annoying

26 7 0
                                    

Lisa merapikan meja makannya, menyiapkan beberapa macam lauk untuk hari ini. Cowok itu belum bangun dan Lisa pun tak berani membangunkannya.

"Astaga, kenapa aku masak banyak banget? Harus banget aku masak buat dia?" Lisa tersadar bahwa tanpa sengaja ia harus memasak untuk William.

Apa itu artinya Lisa menghargai kehadiran William?

Sudah terlanjur dan tak mau ambil pusing, bagaimanapun William juga manusia yang butuh makan. Meskipun kedatangannya tak pernah Lisa harapkan.

"Yaampun, air minum habis lagi." Lisa baru menyadarinya,

tak seperti sebelumnya. Kini bukan hanya William yang butuh tapi Lisa juga butuh minum.

Tapi ia lupa akan satu hal,

uangnya tak cukup untuk membeli air minum. Pasalnya uangnya telah habis untuk membeli lauk hari ini.

Aku bisa minum di toko nanti, batinnya.

Tapi bagaimana dengan William?

Ah lagi lagi ia memberatkan tentang ini.

Lisa melihat jam dindingnya, menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Itu artinya sebentar lagi ia harus berangkat ke toko.

Tapi masalahnya cowok itu belum bangun, tapi apa salahnya Lisa untuk membangunkannya? Ini rumahnya dan Lisa berhak untuk melakukannya.

Lisa menelan ludahnya kasar, harap harap tidak terjadi apapun.

Bagaimanapun William adalah orang asing yang tiba-tiba ingin menginap di rumahnya. Lisa takut kalau dia adalah orang jahat yang ingin merampok atau menculiknya.

Lisa melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, amat pelan. Tak lupa ia juga melihat segala hiasan dan barang yang cukup berharga di ruang tamunya. Takut jika bendanya hilang, ataupun William sengaja merusaknya.

Meskipun penampilannya terlihat seperti orang berada, tidak menutup kemungkinan jika William hanya lelaki yang ingin menyamar untuk merampok Lisa.

Orang ini bener bener salah sasaran kalo mau rampok aku, batin Lisa.

Terlihat William yang masih tertidur pulas dengan selimut yang melekat pada tubuhnya.

Lisa menatap intensif ke arah William, memperhatikan lebih dalam apakah William mempunyai wajah wajah brutal atau tidak.

Dan nihil, William terlihat seperti orang baik.

Tapi kenapa attitude nya sangat buruk, Lisa tak ada hentinya perpikiran buruk tentang William.

"Hey, lo mau ngapain?" William terkejut ketika mendapati muka Lisa berada tepat di depannya.

Lisa pun ikut terkejut, ia tak dapat berkutat.

Gotcha,

William terbangun begitu saja saat Lisa sedang mengamati dari sisi wajahnya.

"Lo mau cium gue?" tanya William masih dengan posisi berbaringnya.

Lisa gelagapan, "kamu gila?"

".... Aku cuma mau bangunin kamu."

William mengganti posisinya, kali ini ia bangun. "Maksudnya bangunin gue pake ciuman?"

Cowok ini benar benar membuat Lisa gila, ia sama sekali tak pernah membuat Lisa tenang.

"Terserah kamu, aku cuma mau bangunin kamu karena aku mau berangkat kerja. Dan kamu harus keluar dari sini."

"Lo gamau ngasih gue makan?"

Astaga Lisa lupa satu hal, sebenarnya ia sangat kesal pada cowok ini. Tapi mau bagaimana lagi? Masakannya yang terlalu banyak tadi sangat sayang jika tak termakan, terlebih uangnya habis untuk menyiapkannya.

THE CHOICE  [INTERSECTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang