2. Can't Believe

121 8 0
                                    

Sang puan masih terdiam masih tidak mengangkat suaranya. Sedangkan yang lainnya sedang menanti cemas apa yang akan Karin jawab nantinya.
"Ini masih terlalu cepat, Ma."

Senyum yang awalnya Jaehyun tunjukkan kini memudar perlahan.
"Aku bisa aja nerima, tapi Mama tau sendiri aku masih kuliah. Aku belum sepenuhhnya siap."

"Tapi bukan berarti kamu belum siap untuk berkomitmen bukan?"
Karin benci tatapan matanya. Mau bagaimanapun dia lemah jika ditatap dengan tatapan lembut khas milik Jaehyun.

Puan tersebut membisu. Jaehyun hanya bisa menghela nafasnya. Jawabannya hanya digantungkan, lebih pedih dibandingkan ditolak.
"Aku pikirkan baik-baik lagi. Kalau aku udah siap aku bakalan kasih tau kamu."
Senyum Karin terpaksa.

"Oke. Kalau begitu beritahu secepatnya, Rin. Jaehyun enggak suka digantungin." balas Mama Jaehyun.

Mereka semua pamit pulang dan meninggalkan Karin yang penuh dengan perasaan yang bimbang dan galau sangat.

Namun saat Karin mengantar mereka semua, seketika Jaehyun berbalik arah dan menatap wajah Karin.
"Jaga diri baik-baik. Nanti malam aku jemput."

Telapak tangan besar Jaehyun menyentuh puncak kepala Karin. Tanpa basa-basi lagi Jaehyun langsung pergi begitu saja meninggalkan Karin yang membeku karena perlakuan darinya.
"Gila. He makes me feel shy."

Tak lama semenjak kepergian keluarga Jaehyun, Karin masuk kedalam rumah dan mencoba mencari tahu apa dan kenapa Jaehyun tiba-tiba mengajaknya bertunangan.

Dilihatnya diruang tamu, namun nihil dilihatnya. Kembali matanya menjelajah setiap sudut ruangan dari rumahnya. Dan terjangkaulah penampakan sosok Mama nya didapur sedang mencuci gelas.

"Kamu pasti mau tanya kenapa Jaehyun tiba-tiba datang kerumah dan mencoba bertunangan sama kamu'kan?"

Seperti cenayang, Sinthia menanyakan apa yang berada dalam isi kepala Karin.
"Kok, tau sih."
Dikerucutkannya bibir Karin menjadi seperti bibir bebek.

Sambil merapikan gelas kembali kedalam rak lemari, Sinthia mencoba menjawab pertanyaan dari Putrinya tersebut.
"Awalnya emang Mama enggak tau kamu bakalan dateng sekarang. Barusan banget Jaehyun dateng bawa orang tuanya buat bikin kesepakatan antara kita. Setelah kamu lulus targetnya sih kamu langsung nikah sama dia. Tapi, kamu dateng dan terjadilah peristiwa ini."

Sinthia tersenyum, tapi tidak dengan Karin. Dia masih merajuk dan tidak terima akan kenyataan ini.
"Mendadak banget tau nggak sih, Ma."

"Tapi kamu enggak bakalan nolak cowok kayak Jaehyun bukan?" Goda Sinthia. Sementara Karin tersipu.

"Jaehyun ganteng sih, Ma. Tapi, entah kenapa masih ada yang kurang sreg dari aku soal dia. Masih ada yang ngeganjel gitu."

"Yaudah, jalanin aja dulu. Kalau masalah tunangan mah gampang. Toh, kamu juga dikit lagi lulus." Sinthia menasehati Karin. Tapi, Karin tidak menggubrisnya dia malah bersikap seolah tak akan menerima permintaan tunangan dari Jaehyun.

"Tapi aku mau berkarir dulu."
"Mama, tau. Seenggaknya kalian berdua bisa diskusiin kan?"

Inilah yang membuat Karin lebih bimbang lagi. Disatu sisi keluarganya saling mendukung, tapi apakah dia benar-benar yakin akan keseriusan Jaehyun untuk berkomitmen bersamanya. Entahlah.

Langkah kakinya menjauh dari dapur. Karin mencoba melihat beberapa album foto masa kecilnya. Siapa tahu saja Jaehyun memang benar-benar teman semasa kecilnya.

Diberantakannya lemari pendek disamping televisi tepat diruang tamu. Sebuah album foto berwarna hitam dia ambil. Seingatnya album berwarna hitamlah yang menyimpan kenangannya semasa kecil dahulu.

Saat sudah mendapat apa yang Karin mau, dirapikannya kembali dan dibawanya album foto itu menuju kamarnya.

Duduk dimeja belajarnya yang kebetulan menghadap kearah jendela. Matanya terus menatap sambil tangannya bergulir dari satu halaman ke halaman lainnya.

Bukan hanya menyelidiki tentang asal-usul Jaehyun sebenarnya, dia sedikit menjadi flashback dengan masa kecilnya. Dimana ia sangat dikenal sebagai anak kecil yang tomboi yang suka bermain dengan lelaki yang lebih tua darinya, dibandingkan perempuan yang sebanding dengannya.

 Dimana ia sangat dikenal sebagai anak kecil yang tomboi yang suka bermain dengan lelaki yang lebih tua darinya, dibandingkan perempuan yang sebanding dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebentar. Mengapa Mama menyimpan satu foto anak laki-laki. Bukankah ini album foto khusus tentangnya. Memang Mama Karin memiliki hobi memotret jadi jangan heran jika akan banyak sekali poto yang sudah tidak bisa dipajang ditembok maupun disudut ruangan.

Apa jangan-jangan dia adalah Jaehyun? Mungkinkah?

To be continue

XOXO🤟

My Husband Is Jeong JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang