meet again

40 6 0
                                    

Mungkin hari ini adalah hari yang tepat bagi Vina untuk menelpon Pak Jeff, iya Vina masih sangat mengharapkan gajinya.

Meskipun ini terdengar tak sopan, tapi apa salahnya? Toh Mika juga tidak memberikan gaji padanya.

Vina memutar otak, mencari kata kata yang tepat untuk membicarakannya pada Pak Jeff. Kira kira bualan apa yang harus ia katakan? Kalimat apa yang bisa menunjangnya?

Apalagi Adiknya, Reno akan melakukan ujian semester yang tentunya akan membutuhkan uang yang cukup banyak. Terlebih Reno adalah anak yang tidak sabaran dan selalu menuntut pada Vina.

Ia juga dikenal dengan anak yang cukup nakal, baru saja bulan lalu Vina harus mengganti beberapa buku perpustakaan yang hilang setelah di pinjam oleh Reno. Ya, adiknya itu memang sangat nakal dan ceroboh.

Selain itu masih banyak ulah yang dilakukan oleh adik semata wayangnya itu, yang tentu saja tak bisa di sebutkan satu persatu. Dan Vina rasa ia tak harus mengungkitnya, ia sudah ikhlas melakukannya.

Vina memang harus banyak banyak bersabar menghadapi satu satunya keluarga yang ia punya disini. Bagaimanapun Reno adalah adiknya, dan nakal itu wajar lagi pula ia masih kecil. Semoga kelak Reno mau berbalas budi atas semua perjuangan yang telah di lakukan oleh kakaknya ini.

"KAK VINA SARAPAN AKU MANA??"

Vina menepuk dahinya, terlalu memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan uangnya membuat ia lupa satu hal.

Vina bangkit lalu pergi menuju dapur dan menyiapkan makanan untuk adiknya. Reno yang tidak sabaran membuat Vina sedikit terburu buru saat memasak.

"Kak, udah laper banget nih. Keburu telat juga."
Oceh Reno yang tengah duduk di ruang makan.

"Iya sabar bentar lagi."

Reno terus memukul mukul meja makan dengan garpu dan sendoknya, membuat Vina sedikit kesal.

"Nih udah jadi. Cepet makan."

Reno tersenyum lebar dengan menunjukkan barisan gigi nya yang beberapa ompong.

Vina duduk di depan Reno, lagi-lagi memikirkan tentang gajinya yang belum ia dapatkan.

Kali ini ia berinisiatif untuk menelpon Pak Jeff.

"Halo, selamat pagi Pak Jeff."

"Vina? Ah iya selamat pagi. Ada apa?"

Vina menggigit ujung bibirnya, ini yang akan sulit ia katakan. Padahal tak ada yang salah, toh ini juga haknya. Menjadi orang yang tidak enakan memang menyulitkan.

"Uhm- saya.."

"Ah iya saya tau, kamu bisa datang kesini?"

"Datang ke kantor?"

"Iya, sekalian ada hal yang perlu saya bicarakan."

"Baik Pak."

Vina menutup telponnya lalu bernapas lega setelah mendapati perlakuan yang tak seburuk apa yang ia pikirkan.

"Cepet Reno, nanti kita telat."

Reno menatap sinis lalu mengakhiri makannya dan mulai meminum segelas susu coklat di hadapannya.

Vina menarik tas milik Reno lalu menuntunnya pergi.

"Belajar yang pinter, inget kamu ga boleh nakal!" Ucap Vina ketika mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Jangan bikin ulah lagi, jangan main bola di deket kelas, kakak bakal makin pusing kalo harus ngeganti kaca kelas yang pecah gara gara kamu."

Ya, satu lagi ulah yang pernah Reno lakukan.

THE CHOICE  [INTERSECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang