepasang sneakers tiba-tiba muncul tepat beberapa meter di sebelah kanannya. Chan tersenyum geli ketika menyadari tiap sepatunya memiliki warna tali yang berbeda, kuning neon dan fluorecent pink. Cukup menarik.

Diam-diam ia melirik ke pemilik sepatu menarik itu. Pasti pemiliknya seorang remaja nyentrik.

Oh.

Gambaran remaja nyentrik di pikiran Chan lenyap, digantikan oleh remaja laki-laki berhoodie abu oversized yang sedang serius menatap layar ponselnya.

Mungkin ini berlebihan. Tapi pemuda di samping kanannya tampak seperti malaikat di mata Chan. Rambut halus dengan poni rata yang dipoles warna coklat tua nampak berkilauan di bawah temaram lampu stasiun. Mata bulat, hidung mancung, pipi bulat kemerahan, dan bibir merah yang sepertinya dipoles dengan liptint berpadu dengan sempurna sehingga menghasilkan wajah manis cenderung cantik.

Tampak dari samping pun sudah membuat Chan mengagumi parasnya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana indahnya saat ia melihat paras itu dari depan.

Kereta cepat melambat dan berhenti di hadapan Chan yang masih terpaku menatap sosok remaja di sampingnya. Pintu kereta terbuka, beberapa penumpang turun dan beberapa penumpang pun naik. Remaja manis di samping Chan menoleh ke arahnya dan tersenyum sopan sebelum menaiki kereta cepat di hadapan Chan.

Chan masih terpaku. Remaja manis itu tadi tersenyum padanya. Jantungnya berdetak cepat dan Chan bisa merasakan pipinya memanas.

Mata Chan mengikuti sang remaja yang telah mendudukan diri di dalam kereta dan kembali sibuk dengan ponselnya. Ia masih belum bisa mengalihkan pandangan hingga pintu kereta tertutup dan melaju.

Kemudian Chan tersadar.

"Sial."

Itu kereta cepat yang ia tunggu. Tampaknya Chan harus menunggu beberapa menit lagi untuk bisa menaiki kereta cepat selanjutnya. Semoga ia tidak terlambat.




























Halo. Salam kenal chanmin fam ♥

you had me at hello ✧ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang