Dinginan Siapa?

124 6 2
                                    

"Pagiii...."  ucap seorang pria dari pintu kelas dan langsung nyosor masuk ke dalam.
Gadis yang sedari tadi berada di kelas sendirian menikmati buku bacaannya menoleh sekejap, dan kembali fokus ke bahan bacaannya.
'mengganggu' dalam hatinya.
.
Tak lama banyak anak yang mulai mengisi kelas dan keadaan pun mulai ramai.  Bel apel sekolah berbunyi, dan siswa siswi diwajibkan untuk ikut apel di lapangan indoor sekolah. Terlihat, gadis ini keluar terakhir dari kelasnya, tak bersama siapapun, tak lupa mematikan lampu dan mengecek kembali kelas,dia menaruh bukunya di atas meja, dan dengan langkah santai menuju lapangan.
.
Di lapangan, kepala sekolah mengumuman tentang seleksi kelas olimpiade tingkat SMP yang akan diadakan pekan depan, yaa, ini memang kegiatan rutin setiap tahun. Senja memang dikenal sebagai murid pintar di sekolahnya, khusunya bidang fisika. Perlahan, senyuman kecil terbentuk di bibir Senja, melihat peluang yang ada di depan matanya.
.
Kembalinya ke kelas, seperti biasa mereka melanjutkan pelajaran dengan serius dan tenang. Jam istirahat pun tiba, seluruh siswa siswi pergi ke kantin mencari bakso bakar dan gorengan bu rini, terkecuali dua orang dingin ini. Siapa lagi kalau bukan Senja dan seorang pria yang juga memang terkenal pintar di kelas, Vraka Biru Cendana, atau yang akrab disapa Biru. Bayangkan, mereka berdua dalam satu kelas duduk bersebarangan yang satu di ujung kanan yang satu di ujung kiri, Ac dinyalakan dengan suhu 18 °C,  dan kedua orang ini saling diam dengan bukunya masing masing. Dingin kan hmm, author aja kedinginan ini.
.
Perlahan Biru melirik sekejap ke arah Senja yang terlihat tengah fokus ke buku yang terlihat cover nya oleh Biru.
.
"Lo ikut seleksi olimpiade juga? " tanya Biru menoleh sekejap ke arah Senja, lalu fokus kembali ke bukunya.

Tidak mendengar tanggapan apapun, Biru kembali melihat Senja dengan tatapan tajam dan sedikit kesal.
Menyadari hal itu, Senja menoleh sebentar sehingga mata dingin keduanya bertemu.
Senja membuka mulutnya, dan berkata

"Ya" sesingkat itu guys hmmm

Biru menyerah, baru kali ini ada gadis sedingin bahkan lebih dingin dari dirinya. Biru menghembuskan nafas beratnya dan memasang earphone lalu mendengarkan musik kesukaannya, dan mencoba untuk fokus kembali dengan buku olimpiadenya.
.
.
Selesai kelas, Senja tidak langsung pulang, dia berniat untuk pergi ke perpustakaan sekolah untuk belajar. Sesampainya di perpustakaan setelah melakukan check in dan menyewa loker. Senja berjalan menelusuri rak-rak buku sambil memainkan tangannya di setiap buku, mencari buku yang pas untuk menjadi bahan referensi. Tak sengaja, pandangannya bertemu dengan Biru yang berada di lorong sebelah namun melihat ke arah rak yang sama. Keduanya diam sebentar, laluuuuu

Saling membuang pandangan dan melanjutkan mencari buku favorit mereka. Tanpa ada senyuman dan sapaan sedikitpun. Miris sekali authornya.
Hening, hanya ada suara detik jam yang memenuhi ruangan. Senja masih fokus pada buku bacaannya dan Biru masih fokus untuk mencuri pandang ke arah Senja. Detik berganti menit dan menit berganti jam, sudah setengah halaman buku dilalap habis oleh Senja dan hanya seperempat halaman yang hanya berhasil dibaca oleh Biru. Menyerah akan lebih baik sepertinya.

.
*Hai semuanyaaa, gimana nih ceritanya, maaf yaaaa kalo nggak nyambung atau kebanyakam typo, authornya baru belajar nulis. Jangan lupa vote dan tinggalin komentar kalian yaaa, terima kasih*

SENJA DAN BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang