4. Dated

87 6 0
                                    

"Kita naik motor?"
Sontak saja pertanyaan dari Karin membuat Jaehyun bingung.
"Iya, kenapa?"

"Aku enggak bisa terlalu deket. Kata Papa belum sah." dengan polosnya Karin berbicara seperti itu. Dia hanya bisa mendapatkan tertawaan dari Jaehyun.
"Jadi kamu ngode biar bisa dihalalin secepatnya gitu?"

"Enggak gitu."

"Yaudah ayo naik."

"Aku enggak pake helm. Nggak apa-apa?"

Jaehyun menepuk dahinya. Dia lupa kalau dia lagi ngegebet cewek, efek kelamaan jomblo.

"Yaudah, tunggu sini aku ambilin helm."

Lelaki itu langsung pergi lagi kedalam rumah meninggalkan Karin yang berdiri disamping motornya.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam, tapi kenapa malam ini terasa sangat dingin. Tak lama Jaehyun mendekati Karin dan memakaikan helm dikepalanya. Serasa mati membeku Karin diperlakukan pangeran yang satu ini.

Tak menunggu waktu lama mereka berdua sudah diatas sepeda motor.
"Pegangan cantik."

"Enggak mau."

💫💫💫

Baru kali ini ia merasa seperti dikejar renternir. Dugun-dugun gais.
"Rin, mau kemana?"

Jaehyun bodoh. Sudah tahu mereka berada ditengah jalan, masih saja bertanya.
"Hah? Iya." balas Karin seadanya.

"Bukan, gitu. Kamu mau kemana?" tanya kembali Jaehyun. Reflek Karin mendekatkan telinganya kedepan untuk lebih terdengar. Namun yang terjadi helm mereka saling terbentur.
"Duh, anjir."

Pasrah juga Jaehyun bertanya pada Karin. Keduanya saling terpaku pada pikiran mereka masing-masing. Sambil menikmati jalanan kota Jakarta, motor nmax Jaehyun menyelip bagaikan seorang pembalap.
"Jae, jangan gitu napa. Gue masih mau hidup."

Tangan Karin sedari tadi menepuk bahu Jaehyun dengan kasarnya.
"Duh, sakit. Udah, Rin."

"Hah? Apaan?"

Nyesel anjir Jaehyun nanya. Pada dasarnya budek mah enggak bisa diilangin. Udah budek, bolot pula. Paket lengkap memang Karin.

💫💫💫

"Katanya enggak boleh deket, tapi malah gandengan."
Ledek Jaehyun. Niat awal mereka memang untuk nonton film.
"Oh, gitu? Yaudah kita pisah ranjang."
Karin melepaskan rangkulan tangannya dari lengan Jaehyun. Jarak mereka kini menjauh.

"Eh kan kita belum sah." Jaehyun memperingatkan kepada Karin bahwa status mereka ini masih belum jelas. Pacaran enggak, temenan juga enggak deket, tunangan juga belum.
"Bercanda sayang." balas Karin sambil tersenyum lebar.

"Yaudah sini gandengan lagi."
"Enggak." seketika raut wajah Karin menjadi ganas. Buset bisa bener nih orang aktingnya.

"Yaudah aku yang ngegandeng kamu."
Bukannya menempelkan telapak tangan Jaehyun di tangannya, Jaehyun malah merangkul Karin. Kan Karin keliatan pendeknya, mas. Enggak kasian apa T_T

Tak terasa mereka sudah berada didalam gedung bioskop.
"Mau nonton apa?" tanya Jaehyun. Karin hanya mengangguk dan tidak menanggapi apa yang Jaehyun bicarakan.

"Entahlah. Aku laper."
Wajahnya sengaja dibuat memelas kepada Jaehyun.
"Pesen dulu ya tiketnya. Nanti kalau sempet kita makan dulu."

Karin mengangguk sambil kepalanya diusap pelan oleh Jaehyun. Sementara Jaehyun memesan tiket untuk mereka berdua, Karin menunggu dibangku depan studio 3.

Sebentar. Seorang pria yang ia ingat sedang berkencan dengan wanita lain. Apa-apaan?!
Karin memasang wajah sarkastik dengan tatapan matanya yang terus menerus melekat untuk pria yang jaraknya sekitar 400 meter darinya.

"Eh, Rin. Liatin apa?" Jaehyun menepuk pundak Karin. Sontak saja itu membuat Karin sedikit terkejut.
"Enggak. Udah?"

Jaehyun mengangguk.
"Mau makan?" ajak Jaehyun. Siapa sih yang enggak mau diajak makan kalau dibayarin?

Karin langsung menarik tangan Jaehyun keluar dari studio bioskop menuju foodcurt
Di mall yang lumayan bisa dibilang megah tersebut.
"Kamu tadi liatin apa?"

Gawat. Jaehyun pasti melihat pria yang tadi Karin perhatikan.
"Nggak."

"Bayar makan sendiri ya?" Jaehyun berusaha menggodanya? Untuk apa? Tenang saja Karin punya banyak siasat untuk mendapatkan makan gratis.
"Oh, oke."

"Bercanda sayang."
Persis sama seperti tadi Karin lakukan, Jaehyun meniru persis ucapan dan gaya bahasa Karin saat menggodanya.
"Copas."

"Kan kamu yang ngajarin."
"Enggak."
Hening. Jaehyun dibuat mati kutu oleh Karin.

"Mau makan dimana?" tanya Karin. Jaehyun mengedikkan bahunya. "Terserah."

(Woi kebalik. Harusnya ceweknya yang bilang terserah, cowoknya yang banyak nanya.)

"Dimsum yuk?" ajak Karin. Jaehyun hanya menurut saja. Daripada ia kena semprot Karin.

💫💫💫

Dua pasang muda-mudi sedang menikmati makanannya. Jaehyun sibuk menggulir chat di telepon genggam miliknya, sementara Karin sibuk menghabiskan makanan yang ada diatas meja.
"Jae." panggil Karin.

Jaehyun yang merasa terpanggil hanya menanggapinya dengan bergeming.
"Hmm.."

"Makan. Jangan main hp terus."
Peringatan pertama. Namun masih tidak digubris oleh Jaehyun.

"Jeffry. Makan." Peringatan kedua sudah penuh dengan penekanan.
"Iya, kamu dulu." Masih sama Jaehyun tidak bisa dibujuk dengan cara baik-baik. Satu-satunya cara adalah dengan baku hantam. Enggak. Bercanda sayang.

Dengan cepat Karin merebut telepon genggam milik Jaehyun dari cengraman tangannya. Hape iphone boba gais. Jaehyun rich gais. Apalah daya Karin yang memakai handphone nya blackpink, samsung.

Jaehyun menatap Karin dengan menggemaskan. Sungguh, itu tidak akan mempan untuk seorang Karin.
"Makan dulu."
Mau tidak mau Jaehyun menuruti permintaan Karin.

(Karin ini udah kayak emak-emak yang ngingetin anaknya makan gegara kebanyakan maen hape teros.)

"Galak sama tomboinya enggak berubah." cibir Jaehyun.
"Emang." balas Karin dengan datarnya.

"Jadi keinget masa kecil tau enggak. Dulu kita punya geng loh berempat anggotanya. Kamu cewek satu-satunya."

Jadi flashback  enggak tuh.
"Oh, i know."

Tak ada topik lagi diantara mereka. Karin dan Jaehyun larut dalam keheningannya.

To be continue

XOXO🤟

Hiatus dulu kawand-kawand kalau ada waktu disempetin bakal up kok
Uprak make me crazy:(

Stay Healthy semuanya🙏💛

My Husband Is Jeong JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang