Gumpalan awan hitam nampak sangat jelas berkerubung di langit
Menciptakan suasana yang berbeda kala itu
Terangnya langit menjadi gelap
Tanpa diiringi aba, air hujan datang mengguyur bumi
Membasahi tanah yang semula keringJika diibaratkan
Akulah sang awan hitam itu
Membawa suasana yang berbeda pada diriku sendiri
Hati yang semula ceria menjadi gundah gulana
Air mata tetiba mengalir tak terduga
Membasahi kedua pipiku
Kalau kau bertanya, mengapa aku menangis; jawabannya adalah karena dirimu
Dirimu yang sempat hadir lalu singgah cukup lama di hatiku
Kemudian pergi tanpa aba; meninggalkan sebuah hati yang terluka disini
Tanpa peduli dan kau bahkan enggan kembali
Kalau kau bertanya, apakah aku merindukanmu; jawabannya adalah aku sangat rinduAku rindu akan kehadiranmu
Rindu mendengarkan suaramu
Rindu melihat senyummu
Rindu melihat kedua mata indahmu
Tetapi, tak ada lagi obat penawar untuk rindukuKini kian lama kian aku menyadari; bahwa kau salah satu kemustahilan terbesar bagiku
Berpikir bahwa kau akan kembali meski aku memohon
Tapi kau hanya akan menjadi bagian dari kisah hidupku
Meski aku harus menyakiti hatiku
Dan kau akan selalu tersimpan rapi di arsip ingatanku; sebagai jiwa yang pernah mengarungi dunia bersamakuSekarang biarkan aku menjadi awan hitam yang menyedihkan untuk sementara
Hingga aku bisa mengubahnya menjadi awan hitam yang selalu menciptakan pelangi setelah hujan disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Kata
Poetry***Slow Update*** Hanya sekedar tulisan biasa yang penuh arti