16. CRAZY!

49 6 1
                                    

Chapter Sixteen. Crazy!
❝Beruntungnya, dia tidak pernah sadar pada apa yang terjadi.❞

Happy Reading...🍫

• ^ •

RELASI antara Vino dan Fanie seakan berjalan seperti yang sebelumnya. Ke sekolah bareng, lalu dilanjut bermain bersama Alana dan terkadang mengajak Virgo ikut serta. Mungkin karena mereka sama-sama melakukan kesalahan diam-diam dan memilih saling kembali satu sama lain lagi? Tidak ada yang tahu kecuali mereka sendiri.

Ah, ya, satu hal yang Fanie ingat bahwa Vino itu orangnya pelupa. Bisa saja dia lupa bahwa Fanie pernah tidak memberikannya kabar nyaris seminggu lamanya. Dan tidak memunculkan diri di hadapannya sama sekali.

Dan yang tidak Fanie ketahui, Vino selalu berusaha tetap tenang menunggu sebuah kabar yang... entahlah. Bodohnya, Vino tidak pernah mampu menengok tetangga samping rumah yang hanya terpisah oleh satu rumah dengannya. Siapa lagi kalau bukan Fanie?

Dan ada satu hal, yang membuat Fanie jengkel hari ini.

“Vino, pulang sekolah nonton, yuk!”

“Ya gimana, ya, La. Gue lagi gak bisa, nih. Maaf ya. Lain kali, deh,” tolak Vino hati-hati takut menyinggung perasaannya.

“Yaah, sayang banget kamu gak bisa.” Cewek bernama Xaquila itu tampaknya kecewa. Dia cemberut sembari menunduk dan memainkan jari jemarinya. Seolah sedang mencari atensi Vino agar mau menerima ajakannya. “Padahal aku udah beli dua tiket.”

“Oke, deh, gue berubah pikiran.” Perkataan Vino, sontak menimbulkan binar di mata Xaquila.

Apa-apaan sih?! Minggat sana lo! gerutuan Fanie dalam hati. Lantas, mendengus kesal. “Alay,” ejeknya pelan.

“Lo kenapa, Fan?” Vino terkekeh karena mendengar ejekan Fanie pada Xaquila. “Cemburu juga, kan, lo!”

“Norak.” Fanie mendelik tajam. “Dasar gak tau diri!” lanjutnya dalam hati. Lalu, Fanie beranjak pergi begitu saja karena kesal.

Lo gak cemburu! Lo gak cemburu! Lo gak cemburu! Fanie, lo gak usah cemburu! Aish!

Di belakang punggung Fanie, Vino tergelak melihat tingkah lakunya yang aneh. Vino yakin cewek itu sedang kesal karena dirinya mengiyakan ajakan Xaquila.

Sementara itu, Xaquila masih senyum-senyum sendiri sembari membayangkan nonton film hanya berdua nanti sore dengan Vino. Membayangkannya membuat senyum cewek itu tidak lepas sedetik pun. Jangan salah, pasti pipinya sudah merah bak kepiting rebus. Atau jangan-jangan seperti tomat ranum.

“La,” tegur Vino. Xaquila tersentak. “Senyum lo serem kalo gitu.” Dia tergelak. Cewek itu cemberut.

“Ah, terserah!” Xaquila mendecak. “Aku tunggu di depan kelas kamu ya pas pulang sekolah?”

Vino hanya mengacungkan jari yang berbentuk simbol ‘OK’. Lalu, ia melenggang pergi meninggalkan Xaquila yang masih mematung di tempat. Cewek itu masih merasakan detak jantungnya berdetak tidak keruan bila berada di dekat Vino.

^^^^

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Namun, Fanie sangat enggan beranjak sedikitpun dari tempatnya. Walaupun Alana sempat memaksanya untuk pulang bersama, namun dengan cepat ia tolak secara halus.

Pikirannya berkelana membayangkan Vino dan Xaquila yang akan pergi bersama. Entah kenapa ia merasa kesal mengingat hal itu. Ada setitik rasa tidak rela membiarkan Vino pergi dengan cewek lain. Apalagi cewek itu mengeluarkan aura yang tidak biasa.

[SHS 2] - ANNI(Ad)VERSARY ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang