Pacaran Yuk!

55 5 2
                                    

Ternyata masa SMA adalah masa - masa rumit sekaligus menyenangkan, dimana semua terasa lebih nyata. Dan menjadi idola di SMA adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi kebanyakan orang. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Biru dan Senja.
Apalagi jika sudah menyangkut orang-orang yang terus ingin masuk dan seolah mengambil alih kehidupan mereka seperti Mona dan Ivan.

Setiap hari, setiap jam, dan setiap detik di sekolah terasa sangat meresahkan bagi keduanya. Kali ini bukan karena persaingan mereka yang semakin kuat, tapi karena Ivan yang selalu mengejar Senja. Dan Mona yang terus mengikuti Biru kemanapun Biru pergi, kecuali toilet. Bagaimana keduanya bisa fokus belajar jika terus seperti ini?

--------
"Iyaaa, mama sama papa Mona itu nyuruh kita buat tunangan" Ujar Mona kepada dua temannya, mereka tengah berjalan menyusuri lorong koridor sekolah dengan langkah centil namun santai *hayoloh gimana tuh

Sesekali tangan Mona membuka setiap pintu yang dilewatinya, memeriksa kelas, dan matanya tak henti menatap setiap sudut tempat yang dilewatinya, seperti sedang mencari sesuatu, hmm atau seseorang.

Di lain sisi, Biru sedang asyik mendengarkan musik rock kesukaannya, dia menganggukkan kepalanya dan menggerakkan tangannya seolah tengah memukul drum mengikuti alunan musik yang keluar dari headphone oranye kesayangannya. Biru sedang berada di gudang sekolah, duduk dengan berlapis kardus dan di antara barang-barang berdebu. Dia sudah tau, Mona akan mencari dan mengikutinya. Jadi, inilah satu-satunya tempat yang aman untuk menghindari gadis aneh itu, paling tidak sampai jam istirahat selesai.
---
Suara decitan sepatu kembali terdengar di lorong koridor sekolah dan kali ini....

"Senjaaaaa" suaranya lembut namun seperti ingin menerkam, menggema memenuhi lorong koridor sekolah yang sepi. Mengerikan.

"Mampus gue" Ujar Senja panik berhenti berlari sejenak.

Senja berlari kecil menyusuri lorong koridor, berharap dia bisa menghilang saat ini juga. Toh berlari tidak akan cukup untuk menghindari makhluk-makhluk spesies langka ini.

Tak sengaja, Senja melihat ruangan yang terletak di sudut koridor yang sepertinya jarang dimasuki orang-orang. Senja berlari menuju ruangan itu dan segera memutar gagang pintu

'Ceklek' terbuka.
Tanpa pikir panjang, Senja segera masuk ke ruangan itu dan menutup pintunya rapat-rapat.

"huuuuh" Senja menghela napas lega.

Untuk beberapa saat, Senja dapat merasa aman di dalam ruangan sempit ini. Namun, tidak sampai 3 menit, dadanya mulai sesak dan dia mulai kesulitan bernapas. Tak ambil pusing, Senja pun mencoba untuk membuka pintu. Toh juga pasti Ivan dan teman-temannya sudah pergi, pikirnya.

'Ceklek' tidak terbuka.
Senja mencobanya sekali lagi 'Ceklek' 

'Deg' terkunci
Keringat telah bercucuran di wajahnya, cemas, takut, dan dadanya terasa semakin sesak. Dia terus mencoba membuka pintu, namun nihil, hasilnya sama saja.

Dengan sisa tenaganya, Senja berusaha untuk berteriak meminta tolong.
"To.. " tiba-tiba sebuah tangan menutup mulutnya. Senja sontak kaget dan segera berbalik arah menatap orang itu dan ternyata itu adalah

Biru

Selama beberapa menit ini, ternyata Biru dan Senja ada di dalam satu ruangan yang sama. Namun, sedari tadi Biru menutup matanya dan mengatur volume tinggi di headphonenya. Biru  tersadar saat merasa ada pergerakan disekitarnya, ternyata itu Senja yang terus saja mencoba membuka pintu gudang.

"ssstt jangan berisik" Ujar Biru sambil melepas tangannya dari mulut Senja.

"Iya, tap... tapi gue, gue harus keluar"Ujar Senja terbata dan badannya seketika terkulai lemas, hampir jatuh tapi dia masih tersadar dan untungnya ada Biru dibelakangnya. Senja kembali berdiri tegak menuju pintu dengan perasaan panik dan cemas, napasnya semakin sesak. Menyadari hal aneh yang terjadi pada Senja, Biru sontak memegang bahu Senja dan mencoba menompangnya.

SENJA DAN BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang