Kamu, satu dari sekian banyak orang yang mampu meluluhkan hatiku dalam sekejap
Kamu, alasanku mengapa aku selalu tersenyum di setiap pagiku
Kamu, alasanku mengapa aku selalu rindu padamu
Dalam detik dan menit yang telah berlalu, aku selalu berpikir mengapa bisa aku mencintaimu. Pertanyaan klasik yang selalu diucapkan oleh setiap pasangan yang merasa ingin tahu.
Setiap hari, aku selalu menceritakan dirimu kepada dunia bahwa aku beruntung telah memilikimu. Aku beruntung bisa menikmati setiap senyummu yang terlukis indah di bibirmu.
Tidak pernah rasanya sehebat ini aku mencintai seseorang. Yang sebelumnya hanya biasa-biasa saja, tapi tidak denganmu. Kamu membuat semuanya terasa lebih menawan dari sebelumnya.
Tak terhitung telah berapa hari aku lalui bersamamu. Tak terhitung berapa ratus menit aku habiskan waktu bersamamu. Aku tidak pernah merasa lelah. Aku tidak pernah lelah mencintaimu.
Hingga pada satu hari. Aku mulai tersadar, bahwa hanya aku yang terlalu bahagia. Hanya aku yang terlalu membanggakan dirimu. Hanya aku yang terlalu memperjuangkanmu.
Kamu mulai jenuh denganku. Kamu bilang, kamu tidak lagi mencintaiku. Sedangkan, aku masih mencintaimu dengan setulus hatiku. Kamu bilang, kamu tidak lagi pantas untukku. Tapi aku masih berpikir bahwa kamu pantas untuk ku miliki.
Sungguh. Benar-benar membuat hatiku merasa sakit. Memang tidak berdarah tapi ini benar-benar menyakitkan. Aku tidak tahu apa yang semestinya aku lakukan ketika kamu mengatakan hal-hal itu. Terdiam. Dan hanya air mata yang mewakilkan perasaanku saat itu.
Tidak tahu dimana letak kesalahanku padamu, hingga dengan teganya kamu membuatku yang dengan tulus mencintaimu ini menangis.
Sekarang.
Aku perlahan melupakan dirimu. Mencoba untuk berhenti memikirkan segalanya yang membuatku sedih. Hanya saja kenangan-kenangan manis itu masih saja terngingang di kepalaku. Tapi tidak apa. Itu terkadang membuat hatiku senang walaupun tetap saja ada rasa sedih disana.
Ingatkah? Aku pernah bilang, bahwa kamu adalah satu dari sekian banyak orang yang mampu meluluhkan hatiku dalam sekejap. Dan kamu pula, satu dari sekian banyak orang yang mampu membuat hatiku hancur dalam sekejap.
Terima kasih. Karena selama ini kamu (tidak) mencintaiku. Seperti aku yang mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Kata
Poesía***Slow Update*** Hanya sekedar tulisan biasa yang penuh arti