Kompetitor

71 8 0
                                    

Walaupun baru berada di kelas 8 SMP, namun ambisi Senja dan Biru sangat besar dalam bidang akademi dan non-akademi. Lihat saja kelas selesai jam 14.00 dan sekarang sudah pukul 17.00, dua orang ini masih tetap berada di perpustakaan dengan buku bacaannya masing-masing.

"kalian nggak mau pulang?? Perpustakaannya mau Ibu tutup nih" ujar penjaga perpustakaan.

Tanpa basa-basi, Senja segera menutup bukunya dan memasukkan semua barangnya ke dalam tas, Senja keluar perpustakaan mendahului Biru. Biru cepat-cepat merapikan barang bawannya dan mencoba mengejar Senja yang sudah di daun pintu, namun tak lama Senja sudah menghilang
"Aneh banget" ujar Biru kebingungan dengan tingkah Senja.
.
.
Seleksi olimpiade tingkat SMP diadakan di sekolah pada jam pulang sekolah. Terlihat Senja duduk di depan dengan kepercayaan diri yang tinggi. Dibelakangnya ada Biru, yang tak mau kalah dari Senja, dia memutar pulpen seolah sedang mengolah rumus- rumus di otaknya. Waktu pengerjaan soal dimulai, semua siswa yang ikut seleksi olimpiade membuka kertas di depannya. Ada yang langsung melotot melihat soalnya, ada yang langsung bercucuran keringat, dan ada yang bingung ingin mengerjakan dari mana dulu. Berbeda dengan dua orang ini, senyuman miring terpancar di wajah keduanya. Senja dan Biru.

Tak menunggu waktu lama, Senja menutup kertas soalnya dan mengumpul lembar jawaban ke meja guru, tanpa disangka Biru juga melakukam hal yang sama, sehingga mata keduanya saling menatap sinis. Buru-buru Senja kembali ke tempat duduknya dan merapikan barang-barangnya untuk segera pulang dan melanjutkan hobinya, belajar.

~~~~~~
Terdengar suara perdebatan diruang kepala sekolah, setelah di telaah ternyata itu suara dua orang pintar yang sedang memperebutkan posisi perwakilan sekolah untuk olimpiade, tak lain dan tak bukan, Biru dan Senja.

"Pak, saya kan pak yang akan dikirim mewakili sekolah kali ini? " kata Senja

" yeeee, nggak bisa gitu dong" balas Biru.

"Lo kan kemaren udah ikut olimpiade matematika, ya kimia sekarang giliran gue" ujar Senja tak mau kalah.

Tak disangka Senja yang cuek, akhirnya buka suara gara-gara hal ini. Awalnya Biru kaget, tapi apa boleh buat.

Melihat hal ini, kepala sekolah dan guru pembimbing olimpiade geleng-geleng kepala dan sudah sangat terbiasa dengan pemandangan dua orang ini.

~~~~~~

Di dalam kamar terlihat seorang pria yang sedang berjalan mondar mandir di depan kasurnya, dia frustasi. Tak lama terdengar suara handphone, panggilan masuk dari nomor baru, tidak dikenal. Dengan malas pria ini mengangkat telpon, dan disebrang sana terdengar suara seorang perempuan dengan nada tingginya.

"Heh, urusan kita belom selesai ya "

Biru kaget, siapa ini. Dia terdiam sejenak, lalu lanjut meletakkan handphone ke telinganya kembali.

" Urusan?? "tanya Biru

" Lo nggak usah pura-pura nggak tau, gara-gara lo, si Mita yang dikirim buat olimpiade" balas perempuan di sebrang sana

Haaah, Biru sudah tau ini siapa.

"Yaa, itu gara-gara lo juga"

"Gue nggak mau tau, pokoknya besok kita harus ngomong ke kepala sekolah tentang ini "

" Gue nggak mau" Biru segera mematikan handphonenya dengan wajah yang sangat kesal

Senja yang menelponnya tadi juga memandang handphonenya dengan kesal.

"ihh rese banget si ni anak" ujar Senja kesal.

*gimana-gimana?? 
Tunggu author di episode selanjutnya

SENJA DAN BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang