Seorang perempuan muda baru saja keluar dari mobil taksi yang mengantarnya dari bandara sampai kerumahnya. Segeralah dibayarkan argo, dan langsung menginjakkan kembali tanah kelahirannya. Jakarta.
Orang tuanya tidak tahu jika Karin akan pulang hari ini. Sengaja Karin tidak memberi tahunya agar menjadi kejutan untuk mereka. Perempuan itu langsung membuka pintu gerbang dan mulai memasuki rumah lamanya.
Karin yang baru saja datang dari luar kota dikejutkan oleh kedatangan beberapa tamu dirumahnya. Mereka tidak asing, Karin tahu siapa mereka.
Dia adalah tetangga satu wilayah yang sama. Tetapi apa alasan mereka datang berkunjung? Apa ada yang salah?
"Assalamualaikum."
Seraya pergi menghampiri mereka Karin mengucapkan salam. Semua mata tertuju pada Karin setelahnya."Waalaikumsalam." jawab mereka semua serempak.
"Kenapa?" tanya Karin yang tidak nyaman dengan tatapan dari mereka semua.
"Rin, coba sini duduk dulu."
Mama Karin yaitu Shintia menepuk sofa disebelahnya yang kosong.Karin menurut. Dia langsung duduk disebelah Mamanya itu.
"Ada apa, Ma?"
Sungguh Karin seperti orang yang sangat kebingungan. Tidak tahu apa-apa namun ikut terlibat didalamnya."Mama mau kenalin sama anaknya tetangga sebelah kita. Jaehyun."
Sinthia tersenyum manis. Sungguh Karin rasanya ingin pergi saja dari lingkaran setan ini.Jaehyun? Seperti pernah mendengar namanya. Kedengarannya tidak asing, namun Karin lupa siapa Jaehyun. Lagipula dia juga lama di Yogyakarta, jadi tentang beberapa memori di Jakarta dia lupa.
"Jaehyun. Oh iya. Kamu kenalnya sama Jeffry. Jadi dia itu temen masa kecil kamu. Kamu lupa?"
Pantas saja seperti tidak asing kedengarannya. Jeffry adalah Jaehyun didepannya ini. Karin hanya mengetahui nama panggilan Jaehyun saat kecil, dikarenakan Jaehyun sering kali dipanggil oleh kedua orang tuanya dengan panggilan Jeffry.
"Oh, Jeffry. Yang kalau bohong enggak bisa. Pasti telinganya langsung merah." balas Karin sambil menatap lelaki didepannya.Sang pemilik lesung pipi hanya tersenyum menanggapinya.
"Sepertinya kita tidak butuh waktu lama untuk melangsungkan pertunangan kalian."
Sebentar. Itu bukanlah suara dari Sinthia mama Karin, tapi mama Jaehyun."Eh? Tunangan? Aku baru sampe di Jakarta dong jangan ngeprank gitu lah."
Karin masih sempat berfikir untuk mencoba berfikir positif.Sedangkan sedari tadi Jaehyun hanya diam saja tanpa mengangkat suara apapun.
"Iya, Rin. Mama tau ini terlalu mendadak banget, tapi enggak ada salahnya jika kalian bertunangan bukan?"
Kini suara lelaki paruh baya yaitu Papa Karin menggema dalam ruangan tersebut."Jeffry? Yakin kamu?" tanya Karin kembali memastikan.
Yang ditanya hanya mengangguk pelan sambil memamerkan lesung pipi indahnya.
"Ma. Mama jujur sama aku mama pake dukun mana? Anak mama juga masih muda, Ma. Karin enggak butuh yang namanya pelet maupun sejenisnya, Ma. Karin bisa dapet cowok kok. Jujur aja, Ma," ucap Karin.Sontak semuanya hanya tertawa mendengar celotehan dari Karin.
"Enggak kok. Jaehyun sendiri yang memutuskan buat melamar kamu."Alis Karin dikerutkan sebagai tanda masih tidak percaya apa yang terjadi saat ini.
"Jef?" Terakhir kalinya Karin menanyakan kebenaran akan hal itu kepada Jaehyun sendiri.
"Iya. Karin Alvara Fatasha, maukah kamu menikah denganku?"Deg. Apa-apaan ini?! Jantungnya berdetak tidak karuan. Bayangkan saja Karin baru saja pulang untuk libur semester dan kembali ke Jakarta tiba-tiba langsung ditunangkan dengan teman masa kecilnya.
Seharusnya dia yang mengejutkan orang didalam rumah, bukan dia yang dikejutkan karena berita akan tunangannya ini.
To be continue
XOXO🤟💛
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Jeong Jaehyun
RomanceSemuanya terasa sangat mendadak dan tidak masuk akal. Tiba-tiba saja dia datang bertamu kerumah dengan niat ingin bertunangan denganku. Apa dia sudah gila? Atau mungkin Mama menanamkan pelet kepadanya? Jeong Jaehyun. Anak tetangga sebelah yang jara...