Yang menduga Seongwoo pelakunya dianggap salah ya :)
Kim Taehyung? Siapa dia?
Nama tersebut terdengar sangat asing di telinga Seonghwa. Tapi, kenapa rasanya pemuda itu mengenal dirinya juga teman-temannya?
"Tau dong, temen lo si Wooyoung kan orang yang pernah tanganin kasus gue," jawab Seongwoo, lebih tepatnya Taehyung.
"Dimana Kak Seongwoo yang asli?" Tanya Seonghwa memberanikan diri.
"Gue bunuh lah, tuh mayatnya ada di lemari," jawab Taehyung santai seraya menunjuk lemari dengan dagunya.
Merasa ada kesempatan, Seonghwa menendang Taehyung dengan keras, membuatnya terjerembab ke tanah. Seonghwa mencabut cutter yang menancap di pundaknya, lalu berlari keluar dari sana.
"Lo gak mau kenalan dulu sama orang ganteng ini?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya tengil.
Seonghwa panik karena pintu menuju ke dalam terkunci, dan rupanya Taehyung lah yang menguncinya. Terbukti dari kunci yang tergantung di ikat pinggangnya.
"Jangan kabur dong, gue pengen cerita, nih."
Taehyung dengan santainya duduk bersila di tanah. "Dengerin ya. Dulu, villa ini tuh rumah kakek gue. Tapi sayangnya digusur karena ketauan berhantu, tapi gue beli lagi tanah ini dengan harga mahal. Tentunya dengan penyamaran. Tapi, si Soobin sialan itu berani banget kasih kode ke kalian."
Taehyung mendengus sebal di sela ceritanya. "Sebenernya yang jaga villa ini emang si Seongwoo, sih. Tapi gue bunuh aja, dia gak berguna."
Seonghwa bingung harus kemana? Ah, apa dia harus lewat pintu belakang dan melewati hutan? Dilihat-lihat, pintu itu bergoyang bila terkena angin. Itu tandanya pintu tersebut tidak dikunci.
"Lo pura-pura jadi Kak Seongwoo supaya gampang buat bunuh kita?"
"Betul, betul sekali!" Taehyung bertepuk tangan layaknya anjing laut yang sedang melakukan aksi pertunjukkan di pasar malam.
"Tapi susah tau, gue harus menghindar dari Wooyoung. Dia kan tau muka gue, kalo dia ngeliat gue otomatis kan gue gagal bunuh kalian," curhat Taehyung sambil memainkan rumput dan mencabutnya.
"Tapi kenapa lo mau bunuh kita?"
"Gue dendam sama temen lo tuh, si Wooyoung. Dia yang bikin gue jadi buronan. Cih."
"Selain itu?"
"Buat dimakan, apa lagi?"
Sial, Seonghwa harus bagaimana sekarang. Dia bingung, dia tidak bisa gegabah, karena di balik jaket yang Taehyung ada pisau yang siap mengoyak kulitnya kapan saja.
"Daripada buang-buang waktu, mending lo gue bunuh sekarang. Gue laper nih," ucap Taehyung sambil berdiri.
Seonghwa sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari sambil memegang cutter. Dia sudah membuat rencana.
"Sebelum lo mati, gue mau tanya sesuatu. Gue ganteng, gak?"
Taehyung menaik-turunkan alisnya percaya diri.
"Maaf ya, percuma lo ganteng tapi psikopat kayak gini. Lebih baik gue jujur daripada harus mati dalam keadaan lagi berbohong."
Senyum Taehyung hilang. Dia mengepalkan kedua tangannya erat, wajahnya berubah kebas.
"Hmm, oke. Gue setuju sih sama lo, tapi sayangnya gue kan emang harus bunuh lo, hehe."
Seonghwa tak lagi mendengarkan ucapan Taehyung yang mulai melantur. Diam-diam ia terfokus pada pintu ke arah hutan yang terbuka lebar.
Tapi bukan itu, ada seseorang mengendap-ngendap masuk sambil mengangkat balok kayu. Seonghwa kaget, sungguh. Orang itu sesekali meringis hebat tanpa suara, tapi dia terus maju.
"Bengong aja sih, ntar kesambet setan suruhan gue gimana? Gak enak loh, apalagi kalau roh lo sendiri gak bisa balik ke badan lo," celetuk Taehyung bercanda.
"Ha... ha... ha, makasih lawakan garingnya."
"H-hah? ARGH!"
Taehyung berteriak ketika kepalanya mendapat pukulan dari belakang. Dia langsung oleng dengan tangan memegangi kepalanya yang merasakan sakit.
"Enak kan dipukul di bekas luka, Kak Taehyung? Apalagi luka itu bekas ketusuk pecahan vas bunga dari temen gue, hehe," kekeh si pelaku pemukul Taehyung.
Taehyung mendesis marah. "Sialan lo, Wooyoung."
Wooyoung menurunkan balok kayunya sambil meringis. Dia agak tertatih-tatih karena luka tusuk di perutnya.
Asal kalian tahu, Wooyoung sempat menjahit luka di perutnya dengan benang dan jarum untuk menjahit baju yang dia temukan di saku celananya. Tapi sayangnya robek karena memukul Taehyung tadi.
"Belom aja kalian lawan setan yang ada di villa ini," kata Taehyung santai sembari bangkit. "Kalau ngelawan setan, mau minta tolong siapa? Gak ada kan?"
Taehyung meregangkan otot lehernya sebelum mengeluarkan pisau dari balik jaketnya.
"Daripada buang-buang waktu, mending kita mulai sekarang. It's show time."
Sementara itu, di gerbang villa, seseorang menyangga tubuhnya dengan satu tangan pada dinding karena lelah berjalan.
Pemuda dengan tas besar di gendongannya itu mengerang kesal lalu menendang batu di depannya.
"Jauh amat sih villanya, tau gitu gue naik ojek aja," sungutnya sebal sebelum melangkah masuk ke halaman villa.
"Ck, apa salah orang ganteng, sih? Masa gue yang ngajak liburan malah ditinggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Holiday | Ateez ✓
Mystery / ThrillerTentang liburan mengerikan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.