Chapter 7

511 34 11
                                    

Chapter 7

.
.
.

Mobil bercat biru berisi tiga orang itu melaju dengan cepat seolah mengejar waktu sambil sesekali menyalakan klakson dengan nyaring.

“Oppa~ Sakit sekali...” rintih Ryeowook yang berada dalam pelukan suaminya. Tangannya mengusap perut buncitnya. Tubuhnya telah basah oleh keringat dingin yang terus mengucur. Dan air matanya mengalir.

“Sabar, sayang. Tahan sebentar, eoh?” kata sang suami mencoba untuk menenangkan meskipun hatinya juga cemas. “Ya, Kim Jongjin! Jaga kecepatanmu!”

“Noona sudah kesakitan, Hyung! Biarkan aku berkonsentrasi!” sergah Jongjin.

“Hnnn-"

“WOWOOOW, NOONA! JANGAN MENGEJAN DI SINI!” teriak Jongjin setelah mendengar erangan dari mulut Ryeowook.

“OPPA~!”

“YA, KIM JONGJIN! KENAPA KAU MEMBENTAKNYA?!” Yesung membentak Jongjin. “YAYAYA! LAMPU MERAH!”

Jongjin terbelalak melihat lampu merah yang tiba-tiba saja menyala. Namun entah mengapa pedal yang diinjaknya adalah pedal gas sehingga mobilnya terus melaju dengan kencang dan mengundang polisi yang sedang berpatroli mengejar mereka.

“Aku pasti sudah gila!” gumamnya sambil mengatur nafas.

“Polisi! Polisi mengejar kita!” ujar Yesung bertambah panik.

“Jangan membuatku bertambah gugup, Hyung! Biarkan aku berkonsentrasi!”

“Oppa~” Ryeowook semakin mengeratkan genggaman tangannya di lengan Yesung.

Yesung mengusap perut istrinya untuk menenangkan. “Bersabarlah, eoh? Sebentar lagi kita sampai. Tenangkan dirimu, Sayang. Tarik nafas...” Yesung memberi instruksi kepada Ryeowook dan diikuti. “Hembuskan~”

“Fuu~”

“Cha, dashi!” Yesung kembali memberi instruksi diikuti Ryeowook sementara Jongjin fokus menyetir tanpa menghiraukan sirine polisi yang masih mengejar mereka.

“Fokus... Fokus, Jongjin-ah. Jika berhenti sekarang Ryeowook Noona akan kesulitan,” gumamnya bermonolog.

Tak lama kemudian rumah sakit yang ditujupun terlihat. Jongjin memasuki kawasan rumah sakit itu dan langsung berteriak pada petugas UGD untuk segera membantu.

“Selamat siang!” dua orang polisi menghampiri Jongjin setelah Ryeowook dibawa masuk.

Jongjin menoleh dan membungkuk sedikit, “Joesonghamnida. Keadaan mendesak tadi. Aku harus segera mengantar kakak iparku yang ingin melahirkan,” ujar Jongjin.

Kedua polisi itu mengangguk. “Kami tahu, tapi tadi sangat berbahaya jadi kami tetap akan melaporkannya sebagai pelanggaran lalu lintas,” kata seorang dari polisi itu.

“Ne, algaeseumnida,” sahut Jongjin pasrah.

.
.
.

Dalam ruangan bersalin tampak Ryeowook berusaha menahhan rasa sakitnya sambil meneskan air mata. Yesung yang menemanipun ikut menangis. Ia menggenggam tangan istrinya sambil membisikkan kalimat-kalimat yang dia harap bisa membuat istrinya tenang selagi dokter dan para perawat menyiapkan kelengkapan bersalin.

“Neomu apa?” tanya Yesung lembut.

Ryeowook sedikit terisak. “Ini karena Oppa~” sahutnya lirih. “Oppa selalu bertanya apakah anak kita membuatku sulit tidur atau berjalan jadi sekarang mereka marah,” lanjutnya dengan kepolosan tingkat tinggi.

Love for You Special (YeWook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang