Chapter Ten | Annoying!
❝Kesalnya orang itu, jadi salah satu cara dirinya tertawa. Aneh? Memang iya!❞Happy Reading...🍫
• ^ •
“KEBAKARAN ADA KEBAKARAN!!”
Telinganya berdengung keras. Suara ribut yang memaksa masuk pada gendang telinganya, seketika ingin membuatnya marah. Ia tahu orang itu hanya bercanda. Bunuh saja orang itu! Fanie yang masih mengantuk itu pun memilih untuk menarik selimutnya kembali hingga wajahnya tertutupi. Daripada harus memuaskan batinnya. Dipending dulu deh.
“Kebakaran woi!” teriak Vino tepat di daun telinga kanan Fanie seraya menyibak selimut yang dipakainya.
“BERISIK!”
“Jalan, yuk?” Terdengar suara Vino agak lebih kalem dari yang tadi. Tapi tetap saja, suaranya itu sangat mengganggu tidurnya.
“MINGGAT SANA!”
“Atau sarapan bareng mau gak?”
“PERGI DARI KAMAR GUE!!!”
“Kali ini gue yang traktir deh,” ujarnya lagi. Sepertinya Vino belum puas menjahili ceweknya itu di minggu paginya.
“ALVINOOO!!!” Satu bantal yang dilempar Fanie tepat mengenai wajah Vino. “GANTI RUGI BUAT MIMPI GUE YANG RUSAK!”
Erangan kesal dari cewek yang dipaksa bangun itu dibalas tawa puas dari Vino. Dan sebelum cewek bar-bar itu menimpuknya lagi, Vino memilih melesat pergi. “Gue ganti seharga berlian!” Lalu langkah kakinya benar-benar membawanya keluar dari kamar berjalan menuju ruang tamu.
Awalnya, Vino memang berniat mengajak Fanie jalan dengannya hari ini. Istilahnya seperti, quality time. Entahlah ada apa dengannya hari ini. Ia merasa perlu menghabiskan hari ini bersama Fanie. Ia merasa harus membuatnya selalu bahagia. Ia rasa ini perlu. Atau memang sangat diperlukan?
Tadi pagi-pagi sekali penampilannya sudah rapi. Hingga membuat orang-orang rumah melongo sambil menatapnya tanpa kedip. Memang pada dasarnya, seorang Alvino sangat anti mandi pada hari libur. Sampai-sampai Alana sering mencibirnya 'Hari libur, cogan mah pada punah!'. Namun karena hari ini agak berbeda, ia rela mandi pagi di hari libur.
Dan ketika dirinya sudah sampai di rumah Fanie. Ibu cewek itu mengatakan bahwa Fanie masih tertidur pulas di atas pulau kapuk miliknya. Niat menjahilinya pun terbesit begitu saja.
Namun yang menjadi masalahnya, ADA APA DENGAN DIRINYA HARI INI?
“Vino...” Namanya terpanggil. Ia menoleh untuk melihat sang pemilik suara. Lantas, ia pun tersenyum simpul.
“Iya, Tante?”
“Tuh anak satu udah bangun?” ucap Ibu Elina yang merujuk pada anak semata wayangnya—Fanie. Vino membalasnya dengan gelengan lemah. “Emang dia susah banget buat dibangunin. Tapi giliran pake iming-iming uang jajan tambahan baru deh tuh langsung bangun.”
“Keren!” komentar Vino.
“Keren dari mananya!” tukas Ibu Elina. “Tiap hari Tante kesel sama dia sampe pengen banting tulang.”
“Pengen kerja keras dong, Tan.” Vino terkekeh geli melihat ekspresinya yang tampak sekali sedang kesal.
“Dasar! Bukan gitu maksud Tante,” kilahnya. Kedua tangannya sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya. “Coba bujuk Fanie sekali lagi, kalo gak mempan siram aja pake sirup.”
“Loh kok gitu, Tan?” Vino tidak bisa menahan dirinya agar tidak tertawa. Nih emak bisa lawak juga ternyata.
“Biar disemutin tau rasa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[SHS 2] - ANNI(Ad)VERSARY ME!
Teen Fiction-· completed ·- Star High School - Stefanie Aquilanie **** "Pokoknya kita itu musuh! Dan gue gak akan pernah jatuh sama pesona lo!" Fanie, cewek yang dinobatkan sebagai orang ter-santuy seantero sekolahan. Namun, akan sangat berbanding terbalik jika...