'bout us

53 8 2
                                    

"terima kasih sudah mau jadi bagian dari kami, kaz." ucap seorang lelaki paruh baya dengan kemeja lengkapnya.

jeff moriarty, ayah caelan kini memegang kendali pada perusahaan milik almarhum papa mika.

"iya om, kaz juga senang bisa jadi bagian dari perusahaan ini." balas kaz ramah.

"oh iya, om juga butuh satu model wanita. om dengar dari caelan kalo pacar kamu juga seorang model, kan?" tanya jeff.

kaz menggaruk tengkuknya, "hmm iya om."

"haha gitu aja kamu malu kaz," tawa jeff sambil memukul pelan lengan kazuma.

"namanya siapa?" lanjutnya.

"fica, om."

"oh, kalo begitu besok kamu dan fica datang ke studio jam 10 ya. om ga bisa datang, ada rapat penting di luar kota. mungkin besok caelan yang akan menemani kalian."

kazuma sudah mengetahuinya, ya jeff baru saja menceritakannya. sempat tak percaya, tapi memang sekebetulan ini. jadi menurut kaz, mika salah kalau ia tidak mau menerima caelan dan ayahnya. pasalnya kaz mengenal mereka dengan baik, mereka juga pribadi yang jujur dan baik pula. mika dan caelan adalah sahabat baiknya, dan kini mereka menjadi saudara.

"baik, om."

---

setelah kejadian kemarin, mika tidak benar benar pergi dari rumah. meskipun mika kembali kerumah larut malam dengan keadaan pipi yang lebam.

anne, mama mika. menunggunya semalaman hingga tertidur di sofa. ada rasa sakit yang menjalar pada dada mika ketika melihat mama nya yang begitu khawatir hingga tertidur. terlihat mata anne yang sembab, seperti menangis semalaman.

kini mika mulai bangun dari tidurnya, sedikit ada rasa nyeri ketika ia membuka mulutnya. bagaimana tidak, kemarin ia mendapatkan pukulan dari william.

mika bangkit, mengambil handuk dan segera membersihkan tubuhnya.

menyalakan shower, membiarkan air membasahi kepala hingga ujung kakinya. dinginnya air menyentuh tubuh eksotisnya, sedikit memberi kesegaran pada pikirannya.

tapi nyatanya mika masih bergelut dengan pikirannya, membiarkan air membawa begitu saja angan dalam benaknya.

"nak, kamu udah pulang?" tanya anne, ketika mika baru saja keluar dari kamar mandi.

mika menghentikan aktivitas menggosok rambutnya yang basah dengan handuk, menatap anne sebentar. "hm."

"maafin mama, nak."

"aku udah maafin mama." sesingkat itu lalu keluar dari kamar.

anne menahannya, "kamu boleh marah sama mama, tapi tolong kamu hormati om jeff. dan perlakukan caelan seperti adik kamu sendiri, mika."

lagi lagi anne mengeluarkan air matanya, kelemahan terbesar mika.

"pasti, ma." jawabnya mantap, tapi ada sesuatu yang berbeda di hatinya.

anne tersenyum, ada rasa lega di hatinya. seperti perlahan ada ruang yang memberinya banyak tempat.

mika balas tersenyum, ada sedikit rasa tak rela. tapi tak ada anak yang ini melukai hati ibunya, bukan?

"astaga, muka kamu kenapa?" anne membelai pipi mika, menyadari putranya sedang tidak baik baik saja.

mika menepis pelan tangan anne, "mika gapapa, kemaren hampir di rampok aja."

"apa?"

"udah ma, gapapa. cuma lebam dikit, nanti juga sembuh." ucap mika menenangkan, "mama masak apa hari ini? mika laper."

THE CHOICE  [INTERSECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang