24. BE TRAPPED

62 5 14
                                    

Chapter Twenty Four | Be Trapped
❝Kesalahan kali ini, fokusnya: kesalahpahaman. Tidak rumit, namun sulit.❞

Happy Reading...🍫

• ^ •

VINO berjalan santai dengan Alana di sebelahnya yang sedari tadi komat-kamit tidak jelas. Binar di mata Alana kian berbinar ketika dia tersenyum lebar. Vino ikut menghangat bahwa adiknya ini sedang bahagia. Entah apa penyebabnya, Vino tidak tahu.

“Kak Quilo perfect banget, ya?”

“Hah?” Vino terkesiap. Lantas ia menoleh dan menatap Alana dengan tatapan sarat menyelidik. “Maksud lo?”

Alana mencebik kesal. “Vino cemburu, kan, wle.” Lidahnya memelet dan membuat Vino kesal.

“Jangan bilang lo lagi bahagia karena dia.”

“Emang dia, kok.” Alana tersenyum sarat kemenangan. Senyumnya kian mengembang ketika di ujung sana ada Quilo sedang berjalan menuju kelasnya.

Alana hendak berlari namun Vino dengan sigap menahannya. “Lepasin dong, Vin.”

“Ke kelas sekarang,” ujar Vino dingin. Cowok itu sadar bahwa Alana berniat menghampiri Quilo yang sedang berada di ujung koridor kelas 12. “Ayo, gue anter.”

“Kalau gue gak mau, gimana?”

Vino mengendikkan bahu. “Gampang. Gue cuma tinggal ngadu ke Bunda.”

“Bunda gak bakalan marahin gue. Lagian selalu lo yang disalahin.”

Vino diam. Karena itu benar. Karena selalu Vino yang kena marah.

Cekalan tangannya terlepas. Alana berlari menuju arah kelas 12. Vino berdiri mematung menatap punggung adik satu-satunya itu yang menjauh. Ia tersenyum miris. Lagi-lagi kalah dengan perlawanan yang ia dapat dari orang yang ia sayangi.

^^^^

Tumpukan buku-buku milik teman sekelasnya berada dalam dekapannya. Fanie berjalan santai menuju kelasnya lagi karena buku-buku ini agak menghalangi pandangannya. Ditambah hanya ia sendirian yang membawa. Karena tadi ia tidak sengaja tertidur di kelas. Alhasil, guru yang sedang mengajar menghukumnya dengan menyuruhnya membawa buku-buku milik teman-temannya itu dari ruang guru.

Tiba-tiba sebuah bola menghantam tangannya hingga buku itu terlepas dari dekapannya. Terdengar erangan kecil dari Fanie serta ringis kesakitan. Pandangan Fanie menatap buku-buku itu yang berserakan di atas lantai. Ia berjongkok. Lalu memungutnya satu persatu dan menumpukkannya lagi seperti semula.

Fanie sumpah serapah kecil dalam hati karena orang yang membuatnya seperti ini tidak bertanggungjawab. Ia melirik ke lapangan yang sedang banyak orang. Ada yang sedang bertanding basket. Fanie mengendikkan bahu acuh tak acuh. Ia kembali berdiri dan mendekap buku-buku itu lagi. Ia melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

“Eh.” Seseorang menyentuh bahu Fanie. Sontak, cewek itu menoleh. “Kamu gapapa, kan?”

Fanie tersenyum singkat. “Gapapa.”

“Mau aku bantuin?”

“Emang gapapa? Kamu kan, lagi olahraga.”

Quilo tersenyum manis. “Aku dari tadi cuma diem di pinggir lapangan, kok.”

Fanie diam sesaat. Hal itu membuat Quilo segera mengambil alih sebagian buku yang tertumpuk pada Fanie agar berada dalam dekapannya. Lantas, mengulas senyum manis. Senyum khasnya.

[SHS 2] - ANNI(Ad)VERSARY ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang