5. Would U Say Yes?

100 7 0
                                    

Didalam ruang bioskop keduanya tidak mengeluarkan suara sama sekali. Karin hanya fokus menatap kelayar lebar sambil menyemili berondong jagung miliknya. Jaehyun mah malah tidur. Dia yang ajak jalan malah ketiduran.

Sesekali Karin melirik Jaehyun disampingnya.
"Jae?"
Karin menyenggol lengan Jaehyun dengan sikutnya. Jaehyun terkejut bukan main, ditatap lah Karin yang sedang melihatnya dengan tidak santuy.
"Kalau ngantuk ayo pulang aja."

"Enggak. Filmnya sedikit boring makanya aku tidur." elak Jaehyun.
"Yaudah ayo pulang. Daripada nanti pas lagi nyetir motor kamu ngantuk kan enggak lucu kita mati berdua dalam keadaan konyol. Mana aku belum lulus kuliah, kerja juga belum, apalagi nikah," ucap Karin.

"Jadi gimana nasib aku yang digantungin? Kamu terima?" tanya Jaehyun penasaran.

Karin mengigit bibir bawahnya, tak berani mengeluarkan kata lagi.

"Kalau emang kamu masih ragu, enggak apa-apa. Its fine. Mungkin aku yang terlalu cepat mengambil keputusan."
Beruntungnya Jaehyun masih bisa mengerti keadaannya.
"Tapi, aku masih ada satu pertanyaan."

"Apa?" balas Jaehyun cepat.

"Alasan kenapa kamu tiba-tiba ajak tunangan itu apa?"

Dan ya itu yang masih menjanggal Karin. Bagaimana bisa hanya dengan teman masa kecil seseorang bisa langsung mengambil keputusan untuk bertunangan begitu saja.

"Kamu tau ada hal yang perlu diberi tahu dan lebih baik tidak diberi tahu bukan?"

Ayolah. Karin ini orangnya lemot, jangan main tebak-tebakan dong.
"Maksud kamu? Jadi kamu nggak bakal ngasih tau aku alasan sesungguhnya? Justru itu, Jae. Aku masih ragu sama kamu karena aku enggak tau alasan pasti kamu tiba-tiba ngajak tunangan."

Sempat membuang wajahnya sebentar untuk membuang napas, Jaehyun kembali menatap wajah Karin.
"Satu alasan tanpa syarat. Aku mencintai Karin Alvara Fatasha. Tidak ada syarat kamu harus sempurna untuk seorang Jeong Jaehyun."

(Cringe ga sih?:)

"But, i didn't love you. Tell me how to fall in love with you?"

"Gampang. Terima aku apa adanya. Lakukan dengan besar hati dan tidak terpaksa."
Lesung pipinya merekah dengan begitu indahnya. Karin dibuat tersipu karena sikapnya yang sangat manis itu.

Sisa waktu didalam studio bioskop mereka habiskan untuk berbincang sedikit mengenai masa lalu mereka, dll.
"So, what's the answer?" Jaehyun

Can i say no?" goda Karin.
"Two chooses. Yes or yes?" balas Jaehyun dengan gurauannya.
(Kayak lagunya twice;v)

"Of couse Mr. Jeong Jaehyun. Yes."

Jaehyun tersenyum puas menanggapi jawaban dari Karin. Tak butuh waktu lama untuk Jaehyun mendapatkan jawaban dari Karin.

"So, don't be coldest for me. Mrs. Jeong."
Jaehyun suka sekali menggoda Karin.
"Belum sah."
Karin langsung memudarkan senyuman manis Jaehyun.
"Mau dicepetin?" Alis Jaehyun di naik-turunkan.

Bisa dibilang teater malam ini tidak terlalu ramai. Karin membayangkan bagaimana jika Jaehyun melamarnya ditengah keramaian? Ah, gila. Halusinasinya terlalu tinggi.

💫💫💫

Jaehyun sedari tadi tidak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Karin.
"Besok jangan jalan lagi ya?"

"Hah? Maksudnya?" bingung. Karin tidak tahu apa maksud dari pria disampingnya ini.

"Besok kita tanding basket. Oke?" ajaknya. Dan seketika Karin menjawabnya.
"Aku enggak jago."

"Aku ajarin," ucap Jaehyun.

Tak terasa mereka sudah ada di-basement parkiran mall tersebut. Jaehyun selalu bisa membuat Karin kagum hanya karena ucapan dan tindakan sederhananya sama seperti saat ini. Jaehyun sibuk memakaikan helm dikepalanya.
"Mama nitip apa, Jae?"

"Cuma nitip Karin dijaga baik-baik. Katanya kalau lecet pabriknya enggak bisa produksi lagi. Soalnya Karin Alvara Fatasha langka. Cuman satu copy didunia."

"Woi, elah. Bisa aja ngerdusnya."
Kan. Sifat Karin yang asli keluar.
"Bisalah. Kan kamu yang ngajarin."
"Udahlah. Ayo pulang."

Setelah perdebatan ringan, mereka kembali untuk pulang kerumahnya masing-masing. Kalau rumahnya sama namanya udah sah.
(Gajelas? Emang. Bye:)

Mungkin benar kata Jaehyun tadi. Kita enggak pernah bisa menghendaki seseorang untuk bersikap seperti ini, pada dasarnya kalau memang jatuh cinta ya apa adanya bukan ada apanya.

Rasanya begitu lepas jika kamu benar-benar dicintai dengan tulus oleh seseorang, sementara kamu akan merasa terkekang jika dicintai hanya karena semata-mata obsesi sementara.

Tangan Karin memeluk erat tubuh Jaehyun. Belum sah udah nempel, padahal mah awalnya nolak sok ngomong kalau belum sah. Ini main ambil kesempatan aja, dasar Karin. Aku kan iri:')

Kurang lebih memakan waktu sekitar lima belas menit, Karin diturunkan didepan rumahnya.

To be continue

XOXO🤟

My Husband Is Jeong JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang