"Akhirnya kita sampe di villa!"
San berseru senang sambil meregangkan otot tubuhnya yang terasa pegal setelah duduk di mobil berjam-jam.
"Wah, lo pinter pilih tempat yang bagus, Kak Hongjoong," puji Mingi sambil berdecak kagum melihat pemandangan di sekitar villa.
Ada hutan di sekitar villa yang membuat Yeosang gembira, karena dia suka menangkap belalang.
Di belakang hutan ada gunung yang nantinya akan mereka daki untuk melihat sunrise sesuai keinginan Wooyoung.
Namun anehnya, pemuda yang awalnya bersemangat itu menjadi diam semenjak mereka masuk ke kota Daegu.
"Young, lo kenapa?" Seonghwa yang menyadarinya langsung bertanya.
"Gak apa-apa, gue cuma keinget kejadian gak mengenakkan di kota ini," jawab Wooyoung seraya menunjukkan senyum terpaksanya.
"Kalo boleh tau, kejadian apa ya?"
"Temen gue hampir mati dibunuh psikopat yang kerja sama bareng sepupu beserta pacarnya. Tapi mereka bertiga udah meninggal."
Seonghwa ber-oh ria sambil mangut-mangut saja. Dia tak menyadari kalau Hongjoong menatap keduanya dengan tatapan penasaran karena kedua temannya itu berbisik-bisik.
"Jongho, foto disitu yuk!" Ajak Yunho sambil menunjuk sebuah pohon pisang yang sedang berbuah di dekat hutan.
"Gak mau ah, gue capek," tolak Jongho serius. Dia ingin tidur, bukan foto. Dia tidak enak badan, badannya panas dingin.
"Eh jangan! Lo gak tau apa kalo di pohon pisang ada itu," cegah Mingi takut-takut.
Yeosang menautkan kedua alisnya. "Yang putih itu? Yang loncat dan bisa terbang? Itu sih gue pernah liat," katanya.
Mingi bergidik ngeri. "Liat dimana lo? Jangan bilang di kamar lo sendiri?" Tanyanya hendak bercanda, namun Yeosang membalasnya dengan anggukan kepala.
"Sialan lo, kok serem amat sih?!"
"Gue gak tau lah. Waktu itu gue kedinginan terus mau ambil selimut di ujung kasur. Eh taunya mati lampu dan gue liat ada yang berdiri di depan cermin lemari gue. Gak lama kemudian dia nengok dan melotot."
"GAK USAH DICERITAIN JUGA ANJ-"
"Mingi," tegur Hongjoong dengan tatapan tajam dan menusuk, membuat Mingi seketika diam tak berkutik.
"Gue masuk duluan, ya. Capek banget nih," izin Jongho sembari memijat pundaknya.
"Sini gue bantu, sekalian gue bikinin teh hangat." Seonghwa dengan sigap membawakan koper Jongho serta berjaga-jaga karena takut Jongho akan pingsan.
Namun siapa sangka dugaannya benar. Ketika mereka menginjakkan kaki di teras villa, Jongho tiba-tiba ambruk ke lantai.
Dan hidungnya mengeluarkan darah.
"Jongho kayaknya ketempelan, deh," cicit Yeosang setelah tahu apa yang terjadi.
"Maksud lo dia ketempelan setan di villa ini gitu?" Tanya San terkejut, dan Yeosang menganggukan kepalanya.
"Wajar sih, kan lokasinya deket hutan. Dan kita pengunjung, mereka pasti tertarik sama kehadiran kita," sahut Yunho menambahkan.
"Tapi, mereka gak bakal ganggu kita gak berbuat hal yang melanggar aturan. Jongho dari tadi sikapnya biasa aja tuh, jadi dia gak mungkin ketempelan," sambung Mingi yang berusaha mengurangi rasa takutnya.
"Ck, digangguin tau rasa lo," ketus Yeosang kesal sendiri.
"Lo tanya aja deh ke penjaga villanya, coba tanya tentang villa ini, siapa tau emang banyak hantunya," suruh Wooyoung pada Hongjoong yang sedang sibuk berpikir.
"Pak Seongwoo lagi pulang ke rumahnya, dia bilang pacarnya sakit," sahut Seonghwa yang tahu kemana penjaga villanya pergi.
"Panggil 'kak' aja, sih. Umurnya beda 4 tahun doang dari lo," sambung Hongjoong.
"Bentar, lo bilang Jongho ketempelan?" San tiba-tiba bertanya diluar topik kepada Yeosang.
"Iya, kenapa?"
"Lo bilang dia ketempelan sedangkan gue yang bisa lihat gak lihat mereka di sekitar Jongho. Jangan asal ngomong hal yang gak baik."
"Maaf, gue gak tau kalo Jongho ketempelan atau enggak. Soalnya tadi ada yang bisik-bisik di telinga gue, katanya ada yang suka sama Jongho."
Penjelasan Yeosang sontak membuat bulu kuduk mereka meremang. Mingi yang terkenal penakut pun langsung mendekatkan diri pada Hongjoong yang ada di sampingnya.
"Jongho gak ngapa-ngapain, kan?" Tanya Seonghwa tiba-tiba. "Gue yakin kejadian ini gak bakal terjadi kalo Jongho gak ngapa-ngapain."
"Gue inget sesuatu."
Mereka semua langsung mengarahkan pandangan ke Wooyoung yang tampak serius sambil melirik kanan dan kiri.
"Gue sempet lihat Jongho gak sengaja tendang piring yang ada di samping gerbang. Di piring itu ada lilin sama bunga, mirip sesajen gitu."
"Jangan ngarang dong!"
"Gue serius, Jongho gak beresin itu karena takut, jadinya gue yang beresin. Habis itu, Yunho dateng dan bantuin gue."
"Udah lah, hal kayak gitu gak penting buat dibahas. Lebih baik kita istirahat buat kegiatan besok. Gue bakal sekamar sama Jongho, kalian pilih kamar sendiri. Satu kamar berdua," ucap Hongjoong final sebelum berbaring di kasur yang ada di samping Jongho.
Fyi: satu kamar ada dua kasur kecil.
"Sang, gue sekamar sama lo, ya," pinta Wooyoung lalu menarik tangan Yeosang untuk pergi.
Seonghwa menghela nafasnya. "Yang mau sekamar sama gue, harus jaga kebersihan."
Yunho menegakkan badan sambil hormat pada Seonghwa. "Siap laksanakan! Gue sekamar sama lo, ya!" Ucapnya girang.
San mendengus sambil melirik Mingi yang terlihat acuh dengan sekitar. Kemudian dia memijat pelipisnya, moodnya jadi buruk.
"Kenapa coba gue harus sekamar sama manusia penyakitan itu."
CERITA INI HANYA FIKSI, JANGAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!
Btw, hantu yang diceritain Yeosang itu asli dari pengalamanku hehe. Hati-hati aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Holiday | Ateez ✓
Misterio / SuspensoTentang liburan mengerikan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.